dikelas.
Menurut Lois V. Jhonson dan A. Banny paling tidak terdapat tujuh masalah yang
perlu dipahami pendidik di kelas, yaitu:
a.
Kelas kurang kohesif,
karena alasan jenis kelamin, suku, tingkah laku, sosial ekonomi, dan
sebagainya;
b.
Kelas mereaksi negatif
terhadap salah seorang anggotanya, misalnya mengejek teman sekelasnya yang menyanyi
dengan suara sumbang;
c.
Penyimpangan dan
norma-norma tingkah laku yang telah disepakati sebelumnya, misalnya sengaja
berbicara keras-keras diruang perpustakaan;
d.
Membesarkan hati anggota kelas yang justru
melanggar norma kelompok, misalnya pemberian semangat kepada badut kelas;
e.
Kelompok cenderung mudah
dialihkan dan tugas yang tengah digarap;
f.
Semangat kerja rendah,
misalnya semacam aksi protes kepada guru karena menganggap tugas yang diberikan
kurang adil;
g.
Kelas kurang menyesuaikan
diri dengan keadaan baru, seperti perubahan jadual, atau guru kelas terpaksa
diganti sementara oleh guru yang lain.
B. Alat
pendidikan material
Alat pendidikan material atau benda
terdiri dari sarana dan prasarana. Prasarana adalah semua alat bantu pelajaran
yang sifatnya tidak langsung sedangkan sarana adalah alat bantu pelajaran yang
langsung dapat dipakai pada waktu interaksi belajar mengajar sedang
berlangsung. Sarana pendidikan terdiri dari alat berat hardware dan alat ringan
software. Alat berat adalah yang bersifat keras dan berat seperti mesin-mesin,
kayu dan sebagainya. Sedangkan alat ringan pemisah buku, alat pelajaran yang
berupa bahan pelajaran atau tugas seperti kertas untuk bekerja dan lembaran
penilaian dalam sistem modul.
Prasarana sebagai alat pendidikan
berkaitan dengan lingkungan fisik tempat belajar meskipun tidak berpengaruh
langsung tetapi mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran.
Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat minimal mendukung
meningkatkan intensitas proses pembelajaran dan mempunyai pengaruh positif
terhadap pencapaian tujuan pengajaran.
Lingkungan fisik yang
dimaksud meliputi:
a.
Ruangan /kelas
Ruangan
/ kelas tempat belajar harus memungkinkan semua siswa bergerak leluasa, tidak
berdesak-desakan dan saling mengganggu antara siswa yang satu dengan yang
lainnya pada saat melakukan aktivitas belajar.
b.
Pengaturan tempat duduk
Dalam mengatur tempat duduk yang penting
adalah memungkinkan terjadinya tatap muka, dengan demikian guru dapat
mengontrol tingkah laku siswa.
c.
Ventilasi dan pengaturan
cahaya
Suhu, ventilasi dan penerangan adalah aset
penting untuk terciptanya suasana belajar yang nyaman.
2.2
Karakteristik
Alat Pendidikan
2.2.1
Pengertian Karakteristik
Alat Pendidikan
Karakteristik
alat pendidikan merupakan hal yang dapat dikatakan sebagai persyaratan atau
berbagai kondisi ideal alat pendidikan, baik yang itu alat pendidikan non
material maupun alat pendidikan material yang digunakan dalam kegiatan
kependidikan.
A. Karakteristik
Alat Pendidikan Non Material
Alat
pendidikan berbentuk non material merujuk pada bagaimana sebaiknya menerapkan
perbuatan atau tindakan pendidik terhadap peserta didik. Alat pendidikan non
material harus memenuhi karakteristik tertentu untuk mencapai tujuan
pendidikan. Berikut adalah beberapa karakteristik perbuatan / tindakan sebagai
alat pendidikan non material :
1)
Perbuatan / tindakan
pendidik hendaknya dilakukan dengan memikirkan terlebih dahulu bagaimana cara
melakukan sesuatu karena setiap manusia mempunyai sifat konservatif yaitu sifat
yang cenderung untuk mempertahankan atau tidak merubah kebiasaan. Manusia yang
memiliki sifat konservatif tidak akan bisa menerima berbagai kebiasaan baru
dalam hidupnya jika kita bertindak tanpa memikirkan segala sesuatunya terlebih
dahulu.
2)
Perbuatan / tindakan
pendidik hendaknya membiasakan peserta didik akan hal – hal yang harus
dikerjakan agar peserta didik terbiasa tanpa harus menunggu perintah orang lain
untuk mengerjakan apa yang harus dikerjakan.
3)
Perbuatan / tindakan
pendidik terhadap peserta didik hendaknya dilakukan dengan hati – hati, baik
itu berupa teguran ataupun perlakuan. Karena, peserta didik yang menerima
teguran atau larangan yang terlalu keras akan merasa segala sesuatu yang
dilakukannya salah sehingga akan menimbulkan frustasi bahkan akan berdampak
keras pada psikologi peserta didik yang tidak menutup kemungkinan akan
tersinggung bahkan bisa menimbulkan rasa dendam.
4)
Perbuatan / tindakan
hendaknya dilakukan dengan diikuti oleh bimbingan apa yang sebaiknya harus
dilakukan peserta didik. Sering terjadi pendidik hanya memberikan ajuran yang
mengakibatkan kebingungan sehingga suatu kegiatan yang seharusnya dilakukan
peserta didik tidak dilaksanakan.
5)
Perbuatan / tindakan
hendaknya diawali dengan memberikan beberapa gambaran yang sesuai sebelum
mengajak peserta didik untuk melakukannya. Misalnya, kegiatan yang berhubungan
dengan kebersihan lingkungan. Caranya dapat dilakukan dengan memberikan
gambaran tentang pentingnya kebersihan dan memberikan informasi akan manfaat
kebersihan, kemudian menghasilkan sikap dimana peserta didik tertarik untuk
melakukan kegiatan kebersihan tersebut.
6)
Perbuatan / tindakan
pendidik hendaknya tidak harus memaksakan diri sedemikian rupa sehingga
pendidik tidak lagi hidup wajar sebagai diri sendiri. Jika demikian, maka
sebagai pendidik justru kehilangan hal pokok yang penting, yaitu kewajaran
pendidik sebagai seorang dirinya sendiri. Sebaiknya pendidik berlaku sewajarnya
manusia biasa tetapi penuh kesungguhan.
7)
Perbuatan / tindakan
pendidik hendaknya tidak berlebihan, misalnya berlebihan dalam memuji karena
akan berakibat kurang baik, terutama pada peserta didik yang sudah mampu
menimbang dengan akalnya.
8)
Perbuatan / tindakan
pendidik hendaknya bijaksana dalam menanggapi kesalahan peseta didik, sebelum
menegurnya harus dapat dipastikan kesalahan itu disengaja atau tidak.
B.
Karakteristik
Alat Pendidikan Material
Sifat pendidikan secara umum
menempatkan pentingnya alat pendidikan berbentuk material, maka beberaa
karakteristik yang perlu dipahami dan dijadikan pertimbangan pendidik dalam
menjalankan kegiatan pendidikan, seperti:
1)
Alat pendidikan
hendaknya terbuat dari bahan yang kuat agar tahan lama, dengan memperhatikan
keadaan setempat.
2)
Pembuatan alat
pendidikan mudah dan dapat dikerjakan secara masal.
3)
Biaya alat
pendidikan relatif murah.
4)
Alat pendidikan
hendaknya enak dan nyaman bila ditempati atau dipakai sehingga tidak mengganggu
keamanan pemakainya.
5)
Alat pendidikan
relatif ringan dan mudah untuk dipindah-pindahkan.
Secara lebih rinci syarat-syarat
alat pendidikan yang harus diperhatikan oleh seorang pendidik, yaitu:
1)
Ukuran fisik
peserta didik, agar pemakaiannya fungsional dan efektif.
2)
Bentuk dasar
yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a)
Sesuai dengan
aktivitas peserta didik dalm proses pendidikan.
b)
Kuat, mudah
pemeliharaannya dan mudah dibersihkan.
c)
Mempunyai pola
dasar yang sederhana.
d)
Mudah dan
ringkas untuk disimpan dan disusun.
e)
Fleksibel,
sehingga mudah digabungkan dan dapat pula berdiri sendiri.
3)
Konstruksi
perabot hendaknya:
a)
Kuat dan tahan
lama.
b)
Mudah
dikerjakan secara masal.
c)
Tidak terganggu
keamanan peserta didik.
d)
Bahan yang
mudah didapat di pasaran dan disesuaikan dengan keadaan setempat.
Syarat-syarat alat pendidikan
menurut bentuk dan jenisnya harus sesuai dengan fisik peserta didik. Maka dari
itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1)
Keadaan bahan
tidak membahayakan.
2)
Konstruksinya
sesuai dengan kondisi peserta didik.
3)
Dipilih dan
direncanakan dengan benar atau disesuaikan dengan kebutuhan.
Alat pendidikan yang baik perlu
memperhatikan aspek-aspek yang sesuai dan disesuaikan dengan umur, minat, fisik
maupun psikis peserta didik. Untuk itu hal yang diperlukan:
1)
Keadaan bahan
baku/material harus memiliki struktur yang kuat, terapi ringan, tidak membahayakan
bagi keselamatan peserta didik.
2)
Konstruksinya
harus sedemikian rupa, sehingga sesuai dengan kondisi peserta didik.
3)
Dipilih dan
direncanakan dengan teliti dan baik.
4)
Pengadaan dan
pengaturan harus sedemikian rupa, sehingga benar-benar berfungsi bagi
penanaman, pemupukan serta pembinaan hal-hal yang berguna bagi peserta didik.
Pembuatan alat pendidikan akan dapat
diandalkan keberhasilannya, apabila dimulai dengan suatu perencanaan yang
mantap. Artinya apabila dalam menyusun perencanaan, telah dipikirkan secara
matang tentang manusia, materi serta pembiayaan yang akan menunjang
keberhasilan pendidikan, sehingga benar-benar akan memenuhi syarat filosofis,
didaktis, psikologis, ekologis, ekonomis, dan estetisnya.
2.3
Jenis-jenis
Alat Pendidikan
2.3.1
Pengertian dan Jeni Alat
Pendidikan
Seperti yang telah dikemukaan sebelumnya
bahwa, alat pendidikan dapat diartikan segala sesuatu yang digunakan untuk
kegiatan pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
Alat pendidikan terdiri dari 2 jenis, yaitu yang bersifat non material dan
material perbuatan atau tindakaan serta
yang bersifat material atau kebendaan.
A. Jenis
Alat Pendidikan Non Material
Alat
pendidikan yang bersifat non material yaitu alat-alat pendidikan yang tidak bersifat
kebendaan melainkan segala macam keadaan atau kondisi, tindakan dan perbuatan
yang diadakan atau dilakukan dengan sengaja sebagai proses transformasi serta
sarana dalam melaksanakan pendidikan, terdiri dari :
1)
Pembiasaan
Pada terdidik yang masih kecil, hal ini
amat penting karena banyak hal dalam hidupnya itu adalah berupa kebiasaan ini.
Kebiasaan itu adalah suatu tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis, tanpa
direncanakan terlebih dahulu, serta berlaku begitu saja tanpa dipikir lagi.
Kebiasaan dalam kehidupan sehari hari memililiki peran sangat penting bagi
kehidupan.
Jadi pembiasaan itu diperlukan untuk
melaksanakan tugas secara benar dan rutin terhadap peserta didik. Misalnya agar
peserta didik dapat melaksanakan shalat secara benar dan rutin maka mereka
perlu dibiasakan shalat sejak masih kecil, dari waktu ke waktu. Itulah sebabnya
pembiasaan diperlukan untuk mendidik mereka sejak dini agar mereka terbiasa dan
tidak merasa berat untuk melaksanakannya ketika meraka sudah dewasa.
2)
Suruhan
Di dalam proses transpormasi, suruhan
adalah hal yang harus dikerjakan (kebersihan badan, kerapihan, ketelitian dan
sebagainya). Suruhan merupakan jenis alat pendidikan yang tergolong banyak dilakukan
karena memang dalam kehidupan manusia itu ada hal yang harus dihindarkan dan
sebaliknya ada hal yang harus dikerjakan.
3)
Larangan
Larangan adalah bentuk alat
pendidikan untuk pembiasaan dalam hal-hal yang tidak boleh dilakukan.
4)
Menganjurkan
Menganjurkan mempunyai sifat tidak
mengikat dan terasa tidak memaksa pada terdidik. Menganjurkan tidak terlalu
tepat untuk dijadikan alat pendidikan meskipun dalam situasi tertentu dapat
juga digunakan, misalnya pada situasi terdidik telah baik melakukan sesuatu
akan tetapi akan lebih baik lagi kalau ia menambah suatu kegiatan untuk membuat
kegiatan terdahulu itu lebih sempurna.
5)
Mengajak
Dalam menjalankan perannya, yang paling
dilakukan oleh pendidik ialah mengajak. Mengajak kedengarannya lebih simpatik,
dan karena itu tidak bersifat memaksakan kehendak pendidik. Meskipun demikian
ajakan itu tidak pula harus demikian lemah sehingga sifatnya seperti anjuran.
Ajakan adalah suruhan halus, dengan jalan menunjukan terlebih dahulu segi
baiknya daripada sesuatu kegiatan yang ingin kita lakukan. Misalnya: kita ingin
agar anak-anak kita suka akan kegiatan membersihkan rumah tempat tinggal. Kita
mula-mula menunjukan enaknya rumah yang bersih dan sehat, betapa senangnya kita
tinggal di rumah yang demikian.
6)
Memberi contoh
Memberi contoh adalah alat pedidikan yang
banyak dan sudah lama sekali dipakai. Bahkan barangkali secara alamiah memberi
contoh adalah alat pendidikan yang tertua, disamping suruhan dan larangan.
Yang dimaksud memberi contoh adalah:
1.
Memberi contoh dalam arti
sengaja berbuat untuk secara sadar ditiru oleh terdidik.
2.
Berlaku sesuai norma dan
nilai yang akan kita tanamkan pada terdidik sehingga tanpa sengaja menjadi
contoh (teladan) bagi terdidik.
7)
Memuji
Cara memuji banyak juga memberi efek yang
baik pada terdidik. Secara manusiawi siapakah yang tak senang kalau mendapat
pujian. Para pribadi-pribadi yang kurang berniat baik cara ini digunakan untuk
mendapat keuntungan tertentu dari orang yang ia puji. Cara ini licik dan hanya
dilakukan oleh orang-orang yang berniat tidak baik.
Memuji pekerjaan yang baik menunjukkan
selera dan pengertian yang baik, serta menunjukkan penghargaan pada suatu
prestasi. Sebaliknya kalau melihat suatu prestasi yang baik lalu didiamkan saja
maka hal itu berarti tidak menghargai sesuatu.
Memuji berarti memberi dorongan untuk terus berprestasi. Maka memuji
terdidik itu tidak berdampak jelek, kecuali kalau ukurannya melapaui batas.
Ada suatu cara mendidik yang paling banyak
harus kita hindari dan sedapat mungkin diberikan dengan jalan edukatif. Cara
ini adalah menghukum. Kita baru menghukum kalau kita tau bahwa terdidik sadar
bahwa ia melakukan pelanggaran atas suatu aturan. Menghukum terdidik yang tidak tahu
kesalahannya adalah pekerjaan yang tidak edukatif. Kecuali tidak edukatif maka
tujuan menghukum juga tidak tercapai, sebab tujuan menghukum seharusnya
menyadarkan orang akan kesalahannya serta menanamkan keinginan memperbaiki
diri. Hal itu tidak akan tercapai kalau terdidik tidak tahu akan kesalahannya.
Yang harus diperhatikan dalam memberikan
hukuman pada terdidik adalah sebagai berikut :
1.
Hukuman itu hendaknya
edukatif (mendidik), berangkat dari kesediaan kita membantu terdidik untuk
berkembang, dengan kata lain bukan membalas dendam.
2.
Bentuk hukuman hendaknya
sedapat mungkin ada hubungannya dengan bentuk kesalahan. Misalnya tidak
melakukan kewajiban seharusnya ditebus dengan melakukan kewajiban lain.
3.
Jangan menyakiti harga
diri terdidik. Betapapun ia bersalah tetapi ia adalah tetap terdidik dengan
kediri-sendiriannya. Harga diri tidak boleh terluka.
4.
Jangan memberi hukuman
badan. Sedapat mungkin hindari ini, karena menyinggung harga diri, juga akan
mengakibatkan banyak hal. Baik dari segi hukuman maupun dari segi kesulitan
hubungan dengan pihak lain.
B. Jenis
Alat Pendidikan Material
Alat pendidikan yang bersifat materiil,
yaitu alat-alat pengajaran yang berupa benda-benda yang nyata. Pada
persekolahan, jenis alat pendidikan material pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi
beberapa jenis, yaitu:
1)
Lahan/Tanah
Pada umumnya lahan yang diperlukan adalah
50% untuk bangunan sekolah dan 50% untuk halaman sekolah, namun idealnya luas
tanah tiga kali lebih luas daripada bangunannya karena dikaitkan dengan
kebebasan ruang gerak untuk anak.
2) Bangunan/Gedung
Untuk murid pada sekolah yang makin
tinggi, kebutuhan ruang gerak makin sempit dan diperkirakan sebagai berikut:
1. Kanak-kanak/TK:
masing masing memerlukan ± 4m2
dalam ruangan dan 6m2 di luar ruangan.
2. Murid-murid
SD: masing-masing memerlukan ± 3m2 dalam ruangan dan 5m2
di luar ruangan.
3. Siswa
SLTP/SLTA: masing-masing memerlukan 2m2 dalam ruangan dan 4m2
di luar ruangan.
4. Mahasiswa:
masing-masing memerlukan 1,5m2 sampai 2m2 dalam ruangan.
Ukuran ruang belajar mengajar pun
ditentukan oleh ruang gerak anak didik yang menempatinya, sehingga perlu ada
pembatasan dari perbandingan antara jumlah anak didik sebagai penghuni kelas
dengan luasnya ruangan. Jumlah yang ideal untuk suatu ruang kelas adalah antara
36-40 anak. Agar ada pegangan dalam hal ini sebagai contoh, menurut hasil penelitian
adalah :
1. Luas
lantai adalah jumlah anak secara ideal x ruang kebebasan geraknya x 1m2.
2. Luas
selasar adalah 20% x luas lantai x 1m2.
3. Luas
tanah adalah jumlah (a+b) x 3 x 1 x 1m2
3) Perabot
dan Perlengkapan
Dalam mengatur perabot sekolah, harus diperhatikan
macam dan bentuk dari pada perabot itu sendiri. Perabot tunggal atau ganda,
perabot individual atau klasikal perlu pengaturan yang sebaik mungkin, sehingga
membantu kelancaran jalannya kegiatan belajar mengajar di dalam ruangan. Adapun
pengaturan perabot yang harus diperhatikan adalah:
a. Perbandingan
antara luas lantai dan ukuran perabot yang akan dipakai dalam ruangan tersebut.
b. Kelonggaran
jarak dan dinding kira kanan.
c. Jarak
satu perabot dengan jarak perabot lainnya.
d. Jarak
deret perabot terdepan dengan papan tulis.
e. Jarak
deret perabot paling belakang dengan tembok pembatas.
f.
Arah menghadapnya perabot.
g. Kesesuaian
ruangan dan keseimbangan.
2.4
Penggunaan Alat Pendidikan
Penggunaan alat
pendidikan dipengaruhi oleh kecakapan pendidik yang harus menyesuaikan dengan
tujuan yang ingin dicapai. Di dalam memilih alat pendidikan yang akan
digunakan, ada hal-hal yang perlu diperhatikan, antara lain yaitu:
a.
Tujuan apakah yang ingin
dicapai dengan alat itu.
b.
Siapakan yang akan
menggunakan alat itu.
c.
Alat-alat manakah yang
tersedia dan dapat digunakan.
d.
Terhadap siapakah alat
itu digunakan.
Tujuan pendidikan
adalah membimbing anak untuk mencapai kedewasaan yang dapat dicapai antara
peserta didik dan pendidik, dan pergaulan ini merupakan alat pendidikan yang
utama.
Jadi, dapat
ditegaskan bahwa alat pendidikan yang utama untuk mencapai tujuan pendidikan
adalah pergaulan. Dalam pergaulan, setiap anak berhak untuk memperoleh petuah,
petunjuk, atau contoh sebagaimana yang diperoleh dalam situasi pendidikan
formal.
Untuk itu,
pemakaian alat pendidikan harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a.
Tujuan pendidikan
b.
Jenis alat pendidikan
c.
Pendidik yang memakai
alat pendidikan
d.
Anak didik yang dikenai
alat pendidikan.
Dalam masalah
terhadap siapakah alat itu digunakan, maka perlu diingat seperti apakah kondisi
anak yang menerimanya, apakah anak itu berkelainan atau tidak, dan jika
memiliki kelainan, bagaimanakah kelainannya, berapakah umur anak didik itu,
bagaimana watak dan kebiasaannya, dan lain-lain.
Selain peserta
didik, pendidik sebagai alat pendidikan pun juga berbeda-beda keahlian dan
orientasinya meskipun dalam bidang studi yang sama. Pendidik tidak boleh
memaksakan diri menggunakan alat yang tidak cocok.
Contohnya,
penggunaan alat pendidikan non material dalam bentuk paksaan, tentunya tidaklah
sama tingkatan paksaan tersebut terhadap anak perempuan dan laki-laki,
kanak-kanak dan orang tua, anak yang berbakat dan anak yang malas, dan
sebagainya.
Komentar
Posting Komentar