Zaman Baginda Rasul tahun 5 Hijriyah bulan syawal tepatnya, terjadilah perang khandaq. Suatu ketika Amr bin Abdul Wad menantang untuk berkelahi satu melawan satu kepada pasukan Nabi. Saat itu pasukan yang bersama Nabi merasa ketakutan mendengar tantangan tersebut, dikarenakan Amr adalah orang hebat dalam berkelahi dan cukup terkenal. Sontak para sahabat ketakutan dengan hal ini, tapi tidak dengan Sahabat Ali bin Abi Thalib R.A. Ia berani untuk melawan Amr walaupun Nabi sempat ragu untuk mengizinkannya. Seketika itulah terjadi perkelahian antara mereka berdua sampai akhirnya Amr bin Abd Wad tersayat pahanya hingga ia tergeletak. Hal ini menjadi kesempatan Sahabat Ali untuk memenggal kepalanya, tetapi hal ini sempat terhenti ketika Amr meludahinya. Sahabat lain bertanya-tanya kenapa Sahabat Ali tidak langsung saja memenggalnya? "Pada saat Ia meludahiku amarah dan kebencianku timbul maka aku berdiam untuk menenangkan hal itu. Aku berkelahi semata-mata hanya karena Allah bukan dikarenakan marah dan benci atas perbuatannya tadi" Ujar sahabat Ali.
Sahabat Ali bin Abi Thalib R.A sangat berhati-hati dalam bertindak, ia tidak ingin membunuh orang lain karena amarah dan benci. Wajar karena beliau adalah sahabat Nabi? Lantas karena kita bukan sahabat Nabi, tak perlu bersikap seperti beliau? Sangat disayangkan apa yang dilakukan Sahabat Ali bertolak belakang dengan saat ini. Banyak sekali orang yang mengatasnamakan agama dalam segala perbuatannya tapi masih terdapat benci dan amarah di dalam hatinya. Lantas apakah kita sudah benar-benar melakukan segala perbuatan karena-Nya?