ASAS-ASAS, LANDASAN FILOSOFIS, RELIGIUS, PSIKOLOGIS DALAM BIMBINGAN
KONSELING
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Bimbingan Konseling pada semester genap tahun akademik 2017/2018
Diampu Oleh:
Dr. Isrok’atun, M.Pd.
Disusun Oleh:
RAFA VALYA ANINDHITA 1700122/5
SESSI ALBAITILLAH 1701140/23
SOPHIA JASMINE 1701142/24
NENDEN ASIANI 1702010/36
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
KAMPUS SUMEDANG
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2017/2018
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum,
Wr.Wb
Puji dan syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas
rahmat, taufik dan hidayah-Nya kami telah menyelesaikan penyusunan
makalah ini. Makalah ini diharapkan dapat memberi sumbangan untuk kebutuhan
bahan bacaan dalam studi ilmu pendidikan, khususnya Bimbingan Konseling.
Makalah berjudul Asas-Asas, Landasan Filosofis, Religius,
Psikologis dalam Bimbingan Konseling ini merupakan suatu kajian tentang berbagai asas dan
landasan dalam bimbingan dan konseling, dalam hal ini diperuntukan untuk
mempelajari Bimbingan Konseling.
Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Untuk itu, kepada para pembaca kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan
makalah kami di masa yang akan datang.
Mudah-mudahan makalah ini akan memiliki nilai tambah bagi para pembaca yang
mempelajari pendidikan dan ilmu pendidikan, khususnya ilmu bimbingan konseling.
Kepada Allah-lah kami serahkan segalanya, dan semoga makalah ini mendapat ridha
dari-Nya. Amiin.
Wassalamualaikum, Wr.Wb
Sumedang, Maret 2018
Penyusun
|
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang..........................................................................................
B.
Rumusan
masalah.....................................................................................
C.
Tujuan.......................................................................................................
D.
Manfaat.....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.
Asas-asas
Bimbingan dan Konseling........................................................
B.
Landasan
Filosofis Bimbingan dan Konseling.........................................
C.
Landasan
Religius Bimbingan dan Konseling..........................................
D.
Landasan
Psikologis Bimbingan dan Konseling.......................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................................
B. Saran.........................................................................................................
LAMPIRAN..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sejak kurikulum 1975 pelayanan bimbingan dan konseling sudah masuk dalam
jalur pendidikan formal meskipun pada waktu itu bernama layanan bimbingan dan penyuluhan
pendidikan. Akan tetapi, dalam Permen Diknas No. 22/2006 tentang setandar isi,
Pelayanan bimbingan dan konseling diletakkan sebagai bagian dari kurikulum yang
isinya dipilah menjadi (a) Kelompok Mata pelajaran (b) Muatan lokal (c) Materi
Pengembangan diri, yang harus disiapkan oleh bagian bimbingan dan konseling.
Dasar penyelenggaraan bimbingan dan konseling disekolah, bukan
semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum
(perundang-undangan) atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah
menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik yang selanjutnya disebut
konseling, agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas
perkembangannya secara optimal, menyangkut aspak fisik, emosi, intelektual,
sosial, dan moral spiritual.
Layanan bimbingan dan konseling diharapkan membantu peserta didik dalam
pengenalan diri, pengenalan lingkungan dan pengambilan keputusan, serta
memberikan arahan terhadap perkembangan peserta didik; tidak hanya untuk
peserta didik yang bermasalah tetapi untuk seluruh peserta didik. Layanan
bimbingan dan konseling tidak terbatas pada peserta didik tertentu atau yang perlu ‘dipanggil’
saja, melainkan untuk seluruh peserta didik.
Dalam keterlaksanaan dan keberhasilan layanan bimbingan dan konseling
tetap mengacu pada beberapa asas dan landasan bimbingan dan konseling. Agar
dalam pelayanan bimbingan dan konseling tidak terjadi
penyimpangan-penyimpangan.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa saja asas-asas dalam
bimbingan dan konseling?
2.
Bagaimana landasan filosofis
dalam bimbingan konseling?
3.
Bagaimana landasan religius dalam
bimbingan konseling?
4.
Bagaimana landasan psikologis
dalam bimbingan konseling?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami asas-asas dalam
bimbingan konseling.
2.
Untuk mengetahui dan memahami landasan filosofis dalam bimbingan
konseling.
3.
Untuk mengetahui dan memahami landasan religius dalam bimbingan
konseling.
4.
Untuk mengetahui dan memahami landasan psikologis dalam bimbingan
konseling.
D.
Manfaat
1. Dapat mengetahui dan memahami asas-asas dalam
bimbingan konseling.
2.
Dapat mengetahui dan memahami landasan filosofis dalam bimbingan
konseling.
3.
Dapat mengetahui dan memahami landasan religius dalam bimbingan konseling.
4.
Dapat mengetahui dan memahami landasan psikologis dalam bimbingan
konseling.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Asas-asas
dalam Bimbingan Konseling
Menurut
Slameto (1986) yang dikutip dalam buku Bimbingan dan konseling di Madrasah
asas-asas bimbingan dan konseling karya Tohirin (2007) dapat dibagi menjadi 2
bagian yaitu :
1.
Asas-asas Bimbingan dan Konseling
yang berhubungan dengan siswa.
1)
Setiap siswa mempunyai kebutuhan
Dalam
pelayanan Bimbingan dan Konseling harus bisa memahami bahwa setiap individu
mempunyai kebutuhan yang berbeda–beda baik dari segi kebutuhan jasmaniah
(fisik) maupun kebutuhan rohaniah (psikis).
2)
Setiap siswa mempunyai karakter
Dalam
teori individualitas, bahwa setiap individu atau siswa mempunyai karakter yang
berbeda-beda. Tiap siswa mempunyai karakter fisik maupun psikis yang berbeda
yaitu seperti perbedaan dalam hal minat, bakat, kebutuhan, cita-cita, sikap,
pandangan, kecerdasan, dan sebagainya. Dalam hal ini peran Bimbingan dan
Konseling harus memperhatikan secara spesifik dan tepat dalam pengarahan, sehingga siswa dapat
berkembang sesuai karakternya.
3)
Setiap siswa menjadi dirinya
sendiri
Pada
umumnya setiap individu ingin menjadi dirinya sendiri atau secara naluri ingin
mengembangkan potensi yang mereka miliki. Peran Bimbingan dan Konseling harus
dapat menghantarkan siswanya agar dapat berkembang menjadi dirinya sendiri.
4)
Setiap siswa mempunyai dorongan
untuk berkembang/matang
Dalam
perkembangannya setiap siswa mempunyai keinginan untuk mengembangkan dirinya
sendiri, dalam hal ini adalah perkembangan psikis untuk menjadi lebih matang yaitu seperti
produktif, mandiri atau lebih dewasa. Setiap pelayanan bimbingan dan konseling
harus sesuai dengan kematangan atau perkembangan siswa.
5)
Setiap siswa mempunyai dorongan
untuk menyelesaikan masalahnya
Setiap
siswa pasti mempunyai masalah pribadi baik yang ringan atau masalah yang berat.
Pada dasarnya setiap siswa juga mempunyai dorongan pribadi untuk menyelesaikan
masalahnya sendiri. Namun ada kalanya siswa tersebut tidak mampu menyelesaikan
masalahnya sendiri sehingga peran Bimbingan dan konseling disini adalah
membantu siswa menyelesaikan masalahnya.
2.
Asas yang berhubungan dengan Praktik
atau Pekerjaan Bimbingan
Menurut
Arifin dan Ety Kartika Wati (1995) yang dikutip dalam buku Bimbingan dan
konseling di Sekolah dan Madrasah karya Tohirin (2007) ada beberapa asas dalam
praktik atau pekerjaan Bimbingan dan Konseling yaitu :
1)
Asas Kerahasiaan
Dalam
menangani masalah pribadi siswa/klien atau diskusi tertentu yang sifatnya
rahasia maka Bimbingan dan konseling harus memberikan jaminan bahwa masalah
tersebut dapat dijaga kerahasiaannya. Hal ini erat hubungannya dengan
kenyamanan siswa karena ada kalanya siswa merasa khawatir apabila masalahnya
diketahui siswa lain maupun konselornya, sehingga merasa dirinya sebagai bahan
pembicaraan.
2)
Asas Kesukarelaan
Proses
Bimbingan dan konseling hendaknya berlangsung dengan tanpa paksaan atau ikhlas
antara pihak siswa atau klien maupun pembimbing atau konselornya. Jika
pembimbingan masalah dilakukan tanpa paksaan diharapkan akan terjadi kerjasama
yang baik antara kedua belah pihak, sehingga mudah untuk dicarikan solusinya.
3)
Asas Keterbukaan
Asas ini
lebih kepada keterbukaan siswa menerima
saran dan masukan dari pihak luar dan kesediaan membuka diri untuk pemecahan
masalah. Siswa diharapkan dapat menyampaikan informasi permasalahannya secara
jujur, terbuka, dan menyeluruh yang mempermudah dalam hal penelaahan dan
pancarian solusi.
4)
Asas Kekinian
Pemberian
layanan bimbingan hendaknya berorientasi pada masalah yang sedang dihadapi
siswa pada saat itu, artinya masalah yang ditanggulangi atau diberikan solusi
adalah masalah yang sedang dihadapi klien saat itu dan bukan masalah yang sudah
lampau maupun masalah yang akan dialami dimasa yang akan datang.
5)
Asas Kemandirian
Siswa
yang sudah dibimbing diharapkan menjadi individu yang lebih mandiri yang
tentunya disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa tersebut. Kemandirian
ini dapat diketahui dari bebrapa faktor antara lain mengenal diri dan
lingkungan sebagainya mestinya, berpikir posotif terhadap diri dan lingkungan,
mampu mengambil keputusan untuk dan oleh dirinya sendiri, mengarahkan dan
mewujudkan diri secara optimal sesuai kelebihan dan kekurangan yang mereka
miliki.
6)
Asas Kegiatan
Pelayanan
dan bimbingan oleh BK yang diwujudkan sebagai sebuah solusi terhadap siswa
merupakan langkah yang harus dilakukan oleh siswa yang mempunyai masalah atau
siswa melakukan sendiri kegiatan berupa solusi tadi untuk mencapai tujuan dan
pemecahan masalah. Apabila langkah atau sousi tersebut tidak dilakukan maka
bimbingan tidak akan memberikan hasil apapun.
7)
Asas Kedinamisan
Setelah melakukan bimbingan dan
pelayanan diharapkan siswa atau klien dapat mengalami perubahan menuju hal
yang
lebih baik dalam sikap atau tingkah laku maupun cara berpikir.
8)
Asas Keterpaduan
Setiap siswa atau individu memiliki
aspek kepribadian seperti cara berpikir, minat, kemampuan intelek, emosional
dan sebagainya yang apabila keadaannya tidak seimbang atau tidak serasi maka
akan menimbulkan masalah. Oleh karena alasan terebut hendaknya Bimbingan dan
Konseling mampu memberikan layanan yang terpadu dari berbaga aspek kepribadian
tadi maupun isi dan proses layanan yang diberikan, sehingga konseor harus
memiliki wawasan dan pengenalan yang baik terhadap individu dan lingkungan.
9)
Asas Kenormatifan
Pelayanan bimbingan dan konseling
tidak boleh bertentangan dengan norma-norma yang berlaku seperti norma agama,
adat, hukum, norma ilmu, maupun norma sehari-hari
10) Asas
Keahlian
Pelayanan bimbingan dan konseling
harusnya dilakukan oleh orang yang ahli dalam hal bimbingan dan konseling yang
dibuktikan degan standar kualifikasi tertentu (Keahlian dalam pengetahuan/toeri
dan ketrampilan/praktik).
11) Asas Alih
Tangan
Tidak semua masalah dapat konselor
pecahkan sendiri sehingga apabila konselor tidak mampu atau belum berhasil
memecahkan suatu masalah maka konselor tersebut harus memindahkan atau
kolaborasi kepada konselor lain atau orang lain yang lebih mengetahui.
12) Asas Tut
Wuri Handayani
Yaitu asas bimbingan dan konseling
yang menghendaki agar pelaksanaan bimbingan dan konseling secara keseluruhan
dapat menciptakan suasana yang mengayomi (memberikan rasa aman), memberikan
keteladanan, memberikan rangsangan dan dorongan untuk maju.
B. Landasan Filosofis dalam
Bimbingan dan Konseling
Filosofis bisa bermakna cinta kebijaksanaan. Pelayanan bimbingan dan
konseling merupakan serangkaian kegiatan atau tindakan yang semuanya
diharapakan merupakan tindakan yang bijaksana. Pemikiran filosofis bermanfaat
bagi pelayanan bimbingan dan konseling secara umum dan bagi konselor secara
khusus; yaitu membantu konselor dalam memahami situasi konseling dan membuat
keputusan yang tepat. Selain itu, memungkinkan konselor menjadikan hidupnya
sendiri lebih mantap, lebih fasilitatif, dan lebih efektif dalam penerapan
upaya pemberian bantuannya.
Landasan filosofis dalam pelayanan bimbingan dan konseling akan membantu
konselor memahami hakikat klien (siswa) sebagai manusia. Hakikat manusia dengan
berbagai dimensi kemanusiaannya (fisis, psikologis, dan spiritual) serta dengan
segenap tujuan dan tugas kehidupannya menjadi landasan bagi konsepsi dan
penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
C.
Landasan
Religius Bimbingan dan Konseling
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk religious. Hal ini menimbulkan
keyakinan bahwa manusia adalah makhluk Tuhan. Keyakinan bahwa manusia adalah
makhluk Tuhan, mengisyaratkan pada ketinggian derajat dan keindahan makhluk
manusia serta peranannya sebagai kholifah di bumi. Landasan religious bagi
layanan bimbingan dan konseling setidaknya ditekankan pada tiga hal pokok,
yaitu :
a.
Keyakinan bahwa manusia dan
seluruh alam semesta adalah makhluk Allah SWT.
b.
Sikap yang mendorong perkembangan
dan perikehidupan manusia berjalan kearah dan sesuai dengan kaidah-kaidah
agama.
c.
Upaya yang memungkinkan
berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal suasana dan perangkat budaya
(termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi) serta kemasyarakatan yang sesuai dan
meneguhkan kehidupan beragama untuk membantu perkembangan dan pemecahan masalah
individu.
Landasan religious dalam bimbingan dan konseling pada umumnya ingin
menetapkan klien sebagai makhluk Allah SWT dengan segenap kemuliaan kemanusiaan
dan menjadi fokus netral upaya bimbingan dan konseling. Konselor harus
hati-hati dan bijaksana menerapkan landasan religious terhadap klien (siswa)
yang berbeda latar belakang agamanya.
D.
Landasan
Psikologis Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling merupakan proses psikologis. Maknanya situasi
bimbingan dan konseling merupakan
situasi yang sarat dengan muatan-muatan psikologis. Psikologi mempersoalkan
tentang perilaku individu. Oleh sebab itu, landasan psikologis dalam bimbingan
dan konseling berarti mempersoalkan tentang perilaku individu yang menjadi
sasaran layanan. Hal ini sangat penting mengingat bidang garapan bimbingan dan
konseling adalah perilaku siswa, yaitu perilaku klien (siswa) yang perlu
dikembangkan atau diubah apabila ia hendak mengatasi masalah-masalah yang
dihadapinya atau ingin mencapai tujuan-tujuan yang dikehendakinya.
Untuk kepentingan layanan bimbingan dan konseling, sejumlah aspek
psikologi yang perlu dikuasai oleh para pembimbing (konselor) meliputi:
a.
Motif dan motivasi
b.
Pembawaan dasar dan lingkungan
c.
Perkembangan individu
d.
Belajar, balikan, dan penguatan
e.
Kepribadian
BAB III
PENUTUPAN
A.
Kesimpulan
Berbagai
asas dan landasan dalam bimbingan
konseling telah diperoleh dari berbagai referensi yang disatukan menjadi satu
pembahasan yang padu,untuk kemudian dijadikan makalah. Dari penjelasan di atas
dapat disimpulkan bahwa dalam proses pelaksanaan bimbingan dan konseling
terdapat asas dan landasan yang mesti dan mutlak diketahui serta difahami oleh
pembimbing (konselor) agar dalam melakukan praktek tidak terjadi
kesalahkaprahan kepada klien yang dibimbing, banyak macam atau pembagian yang
ada dalam pembahasan asas dan landasan tersebut.
Jadi
sebagai calon konselor yang baik, maka penting bagi kita mempelajari dan mengetahui dasar-dasar tentang asas dan
landasan bimbingan konseling itu, agar dalam melakukan pembelajaran dikelas
nantinya kita sudah bisa menangkap sedikitnya apa yang dibahas dan dipaparkan
oleh guru dosen masing-masing, sehingga ketika turun kelapangan dan melakukan
konseling layaknya seorang konselor kita sudah menguasai dan paham betul
tentang berbagai masalah yang dihadapi oleh klien, terutama dalam mengenai asas
dan landasan yang telah kita pelajari dari awal menjadi calon konselor hingga
kelak menjadi seorang professional dalam bidang konseling itu sendiri, serta
tidak ada penyalah gunaan dalam praktik dan proses konseling yang dapat
mengakibatkan dampak negatif kesemua objek yang bersangkutan, baik bagi seorang
klien maupun pribadi konselor.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib,
Zainal. Ikhtisar Bimbingan dan Konseling
Di Sekolah. Bandung: Yrama Widya, 2012.
Damayanti,
Nidya. Buku pintar Panduan Bimbingan dan Konseling.Yogyakarta:
Araska, Pinang
Merah Residence kav.14, 2012.
Kusmawati, Nila, Proses Bimbingan dan Konseling diSekolah.
Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Loekmono,
Lobby. Bimbingan pengetian dan skopa, Salatiga:
Pusat Pengembangan Universitas Satya Wacana, 1983.
Mappiare, Andi. Pengantar
Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Surabaya: Usaha nasional, tt.
Salahudin,
Anas, Bimbingan dan konseling, Bandung:
Pustaka Setia, 2010.
Sukardi, Dewa Ketut. Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuuhan di
Sekolah, Surabaya: Usaha Nasiona, tt.
Sukardi,
Dewa Ketut. Proses Bimbingan dan Konseling diSekolah, Jakarta: Rineka
Cipta, 2008.
Sukardi,
Dewa Ketut. Pengantar Pelaksana Program Bimbingan dan
konseling di Sekolah, Jakarta: Rineka cipta, 2008.
Walgito,
Bimo. Bimbingan dan Konseling di Sekolah,, Yogyakarta:
Andi Offset, 2004.
Yusuf,
Syamsu, dkk, Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012.
Komentar
Posting Komentar