Inilah Saya dan Kontribusiku Bagi Indonesia
“Mengabdi sebagai bentuk implementasi dari sebuah ilmu”
Perkenalkan namaku Yusuf Abdul
Rohman, biasa dipanggil Yusuf. Aku terlahir disebuah kota yang terkenal dengan
bawang dan telor asinnya yaitu Brebes. Tepatnya di Desa karangsambung Kecamatan
Losari, rumahku perbatasan dengan Provinsi Jawa Barat hanya terpisah oleh
sungai cisanggarung. Ketika berada dirumah membuatku menjadi mengenang
masa-masa kecilku saat berada di bangku sekolah dasar. Selain menjadi tempat
belajar dan bermain. Hal ini menjadi salah satu motivasiku untuk terus berlajar
dan tetap semangat mengejar cita-cita. Dibalik kebahagiaan pada masa kecilku,
tidak sedikit teman-temanku yang putus sekolah dikarenakan faktor ekonomi yang membuat teman-temanku tidak lanjut sekolah. Hal ini yang menjadi faktor
kurangnya ilmu dan pengetahuan orang-orang yang tidak
mengetahui arti penting dalam sebuah Pendidikan. Inilah yang menambah
motivasiku untuk memajukan desaku dan bangsaku sendiri dengan cara terus melanjutkan
Pendidikan sampai perguruan tinggi.
Bapaku diberi amanah oleh masyarakat
menjadi seorang ustadz atau pemuka agama, karena beliau mumpuni perihal agama.
Hal ini menjadikan aku untuk masuk ke sebuah pesantren yang tak jauh dari rumah
hanya sekitar 20 menit saja, pesantren ini berada di perbatasan Brebes yaitu
Cirebon. Demi masa depanku aku rela untuk berada jauh dengan orang tuaku dan
disinilah awal perjuanganku dimulai. Aku masuk sekolah formal Mts pada tahun
2011. Selain belajar ilmu umum aku juga belajar ilmu agama juga, dan pada saat
duduk dibangku MTs aku pun tidak hanya belajar saja tetapi selain itu aku ikut
organisasi OSIS dan menjabat sebagai Staf Keagamaan. Kegiatan yang dilaksanakan
pada saat itu adalah kultum (kuliah tujuh menit) yang dilaksanakan setelah
melaksanakan shalat dhuhur berjamaah. Disanalah saya mulai belajar untuk
berbicara di depan dan sedikit-sedikit untuk mengamalkan ilmu yang ku dapat.
Pada tahun 2014 aku lulus dan tetap melanjutkan menjadi santri di Pondok Pesantren
tersebut seraya sekolah di MAN. Disinipun aku mengikuti OSIS juga dan diamanahi sebagai Staff Keagamaan.
Kegiatan yang dilakukan pun tidak berbeda pada saat MTs dulu. Hal yang paling
disukai pada saat mondok yaitu ketika libur telah datang, dimana disitulah saya
mempunyai waktu untuk mengamalkan ilmu yang ku dapatkan pada saat di pondok.
Kini aku berusia 19 tahun. Aku
sedang menempuh semester 4 di Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Alhamdulillah sampai saat ini aku
terus diberi jalan untuk melanjutkan Pendidikanku di perguruan tinggi. Selain
belajar, kegiatan yang dilakukan adalah menjadi bagian dari pengurus Badan
Eksekutif Mahasiswa dan menjabat sebagai Staff Hubungan Eksternal. Banyak
kegiatan yang bersifat mengabdi ke desa. Pada tahun 2018 terjadi bencana di
sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Sumedang dan saya melakukan kegiatan
penggalangan dana disekitar kampus maupun diluar kampus, untuk membantu
meringankan beban yang terkena musibah pergeseran tanah itu. Pada bulan Desember
2018 saat terjadi bencana di Banten aku melakukan penggalangan dana kembali dan
aku pun terjun langung ke sana untuk membantu dan melihat kondisi pada saat
itu.
Pada tahun ini (2019) aku diamanahi
sebagai ketua Himpunan Mahasiswa PGSD, HIMA pada saat ini baru terbentuk pada
bulan Oktober 2018. Kegiatan yang sangat terbaru sekali yaitu aku melakukan pengabdian pada bulan
Januari 2019 di Desa Cirinten yang merupakan salah satu desa di Kabupaten
Lebak. Desa itu jauh sekali dari perkotaan dengan jalan yang masih bebatuan dan
tanah berwarna merah karena tempatnya berada dipegunungan dan tidak jauh dari
Suku Baduy juga. Mulai dari Pendidikan hingga ekonominya pun masih sangat minim
sekali. Aku bersama teman-teman lainnya membuka taman baca yang disebut
TAMPILING (taman baca keliling). Ilmu dan pengetahuan yang ku dapatkan sampai
saat ini membuatku berkeinginan setelah lulus nanti untuk masuk ke dalam
pelosok-pelosok desa yang masih tertinggal dan mengamalkan ilmu yang telah
didapat. Karena sangat miris sekali ketika melihat adik-adik para penerus
bangsa khususnya tidak mengetahui apa-apa dan ingin sekali untuk membuat sebuah
forum keagamaan dimana didalamnya ada kegiatan pengajian karena untuk
menumbuhkan jiwa-jiwa spiritual. Terakhir, semua usaha yang akan ku bangun harus
memiliki ilmu dan pengetahuan yang cukup, tidak terlepas dari biaya Pendidikan
yang ku lakukan pada saat ini karena beban orang tuaku yang banyak membuatku
untuk mengajukan Beasiswa Bazma Pertamina ini agar dapat meringkan beban orang
tuaku.
Komentar
Posting Komentar