DEFINISI
BIMBINGAN DAN KONSELING
MAKALAH
Diajukan
untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling pada Semester
Genap Tahun Akademik 2017/2018
Dengan Dosen Pembimbing Dr.
Isrok’ Atun, M.Pd.
Disusun Oleh :
Kelompok 5
PGSD 1A
Ulhaq Aghisni
|
1700618
|
12
|
Dewi Ratnawati
|
1700774
|
16
|
Nunik Ainun Auliani
|
1702073
|
37
|
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
KAMPUS
SUMEDANG
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN INDONESIA
2018
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang.......................................................................................................
1.2 Tujuan....................................................................................................................
1.3 Manfaat..................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Definisi Bimbingan dan Konseling.........................................................................
2.3 Perbedaan
antara Bimbingan dan Konseling...........................................................
2.3
Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar...............................................
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan..............................................................................................................
3.2
Saran........................................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Definisi dan Perbedaan
Bimbingan Konseling ini guna memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling.
Tidak lupa sholawat beserta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada nabi
Muhammad SAW.
Makalah
ini telah kami susun secara maksimal atas bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak sehingga makalah ini dapat selesai dengan lancar, untuk itu kami selaku
penyusun berterima kasih kepada Ibu Dr. Isrok’ Atun, M.Pd. selaku dosen mata
kuliah Bimbingan Konseling.
Kami
menyadari bahwa makalah yang kami buat jauh dari sempurna dan masih memiliki
banyak kekurangan, oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca, guna menghasilkan makalah yang lebih baik. Semoga
makalah yang kami susun dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi
pembaca.
Sumedang, Maret 2018
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Pentingnya bimbingan dan konseling
khusunya di sekolah dasar belum begitu dipahami, baik oleh guru maupun kepala
sekolah. Bahkan masih banyak guru yang belum sepenuhnya memahami bahwa
bimbingan dan konseling merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
komponen pendidikan secara keseluruhan.
Profesi konselor di sekolah dasar saat ini
belum diakui karena konselor di sekolah dasar cenderung menjadi tanggungjawab
guru kelas. Guru kelas bertindak bukan hanya memberikan materi pelajaran dengan
jumlah mata pelajaran yang cukup banyak tetapi juga dibseri beban sebagai guru
yang bertugas sebagai konselor.
Secara umum sikap guru dan kepala sekolah
masih kaku terhadap bimbingan dan konseling ini, kebanyakan mereka menganggap
bahwa bimbingan dan konseling hanya menangani peserta didik yang mempunyai
masalah terutama yang berhubungan dengan kenakalan. Peserta didik yang dianggap
nakal dan suka melanggar peraturan sekolahlah yang sering dianggap sebagai
sasaran bimbingan dan konseling.
1.2
Rumusan
Masalah
1.2.1
Apa definisi bimbingan
dan konseling?
1.2.2
Apa perbedaan antara
bimbingan dan konseling?
1.2.3
Apa tujuan bimbingan dan
konseling di sekolah dasar?
1.3
Tujuan
1.3.1
Untuk mengetahui definisi
bimbingan dan konseling.
1.3.2
Untuk mengetahui perbedaan
antara bimbingan dan konseling.
1.3.3
Agar pembaca mengetahui
tujuan bimbingan dan konseling di sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi
Bimbingan dan Konseling
1.
Definisi
Bimbingan
Secara
etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata “Guidance” berasal
dari kata kerja “to guide” yang mempunyai arti menunjukkan, membimbing,
menuntun, atau membantu. Sesuai dengan istilahnya, maka secara umum bimbingan
dapat diartikan sebagai suatu bantuan atau tuntunan.
Menurut
Supriadi (2004:207) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan bimbingan adalah
proses bantuan yang diberikan oleh konselor atau pembimbing kepada klien agar
klien dapat memahami dirinya, mengarahkan dirinya, memecahkan masalah-masalah
yang dihadapinya, menyesuaikan diri dengan lingkungannya (keluarga, sekolah,
dan masyarakat), mengambil manfaat dan peluang-peluang yang dimilikinya dalam
rangka mengembangkan diri sesuai dengan potensinya sehingga berguna bagi
masyarakat dan dirinya.
Sementara
itu, menurut Prayitno menyatakan bahwa bimbingan adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang
individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan
kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan
norma-norma yang berlaku.
Berdasarkan
pengertian menurut para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan
merupakan bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada individu atau
beberapa orang dengan memberikan pengetahuan tambahan untuk memahami dan
mengatasi permasalahan yang dialami oleh individu dengan cara terus menerus dan
sistematis.
2.
Definisi
Konseling
Secara
etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa Latin, yaitu “consilium” yang berarti “dengan” atau
“bersama” yang dirangkai dengan “menerima” atau “memahami”. Sedangkan dalam
bahasa Anglo Saxson, istilah konseling berasal dari “sellan” yang berarti “menyerahkan” atau “menyampaikan”.
Konseling
merupakan suatu proses untuk membantu individu mengatasi hambatan-hambatan
perkembangan dirinya, dan untuk mencapai perkembangan optimal kemampuan pribadi
yang dimilikinya, proses tersebut dapat terjadi setiap waktu. (Division of Conseling Psychology).
Dari
pengertian konseling menurut Division of
Conseling Psychology, dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Konseling
merupakan proses pemberian bantuan.
2. Bantuan
diberikan kepada individu-individu yang sedang mengalami hambatan atau gangguan
dalam proses perkembangannya.
3. Konseling
dapat dilakukan pada setiap waktu.
4. Konseling
bertujuan agar individu dapat mencapai perkembangan yang optimal.
Konseling
juga merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara
konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang
mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya
masalah yang dihadapi oleh klien. Dalam wawancara konseling itu klien
mengemukakan masalah-masalah yang sedang dihadapinya kepada konselor, dan konselor
menciptakan suasana hubungan yang akrab dengan menerapkan prinsip-prinsip dan
teknik-teknik wawancara konseling sedemikian rupa sehingga masalahnya mampu
teratasi.
Jadi,
Bimbingan dan Konseling adalah suatu proses tolong menolong untuk mencapai tujuan
yang dimaksud, dapat juga diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua
orang untuk menangani masalah klien, yang didukung keahlian dengan suasana yang
laras berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk tujuan yang berguna bagi
klien.
2.2
Perbedaan
antara Bimbingan dan Konseling
Berikut
ini terdapat beberapa perbedaan antara bimbingan dan konseling. Menurut Bimo
Walgito bimbingan adalah bantuan atau pertolongan kepada orang lain yang
membutuhkan. Sedangkan konseling melihat adanya hubungan antara si penolong
yang terlatih atau ahli dan seseorang yang benar-benar sedang mencari
pertolongan.
Perbedaan bimbingan dan konseling menurut
Daniel Mc, bimbingan diadakan untuk tujuan membantu setiap
orang mengenal dirinya sendiri. Sedangkan Konseling adalah pertemuan secara
langsung kepada orang yang akan di beri bantuan untuk menyesuaikan dirinya
secara efektif dengan dirinya sendiri maupun dengan lingkungan disekitarnya.
Adapun
perbedaan bimbingan dan konseling menurut Moh. Surya, bimbingan merupakan suatu proses untuk memberi bantuan secara
terus menerus dengan sistematis terhadap individu untuk mengatasi masalah yang
sedang dihadapinya, agar mencapai kemampuan dalam memahami dirinya sendiri
(selfunderstanding), kemampuan untuk menerima dirinya sendiri (selfacceptance),
kemampuan untuk mengarahkan dirinya sendiri (selfdirection) ke arah yang lebih
baik, dan kemampuan untuk merealisasikan atau mewujudkan dirinya
(selfrealization) sesuai dengan potensi yang ada dalam dirinya untuk memberi
penyesuaian dengan lingkungan disekitar.Sedangkan konseling adalah hubungan
seorang konselor dengan konseli. Hubungan ini terkadang bersifat individual
meski biasanya melibatkan lebih dari 2 orang.
Jadi perbedaan bimbingan dan konseling dapat
dilihat dari segi isi kegiatan dan tenaga kerja yang menyelenggarakannya. Dari
segi isi, bimbingan lebih banyak bersangkut paut dengan usaha pemberian
informasi, kegiatan pengumpulan data tentang siswa dan lebih menekankan pada
fungsi pencegahan. Sedangkan konseling merupakan bantuan yang dilakukan dalam
pertemuan tatap muka antara dua orang manusia yaitu antara konselor dan klien.
Kemudian apabila dilihat dari segi tenaga
kerja yang menyelenggarakan, bimbingan dapat dilakukan oleh orang tua, guru,
wali kelas, kepala sekolah, orang dewasa, dan lain-lain. Sedangkan konseling
hanya dapat dilakukan oleh tenaga-tenaga yang telah terdidik dan terlatih.
Dengan kata lain, konseling merupakan bentuk khusus bimbingan yaitu layanan
yang diberikan oleh konselor kepada klien secara individu.
2.3
Tujuan
Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
Bimbingan
dan konseling bertujuan membantu peserta didik mencapai tugas-tugas
perkembangan secara optimal sebagai makhluk Tuhan, sosial, dan pribadi. Tujuan
bimbingan dan konseling lebih lanjutnya adalah membantu individu dalam mencapai
kebahagiaan hidup pribadi sebagai makhluk Tuhan, kehidupan yang produktif dan
efektif dalam masyarakat, hidup bersama dengan individu-individu lain, harmoni
antara cita-cita mereka dengan kemampuan yang dimilikinya. Dengan demikian
peserta didik dapat menikmati kebahagiaan hidupnya dan dapat memberi sumbangan
yang berarti kedepada kehidupann masyarakat umumnya.
Untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut, peserta didik harus mendapatkan kesempatan untuk:
1. Mengenal
dan melaksanakan tujuan hidupnya serta merumuskan rencana hidupnya.
2. Mengenal
dan memahami kebutuhan secara realistis.
3. Mengenal
dan menanggulangi kesulitan-kesulitan diri sendiri.
4. Mengenal
dan mengembangkan kemampuannya secara optimal.
5. Menggunakan
kemampuannya untuk kepentingan pribadi dan untuk kepentingan umum dalam
kehidupan bersama.
Secara
khusus tujuan bimbingan dan konseling di sekolah ialah agar peserta didik
dapat:
1. Mengembangkan
seluruh potensinya seoptimal mungkin.
2. Mengatasi
kesulitan dalam memahami dirinya sendiri.
3. Mengatasi
kesulitan dalam memahami lingkungannya, yang meliputi lingkungan sekolah,
keluarga, pekerjaan, sosial-ekonomi, dan kebudayaan.
4. Mengatasi
kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalahnya
5. Mengatasi
kesulitan dalam menyakurkan kemampuan, minat, dan bakatnya dalam bidang
pendidikan dan pekerjaan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Bimbingan merupakan bantuan yang dilakukan
oleh seorang ahli kepada individu atau beberapa orang dengan memberikan
pengetahuan tambahan untuk memahami dan mengatasi permasalahan secara terus
menerus dan sistematis. Konseling merupakan proses pemberian bantuan yang
dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor)
kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang
bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.
Perbedaan
bimbingan dan konseling dapat dilihat dari segi isi kegiatan dan tenaga kerja
yang menyelenggarakannya. Dari segi isi, bimbingan lebih banyak bersangkut paut
dengan usaha pemberian informasi, kegiatan pengumpulan data tentang siswa dan
lebih menekankan pada fungsi pencegahan. Sedangkan konseling merupakan bantuan
yang dilakukan dalam pertemuan tatap muka antara dua orang manusia yaitu antara
konselor dan klien.
Bimbingan dan konseling bertujuan membantu
individu dalam mencapai kebahagiaan hidup pribadi sebagai makhluk Tuhan,
kehidupan yang produktif dan efektif dalam masyarakat, hidup bersama dengan
individu-individu lain, harmoni antara cita-cita mereka dengan kampuan yang
dimilikinya.
3.2
SARAN
Menurut kami perlunya
peningkatan kualitas konselor dalam perkembangan dunia pendidikan akan
memberikan dampak positif. Di dalam satu sekolah tidak cukup hanya mengandalkan
satu orang saja.
Untuk program bimbingan
disekolah peranan guru sangat diutamaan, karena guru adalah seorang pendidik,
pengajar dan membimbing siswa, untuk menjadi orang yang berilmu dan orang yang
memiliki tingkah yang baik, guru juga menjadi panutan para siswa untuk
mendapatkan ilmu disekolah. Guru harus memberikan ilmu dan mengajar dengan
sabar, ikhlas dan mengutamakan kepentingan para siswa diatas kepentingan
kepribadiannya.
DAFTAR PUSTAKA
Qarlina, Nuzuliani.
(2013). Bimbingan dan Konseling.
[Online]. Tersedia: https://nuzulianiqarlina.wordpress.com/2013/05/29/bimbingan-dan-konseling/amp/.
Diakses pada 12 Maret 2018.
Komentar
Posting Komentar