DIMENSI-DIMENSI
KEMANUSIAAN DAN ARTI PENTING KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING
MAKALAH
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Bimbingan dan Konseling pada
semester genap tahun akademik 2018/2019
Diampu
oleh:
Dr. Isrok’atun,M.Pd.
Disusun
oleh:
Fitria
Putri Suryani 1701139/22
Sri
Ayu Pujawati 1701522/29
Euis
Lina Herlina Firdaus 1403678/46
Kelompok
2
Kelas
1A
PROGRAM
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
KAMPUS
SUMEDANG
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2018
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr.Wb
Puji syukur
kehadirat Illahi Robbi, berkat Rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Dimensi-Dimensi
Kemanusiaan dan Arti Penting Kegiatan Bimbingan dan Konseling”.
Makalah ini sebagai titik awal dalam
pembelajaran mata kuliah Bimbingan dan Konseling. Adapun isinya mengenai
dimensi-dimensi kemanusiaan, dan arti pentingnya kegiatan bimbingan dan
konseling.
Dalam penyusunan makalah ini, tak
lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu di antaranya:
1.
Dr. Isrok’atun, M.Pd. sebagai dosen mata kuliah
Bimbingan dan Konseling.
2. Orang
tua tercinta yang telah memberikan dukungan baik secara materil maupun moril,
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada waktunya.
3. Semua
pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini.
Di dalam penyusunan makalah ini,
penyusun menyadari masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi.
Oleh karena itu, penyusun meminta kritik dan saran yang membangun dari pembaca
untuk menyempurnakan kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Semoga dengan
pembuatan makalah ini, dapat memberikan manfaat kepada pembaca dan sebagai
sumber referensi tentang prinsip belajar
mengajar.
Sumedang,
Februari 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.. i
DAFTAR ISI. ii
BAB
I PENDAHULUAN.. 1
A. Latar
Belakang. 1
B. Rumusan
Masalah. 2
C. Tujuan
Penulisan. 2
BAB
II PEMBAHASAN.. 3
A. Dimensi-Dimensi
Kemanusiaan. 3
B. Pengertian
Bimbingan dan Konseling. 5
C. Pentingnya
Kegiatan Bimbingan dan Konseling. 6
BAB
III PENUTUP. 7
A. Kesimpulan. 7
B. Saran. 7
DAFTAR PUSTAKA.. iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Potensi kemanusiaan merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia.
Manusia memiliki ciri khas yang secara prinsipil berbeda dari hewan. Ciri khas
manusia yang membedakannya dari hewan terbentuk dari kumpulan terpadu dari apa
yang disebut sifat hakikat manusia. Disebut sifat hakikat manusia karena secara
hakiki sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada
hewan. Oleh karena itu, sangat strategis jika pembahasan tentang
dimensi-dimensi kemanusiaan.
Seiring
perkembangan zaman problematika peserta didik di sekolah semakin beragam. Jalan
pikiran mereka menjadi terbagi dengan masalah diluar sekolah dan di dalam
sekolah. Suatu tindak layanan sekolah pada peserta didik dengan bimbingan
konseling yang mengarahkan para peserta didik untuk mengetahui bakat dan
potensi dalam diri mereka.
Bimbingan
konseling biasanya berbicara mengenai aspek psikologis, ini akan sangat penting
jika ada banyak gangguan psikis pada peserta didik yang biasanya tertekan
masalah dan tidak mampu menangkap pelajaran dengan baik. Bimbingan konseling
juga sangat penting posisinya untuk membimbing siswa untuk memotivasi diri
bahwa mereka adalah suatu pribadi yang unik dan mampu bersaing.
Perlunya
bimbingan konseling dapat berfungsi sebagai pemantau masalah-masalah siswa yang
berkaitan tentang masalah kelainan tingkah laku dan adaptasi. Sulitnya salah
satu siswa untuk bergaul dan cenderung mengasingkan diri dari teman-temannya
memiliki akar permasalahan yang biasanya beruntung.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
saja dimensi-dimensi kemanusiaan itu?
2. Apa
yang dimaksud dengan Bimbingan dan Konseling?
3. Seberapa
penting kegiatan Bimbingan dan Konseling?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui macam-macam dari dimensi kemanusiaan
2. Untuk
mengetahui pengertian dari Bimbingan dan Konseling
3. Untuk
mengetahui pentingnya dari kegiatan Bimbingan dan Konseling
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Dimensi-Dimensi
Kemanusiaan
Untuk
mengetahui manusia menurut teori konseling, maka penting mengetahui secara
singkat dimensi-dimensi kemanusiaan yang memegang peranan penting dalam
kegiatan konseling. Dimensi-dimensi kemanusiaan tersebut adalah :
1. Dimensi
Individual (individualitas)
Manusia diciptakan oleh Tuhan memiliki
kepribadian yang berbeda-beda serta memiliki bentuk fisik yang berbeda pula.
Selain memiliki berbagai perbedaan, antara orang yang satu dengan orang yang
lainnya pun memiliki persamaan, seperti sama-sama memerlukan makanan dan
minuman serta udara segar, sama-sama menghendaki kesenangan dan kebahagiaan, sama-sama
dapat menderita dan mengalami kesembuhan, sama-sama dapat mempelajari sesuatu,
sama-sama menginginkan untuk mencintai
dan dicintai.
Tidak ada diri individu yang identik
dengan orang lain di dunia ini. Bahkan dua anak yang kembar sejak lahir tidak bisa
dikatakan identik. karena adanya individualitas ini, maka setiap orang memiliki
kehendak, perasaan, cita-cta, kecenderungan, semangat, dan daya tahan yang
berbeda.
2. Dimensi
Sosial (sosialitas)
Setiap manusia dilahirkan telah dikaruniai
potensi untuk hidup bersama dengan orang lain dengan kata lain setiap individu
memerlukan individu lainnya agar bias bertahan hidup. Bahkan seorang individu
yang anti sosialpun tidak bisa hidup sendiri dan memerlukan orang lain.
Menurut Immanuel Kant, manusia hanya menjadi
manusia jika berada diantara manusia. Apa yang dikatakan Immanuel Kant cukup
jelas, bahwa hidup bersama dan diantara manusia lain akan memungkinkan
seseorang dapat mengembangkan kemanusiaannya.
Lebih jauh kehidupan sehari-hari setiap
orang menampilkan kebersamaannya dengan orang lain. Hampir setiap kegiatan
seseorang melibatkan berperannya orang lain. Dengan demikian, jelaslah betapa
besar pengaruh “orang lain” terhadap kehidupan dan perkembangan seseorang sejak
masa keberadaannya yang paling awal di dunia bahkan hingga ia meninggal dunia.
3. Dimensi
Kesusilaan (moralitas)
Manusia ketika dilahirkan bukan hanya
dikaruniai potensi individualitas dan sosialitas melainkan juga memiliki
potensi kesusilaan. Dimensi kesusilaan maksudnya adalah bahwa dalam diri manusia
ada kemampuan untuk berbuat kebaikan dalam arti susila atau moral, seperti
bersikap jujur dan berlaku adil. Manusia susila menurut Drijarkara adalah
manusia yang memiliki nilai-nilai, mengayati, dan melaksanakan nila-nilai
tersebut.
Kehidupan manusia tidak bersifat acak
ataupun sembarangan,tetapi mengikuti aturan tertentu. Hampir semua kegiatan
manusia, baik perseorangan maupun kelompok, mengikuti aturan-aturan
tertentu. Manusia dalam mengembangkan
dimensi individual dan dimensi social memerlukan norma dan etika yang mengatur
agar kedua dimensi tersebut berjalan seimbang.
4. Dimensi
Keberagaman (religiusitas)
Selain sebagai makhluk sosial, manusia
juga makhluk religius. Jika ditinjau dari sudut agama, kehidupan tidak
semata-mata hanya dilihat dari kehidupan di dunia yang fana ini, melainkan juga
menjangkau kehidupan di akhirat. Semakin disadari keterkaitan pada sang
pencipta, kesadaran tersebut pada gilirannya mewarnai perikehidupan manusia,
baik secara perseorangan maupun kelompok. Apa yang dkerjakan sekarang akan
dipetik hasilnya kelak dikemudian hari. Lebih jauh, apa yang dilakukan sekarang
merupakan perbuatan yang derajat imbalannya akan diperhitungkan bagi kehidupan
di akhirat.
Dengan
memperhatikan keempat dimensi diatas, manusia diharapkan mampu mencapai derajat
keutuhan sesuai dengan pencipataan sebagai makhluk yang indah, tidak saja
meguasai teknologi tetapi juga memahami dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya.
B.
Pengertian
Bimbingan dan Konseling
Menurut
Prayitno dan Erman Amti bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang
dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa individu agar
orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri
dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dengan berdasarkan
norma-norma yang berlaku.
Menurut
Smith bimbingan diartikan sebagai proses layanan yang diberikan kepada
individu-individu guna membantu mereka memperoleh pengetahuan dan
keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam membuat pilihan-pilihan,
rencana-rencana, dan interpretasi-interpretasi yang diperlukan untuk
menyesuaikan diri yang baik.
Konseling
itu sendiri merupakan hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara
dua orang dimana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan
khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar.
Jones
(Insano, 2004 : 11) menyebutkan bahwa konseling merupakan suatu hubungan
profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan kliennya.
Dari
semua pendapat yang dikemukakan oleh para ahli diatas, dapat dirumuskan dengan
singkat bahwa bimbingan dan konseling adalah proses pemberian bantuan yang
dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli kepada individu yang
mengalami sesuatu masalah sehingga individu tersebut memahami dirinya sendiri
untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa
depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.
C.
Pentingnya
Kegiatan Bimbingan dan Konseling
Kegiatan Bimbingan dan Konseling memiliki
peranan penting bagi individu yang membutuhkan bantuan maupun yang tidak.
Pengembangan kemanusiaan seutuhnya hendaknya mencapai pribadi-pribadi yang
kediriannya matang dengan kemampuan sosial yang menyejukan, kesusilaan yang
tinggi, dan keimanan serta ketaqwaan yang dalam. Tetapi, kenyataanya yang
sering dijumpai adalah keadaan pribadi yang kurang berkembang dan rapuh,
kesusilaan yang rendah, dan keimanan yang dangkal.
Pemberian layanan bimbingan dan
konseling memiliki arti penting agar seorang individu dapat :
1. Dapat
merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir, serta kehidupanya
di masa yang akan datang.
2. Mengembangkan
seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin.
3. Menyesuaikan
diri dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, serta lingkungan kerjanya.
4. Mengatasi
hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan
pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut,
maka setiap individu harus mendapatkan kesempatan untuk :
1. Mengenal
dan memahami potensi, kekuatan dan tugas-tugas perkembangannya.
2. Mengenal
dan menentukan tujuan hidupnya.
3. Memahami
dan mengatasi kesulitan-kesulitannya sendiri.
4. Menyesuaikan
diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya.
5. Mengembangkan
segala potensi yang dimilikinya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manusia merupakan makhluk yang indah dan
memiliki derajat paling tinggi diantara makhluk hidup lainnya yang hidup di dunia
ini. Dimensi-dimensi kemanusiaan terdapat empat dimensi. Yaitu dimensi keindividualan,
kesosialan, kesusilaan, dan dimensi keberagaman. Dimana dari keempat dimensi
tersebut dimaksudkan sebagai sesuatu yang secara hakiki ada pada manusia
disuatu segi dan di segi lain sebagai sesuatu yang dapat dikembangkan.
Bimbingan dan konseling adalah proses
pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli
kepada individu yang mengalami sesuatu masalah sehingga individu tersebut
memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri
serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai
kesejahteraan hidupnya. Serta memiliki peranan yang penting terutama bagi
peserta didik.
B.
Saran
Kita sebagai manusia harus mempunyai
keempat dimensi yang telah dipaparkan diatas, agar menjadi manusia seutuhnya.
Ketika dalam diri seorang individu mengalami keresahan hati atau membutuhkan
bantuan bisa datang ke konselor.
DAFTAR PUSTAKA
Amti,
Erman dan Prayitno. 2008. Dasar-Dasar
Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Anjar.
2013. Dimensi-Dimensi Kemanusiaan.
[Online] http://ilmu-pendidikan-tp.blogspot.co.id/2013/12/dimensi-dimensi-kemanusiaan.html?m=1
(Diakses 15 Februari 2018).
Faqih,
Iza. 2012. Arti Penting dan Tujuan Bimbingan.
[Online] http://izafaqih.blogspot.co.id/2012/01/arti-penting-dan-tujuan-bimbingan.html?m=1
(Diakses 15 Februari 2018).
Komentar
Posting Komentar