PENILAIAN DALAM KURIKULUM 2013

  BAB I  PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai oleh pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi. Evaluasi merupakan sub sistem yang sangat penting dan sangat dibutuhkan dalam setiap sistem pendidikan, karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh perkembangan atau kemajuan hasil pendidikan. Dalam setiap pembelajaran, pendidik harus berusaha mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang dilakukan. Pentingnya diketahui hasil ini karena dapat menjadi salah satu patokan bagi pendidik untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran yang dilakukan dapat mengembangkan potensi peserta didik. Dengan evaluasi, maka maju dan mundurnya kualitas pendidikan dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula, kita dapat mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih baik ke depan. Suatu sistem adalah jalinan antar beberapa komponen yang saling terkait dan saling mempengaru

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


MAKALAH
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pedagogika pada semester genap tahun akademik 2017/2018
Diampu Oleh
Aah Ahmad Syahid, M.Pd.







Disusun oleh  :
Ayu Setia                            (1700816 / 17)
Dini Nurfitriana                  (1702350 / 39)
Euis Lina Herlina                (1403678 / 46)
Mutiara Fazrin                    (1701395 / 26)
Ruly Watipah Muharani     (1701124 / 21)
Tiara Hilwia Nahdia R       (1702577 / 44)
Kelompok 3
PGSD 1A


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
KAMPUS SUMEDANG
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2018


KATA PENGANTAR

Bissmillahirrohmanirrohim...
Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT, diiringi shalawat serta salam kepada jungjungan kita, Nabi besar Muhammad SAW. Karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, kami telah menyelesaikan salah satu tugas Mata Kuliah Pedagogika.
Harapan dengan tersusunnya tugas Pedagogika ini akan dapat membantu kita untuk lebih mengetahui tentang materi perkembangan peserta didik, pembagian fase kelompok peserta didik menurut perkembangannya, peserta didik sebagai individu, interaksi pedagogis antara pendidik dan peserta didik, serta faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik.
Akhirul kalam, kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna kebaikan di masa yang akan datang. Kami berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, teman-teman, serta orang lain yang membacanya.  Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita, Amin.



Sumedang,  24 Februari 2018

Penyusun


DAFTAR ISI 

KATA PENGANTAR............................................................................... 
DAFTAR ISI..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang .........................................................................
B.     Rumusan Masalah.....................................................................
C.     Tujuan Makalah........................................................................
D.    Manfaat.....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.       Pengertian Perkembangan Peserta Didik.................................
B.       Fase Perkembangan Peserta Didik...........................................
C.       Peserta Didik Sebagai Individu................................................
D.       Interaksi Pedagogis antara Pendidik dan Peserta Didik..........
E.        Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Peserta Didik.....
BAB III PENUTUP
A.    Simpulan...................................................................................
B.     Saran.........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Peserta didik adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, ia membutuhkan orang lain untuk dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang utuh. Dalam perkembangannya, pendapat dan sikap peserta didik dapat berubah karena interaksi dan saling berpengaruh, antar sesama peserta didik, maupun dengan proses sosialisasi. Dengan mempelajari perkembangan peserta didik, diharapkan dapat memahami pengertian dan proses sosialisasi peserta didik.
Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang di lingkungannya. Oleh karena itu, peserta didik harus mendapat pendidikan yang layak agar mampu menjadi pribadi yang berguna khususnya di lingkungan  sekitarnya. Seiring berjalannya waktu, pola pikir seseorang tentu mengalami peningkatan dengan berkembangnya otak seseorang. Terutama pada peserta didik, tentu saja mengalami peningkatan yang pesat pada fase teretentu. Proses belajar sangat penting untuk menunjang kecerdasan pesera didik di masa yang akan datang.
Perkembangan adalah salah satu proses yang harus dialami oleh peserta didik, baik dalam lembaga pendidikan formal maupun non formal. Tanpa sebuah perkembangan dari peserta didik, maka perkembangan suatu negara tidak akan pernah berjalan dengan lancar. Untuk itu, sebagai tenaga pendidik harus mengetahui pengertian peserta didik dan perkembangannya, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik, serta peran guru terhadap perkembangan peserta didik, untuk memudahkan proses belajar mengajar.





B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apa pengertian perkembangan peserta didik ?
2.      Bagaimana fase perkembangan peserta didik ?
3.      Bagaimana peserta didik sebagai individu ?
4.      Bagaimana interaksi pedagogis antara pendidik dan peserta didik ?
5.      Faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan peserta didik?

C.    Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih jauh tentang pengertian perkembangan peserta didik, fase perkembangan peserta didik, peserta didik sebagai individu, interaksi pedagogis antara pendidik dan peserta didik dan faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik. Makalah ini juga dibuat untuk memenuhi salah satu tugas perkuliahan.
           D.    Manfaat
  1.       Adapun pembuatan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk lebih mengetahui mengenai perkembangan peserta didik, khususnya bagi mahasiswa yang sedang melaksanakan tugas mengenai perkembangan peserta didik, semoga makalah ini dapat menjadi sumbangan pemikiran terhadap pengembangan teori dan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan perkembangan peserta didik.                                  


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan peserta didik merupakan bagian dari pengkajian dan penerapan psikologi perkembangan yang secara khusus mempelajarai aspek-aspek perkembangan individu yang berada pada tahap usia sekolah dan sekolah menengah. Sebagai individu yang tengah tumbuh dan berkembang, peserta didik memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke arah titik optimal kemampuan fitrahnya. Ada juga yang menyebutkan bahwa perkembangan peserta didik itu sebagai suatu kajian atau ilmu atau pembahasan yang mempelajari peserta didik dari mulai tahap kanak-kanak sampai adolence, karena pada dasarnya peserta didik adalah individu yang tumbuh dan berkembang.

           B.     Fase Perkembangan Peserta Didik
Perjalanan hidup peserta didik sejak lahir untuk mencapai dewasa dilaluinya yang cukup panjang, melalui fase-fase perkembangan tertentu. Dalam tiap fase perkembangan tersebut memiliki ciri-ciri atau kekhususan tertentu. Biasanya kita bagi peserta didik menjadi kelompok-kelompok menurut perkembangannya berikut ini :
1.         Bayi (0-2 tahun)
     Masa bayi (sejak lahir-1 tahun) dalam keadaan tidak berdaya di satu pihak, akan tetapi di pihak lain menunjukkan keinginan berkembang yang tak mau berhenti dan dengan semangat yang mengagumkan.
     Pada masa bayi, hubungan antara peserta didik dan pendidik itu tidak menjadi permasalahan yang berarti, karenaa pendidik disini lebih banyak mengikuti gerak kehidupan bayi itu sendiri, karena memang pendidikan dalam arti pergaulan mendidik itu terbatas. Asal orang tua benar-benar membuat kondisi yang paling dibutuhkan oleh peserta didik (bayi), orang tua belum menemui kesukaran yang berarti.
2.         Kanak-kanak (3-7 tahun)
     Masa kanak-kanak (3-7 tahun), dapat diklasifikasikan kepada 2 fase, yaitu :
     Pertama usia 3-4 tahun, merupakan masa otonomi rasa malu, dan ragu. Pada tahap ini sampai batas-batas tertentu anak dapat berdiri sendiri secara fisik dalam arti duduk, berdiri, berjalan, bermain, minum dari botol sendiri tanpa dibantu oleh orang lain, namun dipihak lain, ia juga sudah mulai memiliki rasa malu dan keraguan dalam berbuat, sehingga seringkali minta pertolongan atau persetujuan dari orang tuanya.
     Kedua usia 4-7 tahun adalah masa eksplorasi (penyelidikan). Masa ini penuh dengan kegairahan untuk melihat dan mengatahui sebanyak-banyaknya ditandai dengan hasrat ingin tahu yang luar biasa. Karena itu tidak mengherankan kalau pada tahap ini anak selalu aktif, tidak mau diam.
     Pada masa ini, anak sudah berkomunikasi dalam bentuk pergaulan bermain. Asal keperluan jasmaniah dipenuhi, kesempatan bermain tidak dihalangi maka selebihnya anak didik tidak akan menyusahkan pendidiknya. Masa ini menghendaki suatu penanganan yang khas, seperti dengan memperlonggar komunikasi dan lebih banyak “Tut Wuri Handayani”.
3.         Anak-anak (7-12 tahun)
     Pada masa anak-anak ini, mereka menginjak masa yang lebih luas, dunia mereka lebih rasional daripada dunia kanak-kanak. Masa ini adalah masa perkembangan dunia kecerdasan yang lebih luas. Tanda utamanya adalah pengenalan dan penyelidikan yang lebih luas. Pada masa ini, anak sangat aktif mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya, dorongan untuk mengetahui dan berbuat terhadap lingkungannya sangat besar. Akan tetapi, dipihak lain karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuannya ia mendapat kesulitan, hambatan, bahkan kegagalan. Hambatan dan kegagalan ini dapat menimbulkan rasa rendah diri.
     Masa anak-anak adalah masa pencarian pengetahuan sebanyak mungkin. Informasi yang cocok dan hal-hal yang menyangkut uraian tentang dunia nyata akan memukau pada tahap ini. Masa ini adalah masa realistis dan karena itu, komunikasi peserta didik dan pendidik pada masa ini lebih bersifat stabil.
4.         Puber (12-14 tahun)
     Masa puber merupakan masa transisi dan tumpang tindih, sebab masa ini berada dalam peralihan antara masa anak-anak dan remaja. Ada beberapa ciri yang bersangkutan dengan pertumbuhan dan perkembangan biologis dan psikologis.
     Pada wanita, masa puber ditandai dengan haid pertama serta dengan ditandai adanya perubahan fisik seperti pinggulnya membesar, buah dada berkembang, tumbuh rambut dibagian tubuh tertentu, dan perubahan suara menjadi merdu dan sebagainya. Sedangkan pada laki-laki, ditandai dengan mimpi polusi (mimpi basah), otot-otot tumbuh pada dada,  lengan, dan paha dan adanya  perubahan suara. Secara psikologis, diantara laki-laki dan perempuan mulai tertarik kepada lawan jenis.
     Bagi pendidik, orang tua dan guru perlu memahami keadaan perkembangan anak didiknya, untuk menentukan upaya-upaya yang sesuai dengan keadaan diri anak.
5.         Masa Remaja (14-17 tahun)
     Masa remaja dapat dijelaskan sebagai persiapan ke arah pendewasaan yang didukung oleh kemampuan dan kecakapan yang dimilikinya. Ia berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri yang khas dari dirinya. Dorongan membentuk dan memperihatkan identitas diri ini, pada remaja seringkali sangat ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh lingkungannya sebagai penyimpangan. Bahkan bisa muncul gejala kenakalan remaja.
     Fase ini adalah masa penyesuaian jangka panjang kepada kehidupan kedewasaan yang menuntut tanggung jawab yang lebih.  Pada masa ini, peserta didik  mulai menyadari kediri-sendiriannya dengan lebih matang, dan siap berargumentasi dengan pengetahuan yang diperoleh pada masa anak-anak. Mereka justru akan lebih menjauhkan diri sedapat mungkin dari pendidiknya. Meskipun demikian mereka akan melihat kepada pendidiknya dengan mat dan hati serta daya kritisnya.

      C.    Peserta Didik Sebagai Individu
Sebagai organisme yang sedang tumbuh dan berkembang, peserta didik dipandang sebagai individu yang berbeda antara satu dengan yang lain. Secara etimologi, istilah individu berasal dari kata Latin, yaitu “Individum (tidak dapat dibagi)” dan dari bahasa inggris, yaitu kata “in (tidak) dan divided (terbagi). Jadi individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa Indonesia, individu diartikan sebagai “orang atau seorang diri atau pribadi sebagai perorangan”. Dari pengertian-pengertian tersebut, bahwa manusia sebagai mahluk individual berarti bahwa manusia itu merupakan keseluruhan totalitas yang tidak dapat dipisahkan dari jiwa dan raganya, rohani dan jasmaninya. Manusia tidak terdiri atas penjumlahan dari potensi-potensi tertentu, yang masing-masing bekerja sendiri. Kegiatan dalam kehidupan sehari-hari tidak lain merupakan kegiatan keseluruhan jiwa-raganya, dan bukan kegiatan alat-alat tubuh saja atau kemampuan jiwa saja.
Menurut Adisusila (1985), manusia sebagai pribadi adalah substansi, individual yang bersifat rasional, yang mampu menyadari bahwa dunia luar merupakan objek, yang dijadikan alat untuk mengembangkan diri mencapai kematangan dan kesempurnaan. Semua ini disadari dan dilakukan manusia secara khas sesuai dengan corak kepribadian dan kemampuan masing-masing individu. Oleh karena proses perkembangan dan pengalaman masing-masing individu tidak sama, maka pribadi yang terbentuk dalam proses tersebut juga berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lainnya. Realitas ini mengindikasikan bahwa dalam proses perkembangan peserta didik yang wajar harus memerhatikan segi indualitas kemanusianya, dalam artian bahwa setiap individu merupakan kesatuan jiwa raga, yang memiliki struktur dan kecakapan yang unik. 

      D.    Interaksi Pedagogis antara Pendidik dan Peserta Didik
Interaksi pedagogis merupakan suatu pergaulan antara anak dengan orang dewasa untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu manusia mandiri, manusia dewasa. Jadi interaksi pedagogis merupakan pergaulan pendidikan, yang mengarah kepada tujuan pendidikan. Kalau suatu pergaulan tidak mengarah kepada tujuan, hal tersebut hanya merupakan hal biasa.
1.    Dimensi-dimensi interaksi sosial 
Interaksi sosial di dalam situasi belajar-mengajar selalu bertujuan untuk mencapai sesuatu untuk kepentingan murid. Interaksi sosial disini ditandai dengan kemauan guru untuk membantu murid mencapai suatu kepandaian atau keterampilan serta sikap tertentu, serta interaksi sosial disini juga berlandaskan anggapan murid bahwa guru itu dapat membantunya dalam hal-hal tertentu dalam perkembangannya. 
2.    Ciri-ciri interaksi belajar-mengajar 
a.    Interaksi belajar mengajar bertujuan untuk membantu anak dalam suatu perkembangan tertentu . 
b.    Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang sengaja direncanakan untuk mencpai suatu tujuan. 
c.    Interaksi belajar mengajar ditandai dengan suatu penggarapan material yang khusus. 
d.    Interaksi belajar-mengajar ditandai dengan aktivitas murid. 
3.    Jenis interaksi dilihat dari jumlah murid. 
a.    Jenis interaksi individual
Pada interaksi ini anak banyak mendapat kesempatan untuk mengalami berbagai proses belajar, karena guru hanya berbicara pada dia seorang, sehingga kesempatan banyak diberikan kepadanya. 
b.    Interaksi belajar mengajar berkelompok 
Jenis ini yang sekarang banyak dipakai. Hal itu disebabkan karena cara ini lebih murah dan lebih cepat. Murahnya dilihat dari jumlah guru dan peralatan yang diperlukan. Murid disini dapat lebih banyak dapat kesempatan berkembang, karena pergaulan antar murid satu sama lain. 
c.    Interaksi belajar mengajar dengan tim guru
Caranya ialah dengan membagi tugas antar guru-guru tersebut  sesuai dengan keahliannya dan masing-masing bergiliran melakukan interaksi. 
d.    Interaksi belajar mengajar dengan modul
Pengertian modul ini dibawa kedalam dunia pendidikan. Artinya satu kumpulan berbagai bahan dan tugas pelajaran yang merupakan seperangkat alat pelajaran untuk mencapai suatu tujuan intruksional tertentu 
4.    Syarat-syarat interaksi belajar-mengajar 
a.    Interaksi belajar-mengajar harus bertujuan 
b.    Setelah tujuan ditemukan tentukanlah bahan pelajaran yang akan menjadi pokok masalah antara guru dan murid. 
c.    Tentukanlah prosedurnya atau uraian kegiatannya. 
d.    Harus ditetapkan metode yang dipakai serta jenis peralatan pendidikan apa yang harus digunakan. 
e.    Suatu interaksi adalah perjalanan suatu kebulatan kegiatan dan pelajaran. Dan juga harus ada evaluasi. 

       E.     Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Peserta Didik
1.             Faktor Internal
Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri. Hal ini juga bisa terjadi karena faktor genetika (hereditas).
Faktor internal bisa dibagi menjadi 2 macam yaitu :
a.    Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu keadaan tonus jasmani dan keadaan fungsi jasmani.Keadaan tonus jasmani maksudnya dalam hal perbedaan porsi tubuh. Seperti tinggi kurus, tinggi gemuk, pendek kurus, pndk gemuk, dll. Hal ini sangat berpengaruh pada fisiologis siswa itu sendiri. Terutama untuk siswa yang kurang lengkap anggota badannya (cacat).
Keadaan fungsi jasmani maksudnya dalam hal penyakit. Siswa yang terkena penyakit dalam yang parah dengan siswa yang terkena penyakit ringan akan berpengaruh pada fisiologis siswa tersebut.
b.    Faktor Psikologis
Dalam hal kejiwaan, kapasitas Mental, Emosi, dan Intelegensi setiap orang itu berbeda. Kemampuan berpikir mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan memiliki kemampuan berbahasa dengan baik dan dapat mengendalikan emosinya secara seimbang. Oleh karena itu, kemampuan intelektual yang tinggi sangat menentukan keberhasilan dan kecerdasan dalam perkembangan sosial anak.
Sikap saling pengertian dan kemampuan memahami orang lain merupakan modal utama dalam kehidupan sosial dan hal ini akan dengan mudah dicapai oleh remaja yang berkemampuan intelektual tinggi, berbeda dengan anak yang mempunyai daya intelektual kurang, mereka selalu terlihat murung, pendiam, mudah tersinggung, suka menyendiri, tingkat kecerdasan yang lambat dan temperamen.
Beberapa faktor psikologis yang utama memengaruhi proses belajar adalah :
1) Kecerdasan/inteligensi siswa
2) Motivasi
3) Minat
4) Sikap
5) Bakat
2.             Faktor Eksternal
Yaitu hal-hal yang datang atau ada diluar diri siswa/peserta didik yang meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman berinteraksi siswa tersebut dengan lingkungan. Macam-macam faktor eksternal yaitu :
a.       Faktor Biologis
Bisa diartikan, biologis dalam konteks ini adalah faktor yang berkaitan dengan keperluan primer seorang anak pada awal kehidupanya: Faktor ini wujudnya berupa pengaruh yang datang pertama kali dari pihak ibu dan ayah.
b.      Faktor Physis
Maksudnya adalah pengaruh yang datang dari lingkungan geografis, seperti iklim keadaan alam, tingkat kesuburan tanah, jalur komunikasi dengan daerah lain, dsb.
c.       Faktor Ekonomis atau Status Sosial Ekonomi
Dalam proses perkembanganya, betapapun ukuranya bervariasi, seorang anak pasti memerlukan biaya. Biaya untuk makan dan minum dirumah, dan juga untuk mebeli peralatan sekolah yang dibutuhkan oleh siswa. Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial keluarga dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan memandang anak, bukan sebagai anak yang independen, akan tetapi akan dipandang dalam konteksnya yang utuh dalam keluarga anak itu. “ia anak siapa”. Secara tidak langsung dalam pergaulan sosial anak, masyarakat dan kelompoknya dan memperhitungkan norma yang berlaku di dalam keluarganya. Dari pihak anak itu sendiri, perilakunya akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya. Sehubungan dengan itu, dalam kehidupan sosial anak akan senantiasa “menjaga” status sosial dan ekonomi keluarganya. Dalam hal tertentu, maksud “menjaga status sosial keluarganya” itu mengakibatkan menempatkan dirinya dalam pergaulan sosial yang tidak tepat. Hal ini dapat berakibat lebih jauh, yaitu anak menjadi “terisolasi” dari kelompoknya. Akibat lain mereka akan membentuk kelompok elit dengan normanya sendiri.
d.      Faktor Cultural
Di Indonesia ini sendiri , dapat dihitung ada puluhan bahkan ratusan kelompok masyarakat yang masing-masing mempunyai kultur, budaya, adat istiadat, dan tradisi tersendiri, hal ini jelas berpengaruh terhadap perkembangan anak – anak.
e.       Faktor Edukatif
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang mempunyai pengaruh terhadap perkembangan anak manusia terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, yang memberikan warna kehidupan sosial anak di dalam masyarakat dan kehidupan mereka di masa yang akan datang. Pendidikan dalam arti luas harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh kehidupan keluarga, masyarakat, dan kelembagaan.
f.        Faktor Religious
Sebagai contoh seorang anak yang hidup dilingkungan yang kental dengan suasana religius, sudah pasti ia akan berebeda dengan anak lain yang tidak berada dalam lingkungan religi yang kental, yang sekedar terhitung orang beragama, lebih–lebih yang memang tidak beragama sama sekali, ini adalah persoalan perkembangan pula, menyangkut proses terbentunya prilaku seorang anak dengan agama sebagai faktor penting yang mempengaruhinya karena pondasi agama merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh dan berperan penting sebagai media kontrol dalam perkembangan peserta didik.

BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Jadi berdasarkan materi yang telah dipaparkan dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa:
1.        Perkembangan peserta didik merupakan bagian dari pengkajian dan penerapan psikologi perkembangan yang secara khusus mempelajari aspek aspek perkembangan individu.
2.        Fase perkembangan peserta didik dimulai ketika ia lahir hingga dewasa yaitu fase bayi (0-2 tahun), kanak kanak (3-7tahun), anak anak (7-12 thun), puber (12-14tahun) dan masa remaja (14-17).
3.        Peserta didik sebagai organisme yang sedang tumbuh dan berkembang, dipandang sebagai individu yang berbeda antara satu dengan yang lain.
4.        Interaksi pedagogis merupakan suatu pergaulan antara anak dengan orang dewasa untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu manusia mandiri, manusia dewasa.
5.        Faktor yang mempengaruhi peserta didik yaitu faktor internal (fisiologis dan psikologis), faktor eksternal (biologis, physis, ekonomi, cultural, edukatif, religius)

B.    Saran
Semoga makalah ini dapat dijadikan salah satu referensi dalam pembelajaran perkembangan peserta didik. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis harapkan guna kesempurnaan makalah ini di masa mendatang.
  
DAFTAR PUSTAKA

Sadulloh, Uyoh, dkk. (2011). PEDAGODIK (Ilmu Mendidik). Bandung: ALFABETA, cv.
Zulfa, Ummu. (2013). Konsep Dasar Pengembangan Peserta Didik. [Online]. Tersedia di: http://frendship-ummuzulfa. blogspot.co.id/2013/04/konsep-dasar-perkembanga n-peserta-didik.html. Diakses pada 25 Februari 2018.
Destia, P. (2013). Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Peserta Didik. [Online]. Tersedia di: http://destiasroom.blogspot.co. id/2013/07/perkembangan-peserta-didik.html. Diakses pada 25 Februari 2018.
Sukaenah, Qity. (2016). Peserta Didik sebagai Makhluk Individual. [Online]. Tersedia di : http://qityqitys.blogspot .co .id/2016 /12 /peserta-didik-sebagai-mahluk individual.html? m=1. Diakses pada 06 Maret 2018.
Rijal. (2016). Pendidik dan Peserta Didik. [Online]. Tersedia di: http://www.rijal09.com/2016/03/pendidik-dan-peserta-didik.html. Diakses pada 06 Maret 2018.


                                                                                               





Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN KONSELING

KONSEP, KARAKTERISTIK DAN JENIS ALAT PENDIDIKAN