MAKALAH
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pedagogika pada
semester genap tahun akademik 2017/2018
Diampu Oleh
Aah Ahmad Syahid, M.Pd.
Disusun oleh :
Ayu Setia (1700816 / 17)
Dini Nurfitriana (1702350 / 39)
Euis Lina Herlina (1403678 / 46)
Mutiara Fazrin (1701395 / 26)
Ruly Watipah Muharani (1701124 / 21)
Tiara Hilwia Nahdia R (1702577 / 44)
Kelompok
3
PGSD 1A
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
KAMPUS
SUMEDANG
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN INDONESIA
2018
KATA PENGANTAR
Bissmillahirrohmanirrohim...
Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT, diiringi shalawat
serta salam kepada jungjungan kita, Nabi besar Muhammad SAW. Karena atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, kami telah menyelesaikan salah satu tugas Mata Kuliah Pedagogika.
Harapan dengan tersusunnya tugas Pedagogika ini akan dapat membantu kita untuk lebih mengetahui tentang materi perkembangan peserta didik,
pembagian fase
kelompok peserta didik menurut perkembangannya, peserta didik sebagai individu, interaksi pedagogis
antara pendidik dan peserta didik, serta faktor
yang mempengaruhi perkembangan peserta didik.
Akhirul kalam, kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih jauh dari
kata sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun guna kebaikan di masa yang akan datang. Kami berharap semoga
tugas ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, teman-teman,
serta
orang lain yang membacanya. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha
kita, Amin.
Sumedang, 24 Februari 2018
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang .........................................................................
B. Rumusan
Masalah.....................................................................
C. Tujuan
Makalah........................................................................
D. Manfaat.....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Perkembangan Peserta Didik.................................
B. Fase Perkembangan Peserta Didik...........................................
C. Peserta Didik Sebagai Individu................................................
D. Interaksi Pedagogis antara Pendidik dan Peserta Didik..........
E.
Faktor
yang Mempengaruhi Perkembangan Peserta Didik.....
BAB III PENUTUP
A. Simpulan...................................................................................
B.
Saran.........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peserta
didik adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, ia membutuhkan orang lain
untuk dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang utuh. Dalam
perkembangannya, pendapat dan sikap peserta didik dapat berubah karena
interaksi dan saling berpengaruh, antar sesama peserta didik, maupun dengan
proses sosialisasi. Dengan mempelajari perkembangan peserta didik, diharapkan
dapat memahami pengertian dan proses sosialisasi peserta didik.
Kemampuan
sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan
orang-orang di lingkungannya. Oleh karena itu, peserta didik harus mendapat
pendidikan yang
layak agar mampu menjadi pribadi yang berguna khususnya di lingkungan sekitarnya. Seiring berjalannya waktu, pola
pikir seseorang tentu mengalami peningkatan dengan berkembangnya otak
seseorang. Terutama pada peserta didik, tentu saja mengalami peningkatan yang
pesat pada fase teretentu. Proses belajar sangat penting untuk menunjang
kecerdasan pesera didik di masa yang akan datang.
Perkembangan
adalah salah satu proses yang harus dialami oleh peserta didik, baik dalam
lembaga pendidikan formal maupun non formal. Tanpa sebuah perkembangan dari
peserta didik, maka perkembangan suatu negara tidak akan pernah berjalan dengan
lancar. Untuk itu, sebagai tenaga pendidik harus mengetahui pengertian peserta
didik dan perkembangannya, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta
didik, serta peran guru terhadap perkembangan peserta didik, untuk memudahkan
proses belajar mengajar.
B.
Rumusan
Masalah
Dari
latar belakang tersebut, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa
pengertian perkembangan peserta didik ?
2. Bagaimana
fase perkembangan peserta didik ?
3. Bagaimana peserta didik sebagai individu ?
4. Bagaimana interaksi pedagogis antara pendidik dan peserta
didik ?
5. Faktor
apa saja yang mempengaruhi perkembangan peserta didik?
C.
Tujuan
Makalah
Berdasarkan
rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui lebih jauh tentang pengertian
perkembangan peserta didik, fase perkembangan peserta didik,
peserta didik sebagai individu, interaksi pedagogis
antara pendidik dan peserta didik dan faktor yang
mempengaruhi perkembangan peserta didik. Makalah ini juga dibuat untuk memenuhi
salah satu tugas perkuliahan.
D.
Manfaat
- Adapun
pembuatan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk lebih
mengetahui mengenai perkembangan peserta didik, khususnya bagi mahasiswa yang
sedang melaksanakan tugas mengenai perkembangan peserta didik, semoga makalah
ini dapat menjadi sumbangan pemikiran terhadap pengembangan teori dan ilmu
pengetahuan yang berkaitan dengan perkembangan peserta didik.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan peserta didik merupakan
bagian dari pengkajian dan penerapan psikologi perkembangan yang secara khusus
mempelajarai aspek-aspek perkembangan individu yang berada pada tahap usia
sekolah dan sekolah menengah. Sebagai individu yang tengah tumbuh
dan berkembang, peserta didik memerlukan bimbingan dan pengarahan yang
konsisten menuju ke arah titik optimal kemampuan fitrahnya. Ada juga yang menyebutkan bahwa perkembangan peserta didik
itu sebagai suatu kajian atau ilmu atau pembahasan yang mempelajari
peserta didik dari mulai tahap kanak-kanak sampai adolence, karena pada dasarnya peserta didik adalah individu yang
tumbuh dan berkembang.
B.
Fase Perkembangan Peserta Didik
Perjalanan hidup peserta didik sejak lahir untuk mencapai
dewasa dilaluinya yang cukup panjang, melalui fase-fase perkembangan tertentu.
Dalam tiap fase perkembangan tersebut memiliki ciri-ciri atau kekhususan
tertentu. Biasanya kita bagi peserta didik menjadi kelompok-kelompok menurut
perkembangannya berikut ini :
1.
Bayi
(0-2 tahun)
Masa bayi
(sejak lahir-1 tahun) dalam keadaan tidak berdaya di satu pihak, akan tetapi di
pihak lain menunjukkan keinginan berkembang yang tak mau berhenti dan dengan
semangat yang mengagumkan.
Pada masa bayi,
hubungan antara peserta didik dan pendidik itu tidak menjadi permasalahan yang
berarti, karenaa pendidik disini lebih banyak mengikuti gerak kehidupan bayi
itu sendiri, karena memang pendidikan dalam arti pergaulan mendidik itu
terbatas. Asal orang tua benar-benar membuat kondisi yang paling dibutuhkan
oleh peserta didik (bayi), orang tua belum menemui kesukaran yang berarti.
2.
Kanak-kanak
(3-7 tahun)
Masa
kanak-kanak (3-7 tahun), dapat diklasifikasikan kepada 2 fase, yaitu :
Pertama usia
3-4 tahun, merupakan masa otonomi rasa malu, dan ragu. Pada tahap ini sampai
batas-batas tertentu anak dapat berdiri sendiri secara fisik dalam arti duduk,
berdiri, berjalan, bermain, minum dari botol sendiri tanpa dibantu oleh orang
lain, namun dipihak lain, ia juga sudah mulai memiliki rasa malu dan keraguan
dalam berbuat, sehingga seringkali minta pertolongan atau persetujuan dari
orang tuanya.
Kedua usia 4-7
tahun adalah masa eksplorasi (penyelidikan). Masa ini penuh dengan kegairahan
untuk melihat dan mengatahui sebanyak-banyaknya ditandai dengan hasrat ingin
tahu yang luar biasa. Karena itu tidak mengherankan kalau pada tahap ini anak
selalu aktif, tidak mau diam.
Pada masa ini,
anak sudah berkomunikasi dalam bentuk pergaulan bermain. Asal keperluan
jasmaniah dipenuhi, kesempatan bermain tidak dihalangi maka selebihnya anak
didik tidak akan menyusahkan pendidiknya. Masa ini menghendaki suatu penanganan
yang khas, seperti dengan memperlonggar komunikasi dan lebih banyak “Tut Wuri
Handayani”.
3.
Anak-anak
(7-12 tahun)
Pada masa anak-anak
ini, mereka menginjak masa yang lebih luas, dunia mereka lebih rasional
daripada dunia kanak-kanak. Masa ini adalah masa perkembangan dunia kecerdasan
yang lebih luas. Tanda utamanya adalah pengenalan dan penyelidikan yang lebih
luas. Pada masa ini, anak sangat aktif mempelajari apa saja yang ada di
lingkungannya, dorongan untuk mengetahui dan berbuat terhadap lingkungannya
sangat besar. Akan tetapi, dipihak lain karena keterbatasan kemampuan dan
pengetahuannya ia mendapat kesulitan, hambatan, bahkan kegagalan. Hambatan dan
kegagalan ini dapat menimbulkan rasa rendah diri.
Masa anak-anak
adalah masa pencarian pengetahuan sebanyak mungkin. Informasi yang cocok dan
hal-hal yang menyangkut uraian tentang dunia nyata akan memukau pada tahap ini.
Masa ini adalah masa realistis dan karena itu, komunikasi peserta didik dan
pendidik pada masa ini lebih bersifat stabil.
4.
Puber
(12-14 tahun)
Masa puber
merupakan masa transisi dan tumpang tindih, sebab masa ini berada dalam
peralihan antara masa anak-anak dan remaja. Ada beberapa ciri yang bersangkutan
dengan pertumbuhan dan perkembangan biologis dan psikologis.
Pada wanita,
masa puber ditandai dengan haid pertama serta dengan ditandai adanya perubahan
fisik seperti pinggulnya membesar, buah dada berkembang, tumbuh rambut dibagian
tubuh tertentu, dan perubahan suara menjadi merdu dan sebagainya. Sedangkan
pada laki-laki, ditandai dengan mimpi polusi (mimpi basah), otot-otot tumbuh
pada dada, lengan, dan paha dan
adanya perubahan suara. Secara
psikologis, diantara laki-laki dan perempuan mulai tertarik kepada lawan jenis.
Bagi pendidik,
orang tua dan guru perlu memahami keadaan perkembangan anak didiknya, untuk
menentukan upaya-upaya yang sesuai dengan keadaan diri anak.
5.
Masa
Remaja (14-17 tahun)
Masa remaja
dapat dijelaskan sebagai persiapan ke arah pendewasaan yang didukung oleh
kemampuan dan kecakapan yang dimilikinya. Ia berusaha untuk membentuk dan
memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri yang khas dari dirinya. Dorongan
membentuk dan memperihatkan identitas diri ini, pada remaja seringkali sangat
ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh lingkungannya
sebagai penyimpangan. Bahkan bisa muncul gejala kenakalan remaja.
Fase ini adalah
masa penyesuaian jangka panjang kepada kehidupan kedewasaan yang menuntut
tanggung jawab yang lebih. Pada masa ini,
peserta didik mulai menyadari
kediri-sendiriannya dengan lebih matang, dan siap berargumentasi dengan
pengetahuan yang diperoleh pada masa anak-anak. Mereka justru akan lebih
menjauhkan diri sedapat mungkin dari pendidiknya. Meskipun demikian mereka akan
melihat kepada pendidiknya dengan mat dan hati serta daya kritisnya.
C.
Peserta Didik Sebagai Individu
Sebagai organisme yang sedang tumbuh dan berkembang, peserta
didik dipandang sebagai individu yang berbeda antara satu dengan yang lain.
Secara etimologi, istilah individu berasal dari kata Latin, yaitu “Individum (tidak dapat dibagi)”
dan dari bahasa inggris, yaitu kata “in (tidak) dan divided (terbagi). Jadi
individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa
Indonesia, individu diartikan sebagai “orang atau seorang diri atau pribadi
sebagai perorangan”. Dari pengertian-pengertian tersebut, bahwa manusia sebagai
mahluk individual berarti bahwa manusia itu merupakan keseluruhan totalitas
yang tidak dapat dipisahkan dari jiwa dan raganya, rohani dan jasmaninya.
Manusia tidak terdiri atas penjumlahan dari potensi-potensi tertentu, yang
masing-masing bekerja sendiri. Kegiatan dalam kehidupan sehari-hari tidak lain
merupakan kegiatan keseluruhan jiwa-raganya, dan bukan kegiatan alat-alat tubuh
saja atau kemampuan jiwa saja.
Menurut Adisusila (1985), manusia
sebagai pribadi adalah substansi, individual yang bersifat rasional, yang mampu
menyadari bahwa dunia luar merupakan objek, yang dijadikan alat untuk
mengembangkan diri mencapai kematangan dan kesempurnaan. Semua ini disadari dan
dilakukan manusia secara khas sesuai dengan corak kepribadian dan kemampuan
masing-masing individu. Oleh karena proses perkembangan dan pengalaman
masing-masing individu tidak sama, maka pribadi yang terbentuk dalam proses
tersebut juga berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lainnya.
Realitas ini mengindikasikan bahwa dalam proses perkembangan peserta didik yang
wajar harus memerhatikan segi indualitas kemanusianya, dalam artian bahwa
setiap individu merupakan kesatuan jiwa raga, yang memiliki struktur dan
kecakapan yang unik.
D.
Interaksi Pedagogis antara Pendidik dan Peserta Didik
Interaksi pedagogis merupakan suatu pergaulan antara
anak dengan orang dewasa untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu manusia
mandiri, manusia dewasa. Jadi
interaksi pedagogis merupakan pergaulan pendidikan, yang mengarah kepada tujuan
pendidikan. Kalau suatu pergaulan tidak mengarah kepada tujuan, hal tersebut
hanya merupakan hal biasa.
1. Dimensi-dimensi interaksi sosial
Interaksi sosial di dalam situasi belajar-mengajar selalu
bertujuan untuk mencapai sesuatu untuk kepentingan murid. Interaksi sosial
disini ditandai dengan kemauan guru untuk membantu murid mencapai suatu kepandaian
atau keterampilan serta sikap tertentu, serta interaksi
sosial disini juga berlandaskan anggapan murid bahwa guru itu
dapat membantunya dalam hal-hal tertentu dalam perkembangannya.
2. Ciri-ciri
interaksi belajar-mengajar
a. Interaksi belajar mengajar
bertujuan untuk membantu anak dalam suatu perkembangan tertentu .
b. Ada suatu prosedur (jalannya
interaksi) yang sengaja direncanakan untuk mencpai suatu tujuan.
c. Interaksi belajar mengajar
ditandai dengan suatu penggarapan material yang khusus.
d. Interaksi
belajar-mengajar ditandai dengan aktivitas murid.
3. Jenis
interaksi dilihat dari jumlah murid.
a. Jenis interaksi individual
Pada interaksi ini anak banyak
mendapat kesempatan untuk mengalami berbagai proses belajar, karena guru hanya berbicara
pada dia seorang, sehingga kesempatan banyak diberikan kepadanya.
b. Interaksi belajar mengajar
berkelompok
Jenis ini yang sekarang banyak
dipakai. Hal itu disebabkan karena cara ini lebih murah dan lebih cepat.
Murahnya dilihat dari jumlah guru dan peralatan yang diperlukan. Murid disini
dapat lebih banyak dapat kesempatan berkembang, karena pergaulan antar murid
satu sama lain.
c. Interaksi belajar mengajar
dengan tim guru
Caranya ialah dengan membagi
tugas antar guru-guru tersebut sesuai dengan keahliannya dan
masing-masing bergiliran melakukan interaksi.
d. Interaksi belajar mengajar dengan modul
Pengertian modul ini dibawa
kedalam dunia pendidikan. Artinya satu kumpulan berbagai bahan dan tugas
pelajaran yang merupakan seperangkat alat pelajaran untuk mencapai suatu tujuan
intruksional tertentu
4. Syarat-syarat
interaksi belajar-mengajar
a. Interaksi belajar-mengajar
harus bertujuan
b. Setelah tujuan ditemukan
tentukanlah bahan pelajaran yang akan menjadi pokok masalah antara guru dan
murid.
c. Tentukanlah prosedurnya atau
uraian kegiatannya.
d. Harus ditetapkan metode yang
dipakai serta jenis peralatan pendidikan apa yang harus digunakan.
e. Suatu
interaksi adalah perjalanan suatu kebulatan kegiatan dan pelajaran. Dan juga harus ada evaluasi.
E.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Peserta Didik
1.
Faktor
Internal
Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri siswa
itu sendiri yang meliputi pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut
mengembangkan dirinya sendiri. Hal ini juga bisa terjadi karena faktor genetika (hereditas).
Faktor internal bisa dibagi menjadi 2 macam yaitu :
a.
Faktor
Fisiologis
Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang
berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor ini dibedakan menjadi dua
macam, yaitu keadaan tonus jasmani dan keadaan fungsi jasmani.Keadaan tonus
jasmani maksudnya dalam hal perbedaan porsi tubuh. Seperti tinggi kurus, tinggi
gemuk, pendek kurus, pndk gemuk, dll. Hal ini sangat berpengaruh pada
fisiologis siswa itu sendiri. Terutama untuk siswa yang kurang lengkap anggota
badannya (cacat).
Keadaan fungsi jasmani maksudnya dalam hal penyakit.
Siswa yang terkena penyakit dalam yang parah dengan siswa yang terkena penyakit
ringan akan berpengaruh pada fisiologis siswa tersebut.
b.
Faktor
Psikologis
Dalam hal kejiwaan, kapasitas Mental, Emosi, dan
Intelegensi setiap orang itu berbeda. Kemampuan berpikir mempengaruhi banyak
hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak yang
berkemampuan intelektual tinggi akan memiliki kemampuan berbahasa dengan baik
dan dapat mengendalikan emosinya secara seimbang. Oleh karena itu, kemampuan
intelektual yang tinggi sangat menentukan keberhasilan dan kecerdasan dalam
perkembangan sosial anak.
Sikap saling pengertian dan kemampuan memahami orang
lain merupakan modal utama dalam kehidupan sosial dan hal ini akan dengan mudah
dicapai oleh remaja yang berkemampuan intelektual tinggi, berbeda dengan anak
yang mempunyai daya intelektual kurang, mereka selalu terlihat murung, pendiam,
mudah tersinggung, suka menyendiri, tingkat kecerdasan yang lambat dan temperamen.
Beberapa faktor psikologis yang utama memengaruhi
proses belajar adalah :
1) Kecerdasan/inteligensi
siswa
2) Motivasi
3) Minat
4) Sikap
5) Bakat
2.
Faktor
Eksternal
Yaitu hal-hal yang datang atau ada diluar diri
siswa/peserta didik yang meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan
pengalaman berinteraksi siswa tersebut dengan lingkungan. Macam-macam faktor
eksternal yaitu :
a.
Faktor
Biologis
Bisa diartikan, biologis dalam konteks ini adalah
faktor yang berkaitan dengan keperluan primer seorang anak pada awal
kehidupanya: Faktor ini wujudnya berupa pengaruh yang datang pertama kali dari
pihak ibu dan ayah.
b.
Faktor
Physis
Maksudnya adalah pengaruh yang datang dari lingkungan
geografis, seperti iklim keadaan alam, tingkat kesuburan tanah, jalur
komunikasi dengan daerah lain, dsb.
c.
Faktor
Ekonomis atau Status Sosial Ekonomi
Dalam proses
perkembanganya, betapapun ukuranya bervariasi, seorang anak pasti memerlukan
biaya. Biaya untuk makan dan minum dirumah, dan juga untuk mebeli peralatan
sekolah yang dibutuhkan oleh siswa. Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh
kondisi atau status kehidupan sosial keluarga dalam lingkungan masyarakat.
Masyarakat akan memandang anak, bukan sebagai anak yang independen, akan tetapi
akan dipandang dalam konteksnya yang utuh dalam keluarga anak itu. “ia anak
siapa”. Secara tidak langsung dalam pergaulan sosial anak, masyarakat dan
kelompoknya dan memperhitungkan norma yang berlaku di dalam keluarganya. Dari
pihak anak itu sendiri, perilakunya akan banyak memperhatikan kondisi normatif
yang telah ditanamkan oleh keluarganya. Sehubungan dengan itu, dalam kehidupan
sosial anak akan senantiasa “menjaga” status sosial dan ekonomi keluarganya.
Dalam hal tertentu, maksud “menjaga status sosial keluarganya” itu
mengakibatkan menempatkan dirinya dalam pergaulan sosial yang tidak tepat. Hal
ini dapat berakibat lebih jauh, yaitu anak menjadi “terisolasi” dari
kelompoknya. Akibat lain mereka akan membentuk kelompok elit dengan normanya
sendiri.
d.
Faktor
Cultural
Di Indonesia ini sendiri , dapat dihitung ada puluhan
bahkan ratusan kelompok masyarakat yang masing-masing mempunyai kultur, budaya,
adat istiadat, dan tradisi tersendiri, hal ini jelas berpengaruh terhadap
perkembangan anak – anak.
e.
Faktor
Edukatif
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang
mempunyai pengaruh terhadap perkembangan anak manusia terarah. Hakikat
pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, yang memberikan
warna kehidupan sosial anak di dalam masyarakat dan kehidupan mereka di masa
yang akan datang. Pendidikan dalam arti luas harus diartikan bahwa perkembangan
anak dipengaruhi oleh kehidupan keluarga, masyarakat, dan kelembagaan.
f.
Faktor
Religious
Sebagai contoh seorang anak yang hidup dilingkungan
yang kental dengan suasana religius, sudah pasti ia akan berebeda dengan anak
lain yang tidak berada dalam lingkungan religi yang kental, yang sekedar
terhitung orang beragama, lebih–lebih yang memang tidak beragama sama sekali,
ini adalah persoalan perkembangan pula, menyangkut proses terbentunya prilaku
seorang anak dengan agama sebagai faktor penting yang mempengaruhinya karena
pondasi agama merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh dan berperan
penting sebagai media kontrol dalam perkembangan peserta didik.
BAB
III
PENUTUP
A. Simpulan
Jadi berdasarkan materi yang telah dipaparkan dalam makalah ini
dapat disimpulkan bahwa:
1.
Perkembangan peserta
didik merupakan bagian dari pengkajian dan penerapan psikologi perkembangan
yang secara khusus mempelajari aspek aspek perkembangan individu.
2.
Fase perkembangan peserta
didik dimulai ketika ia lahir hingga dewasa yaitu fase bayi (0-2 tahun), kanak
kanak (3-7tahun), anak anak (7-12 thun), puber (12-14tahun) dan masa remaja
(14-17).
3.
Peserta
didik sebagai organisme yang sedang tumbuh dan berkembang, dipandang
sebagai individu yang berbeda antara satu dengan yang lain.
4.
Interaksi
pedagogis merupakan suatu pergaulan antara anak dengan
orang dewasa untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu manusia mandiri, manusia
dewasa.
5.
Faktor yang mempengaruhi
peserta didik yaitu faktor internal (fisiologis dan psikologis), faktor
eksternal (biologis, physis, ekonomi, cultural, edukatif, religius)
B. Saran
Semoga makalah ini dapat dijadikan salah
satu referensi dalam pembelajaran perkembangan peserta didik. Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca sangat penulis harapkan guna kesempurnaan makalah ini di
masa mendatang.
DAFTAR
PUSTAKA
Sadulloh, Uyoh, dkk. (2011). PEDAGODIK (Ilmu Mendidik). Bandung: ALFABETA, cv.
Zulfa, Ummu. (2013). Konsep
Dasar Pengembangan Peserta Didik. [Online]. Tersedia di: http://frendship-ummuzulfa.
blogspot.co.id/2013/04/konsep-dasar-perkembanga n-peserta-didik.html.
Diakses pada 25 Februari 2018.
Destia, P. (2013). Faktor yang Mempengaruhi
Perkembangan Peserta Didik. [Online]. Tersedia di: http://destiasroom.blogspot.co. id/2013/07/perkembangan-peserta-didik.html. Diakses pada 25 Februari 2018.
Sukaenah, Qity. (2016). Peserta Didik sebagai Makhluk Individual. [Online]. Tersedia di : http://qityqitys.blogspot
.co .id/2016 /12 /peserta-didik-sebagai-mahluk individual.html? m=1.
Diakses pada 06 Maret 2018.
Komentar
Posting Komentar