PENILAIAN DALAM KURIKULUM 2013

  BAB I  PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai oleh pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi. Evaluasi merupakan sub sistem yang sangat penting dan sangat dibutuhkan dalam setiap sistem pendidikan, karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh perkembangan atau kemajuan hasil pendidikan. Dalam setiap pembelajaran, pendidik harus berusaha mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang dilakukan. Pentingnya diketahui hasil ini karena dapat menjadi salah satu patokan bagi pendidik untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran yang dilakukan dapat mengembangkan potensi peserta didik. Dengan evaluasi, maka maju dan mundurnya kualitas pendidikan dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula, kita dapat mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih baik ke depan. Suatu sistem adalah jalinan antar beberapa komponen yang saling terkait dan saling mempengaru

TEKNIK-TEKNIK MEMAHAMI PERKEMBANGAN SISWA


TEKNIK-TEKNIK MEMAHAMI PERKEMBANGAN SISWA,
METODE BK, JENIS LAYANAN BK DAN KEGIATAN BK

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah Bimbingan & Konseling pada Semester Genap Akademik 2017/2018
Dosen Pembimbing: Dr. Isrok’atun, M.Pd.




Disusun oleh :
Kelompok 11
Yani Fatmawati                              (1700054/ 04)
Hera Hardianti                                (1700184 /07) 
Widya Gilang Cempaka                 (1701728/ 33)
Novera Winanjar Nurfitria             (1702263/ 38)

PGSD 1A


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
KAMPUS SUMEDANG
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugerah dari-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Teknik-Teknik Memahami Perkembangan Siswa, Metode BK, Jenis Layanan BK dan Kegiatan BK” ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjunan besar kita, yakni Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Kami sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas mata kuliah Bimbingan & Konseling. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Dr. Isrok’atun, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Bimbingan & Konseling dan kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat diperbaiki. Karena makalah yang kami buat ini masih terdapat banyak kekurangannya.



Sumedang,  April 2018



        Penyusun

DAFTAR ISI

                                                                                                                                 
KATA PENGANTAR..................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................
1.1    Latar Belakang..................................................................................
1.2    Rumusan Masalah.............................................................................
1.3    Tujuan Penulisan...............................................................................
1.4    Manfaat Penulisan..............................................................................
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................
2.1    Teknik-Teknik Memahami Perkembangan Siswa...............................
2.2    Meteode Bimbingan & Konseling........................................................
2.3    Jenis- Jenis Layanan Bimbingan & Konseling.....................................
2.4    Kegiatan Bimbingan & Konseling.......................................................
BAB III PENUTUP........................................................................................
3.1.  Simpulan...........................................................................................
3.2.  Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Program bimbingan menunjang tercapainya tujuan pendidikan yaitu perkembanganindividu secara optimal. Oleh karena itu, kegiatan bimbingan dan konseling harus diselenggarakan dalam bentuk kerjasama sejumlah orang untuk mencapai suatu tujuan. Kegiatan itu harus diselenggarakan secara teratur, sistematik danterarah atau berencana, agar benar-benar berdaya dan berhasil guna bagi pertumbuhan dan perkembangan siswa.
Satuan pendidikan tentu saja harus memberikan sebuah layanan yang dapat memfasilitasi perkembangan pribadi siswa secara optimal, salah satunya dengan memberikan berupa bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling sebagai program kegiatan di sekolah yang memiliki layanan dan fungsi untuk membantu siswa yang bersangkutan dapat mengenali dirinya sendiri, dapat menentukan keputusannya sendiri secara tepat dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, serta dapat memecahkan kesulitan-kesulitan hidupnya.
Dalam rangka memberikan pelayanan bimbingan dan konseling mengenai masalah dalam kehidupan diperlukan berbagai teknik, metode dan layanan pada kegiatan bimbingan dan konseling yang sesuai, agar dapat mengembalikan  motivasi konseli dan dapat menyelesaikan masalahnya sendiri. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa dalam pelayanan bimbingan dan konseling selalu berhubungan dengan teknik dan metode.
Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan menguraikan bagaimana teknik memahami konseli, dan dalam bagian ini akan dijelaskan pula mengenai metode dan layanann dalam memberikan bimbingan dan bantuan dalam proses konseling.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka ditetapkan rumusan masalah sebagai berikut:
1.2.1        Bagaimana teknk-teknik yang digunakan dalam upaya memahami perkembangan siswa?
1.2.2        Apa saja metode yang digunakan dalam bimbingan konseling?
1.2.3        Apa saja jenis-jenis layanan yang digunakan dalam bimbingan konseling?
1.2.4        Bagaimana kegiatan bimbingan konseling berlangsung?

1.3  Tujuan Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, mrmiliki beberapa tujuan yaitu sebagai berikut:
1.3.1        Untuk mengetahui teknk-teknik yang digunakan dalam upaya memahami perkembangan siswa.
1.3.2        Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam bimbingan konseling.
1.3.3        Untuk mengetahui jenis-jenis layanan yang digunakan dalam bimbingan konseling.
1.3.4        Untuk mengetahui kegiatan bimbingan konseling.

1.4  Manfaat Penulisan
Adapun manfaat-manfaat yang dapat kita peroleh dari pembahasan makalah ini :
1.4.1        Penulisan makalah ini diharapkan mampu memberikan penjelasan dan pemahaman mengenai teknk-teknik yang digunakan dalam upaya memahami perkembangan siswa.
1.4.2        Penulisan makalah ini diharapkan mampu memberikan penjelasan dan pemahaman mengenai metode yang digunakan dalam bimbingan konseling.
1.4.3        Penulisan makalah ini diharapkan mampu memberikan penjelasan dan pemahaman mengenai jenis-jenis layanan yang digunakan dalam bimbingan konseling.
1.4.4        Penulisan makalah ini diharapkan mampu memberikan penjelasan dan pemahaman mengenai kegiatan bimbingan konseling.

BAB II
PEMBAHASAN
  
2.1   Teknik-Teknik Memahami Perkembangan Siswa
Bimbingan merupakan suatu usaha bantuan yang diberikan kepada murid dalam rangka memcahkan masalah yang dihadapinya. Maka dari itu, dalam memahami murid secara keseluruhan, baik masalah yang dihadapinya maupun latar belakangnya, pembimbing perlu sekali mengumpulkan berbagai keterangan atau data tentang masing-masing siswa. Data yang terkumpul akan menentukan tingkat pemahaman dan jenis bantuan yang akan diberikan. Oleh karena itu dalam rangka pelayanan Bimbingan dan Konseling ada beberapa teknik pengumpulan data untuk memahami siswa yang terbagi menjadi dua, yaitu teknik tes dan teknik non tes.
2.1.1      Teknik Tes
Teknik tes atau sering juga disebut sistem testing merupakan usaha pemahaman murid dengan menggunakan alat-alat yang bersifat mengukur atau mentes. Menurut Peters & Shertzer (1971: 349) mengartikan tes sebagai suatu prosedur yang sistematis untuk mengobservasi  (mengamati)  tingkah  laku individu, dan menggambarkan (mendeskripsikan) tingkah laku itu melalui skala angka atau sistem kategori.
Secara keseluruhan macam tes untuk keperluan bimbingan, dikelompokkan ke dalam tiga kelompok tes, yaitu tes kecerdasan, tes bakat, dan tes hasil belajar.
      a.    Tes Kecerdasan
Kecerdasan dapat diartikan sebagai kemampuan berpikir yang bersifat abstrak. Dapat juga diartikan sebagai kemampuan umum individu untuk berprilaku yang jelas tujuannya, berpikir rasional, dan berhubungan dengan lingkungannya secara efektif (Shertzer & Stone, 1971:239). 
Singgih D. Gunarsa (1991) mengemukakan beberapa rumusan kecerdasan, yaitu sebagai berikut:
a)    Kecerdasan merupakan suatu kumpulan kemampuan seseorang yang memungkinkan memperoleh ilmu pengetahuan dan mengamalkan ilmu tersebut dalam hubungannya dengan lingkungan dan masalah-masalah yang timbul.
b)   Kecerdasan adalah suatu bentuk tingkah laku tertentu yang tampil dalam kelencaran tingkah laku.
c)    Kecerdasan meliputi pengalaman-pengalaman dan kemampuan bertambahnya pengertian dan tingkah laku dengan pola-pola baru dan mempergunakannya secara efektif.
Dengan demikian tes kecerdasan itu tidak lain adalah prosedur yang sistematis dengan menggunakan instrumen untuk mengetahui kemampuan umum individu terutama menyangkut kemampuan berpikirnya. Melalui tes ini akan diketahui kualifikasi/ tingkat kecerdasan (IQ) murid yang jenius, sangat cerdas, cerdas, rata-rata dan di bawah normal.
Lebih jelasnya gambaran tingkat kecerdasan (IQ) dengan klasifikasinya, dapat dilihat di bawah ini:
Klas Interval
Skor IQ
Klasifikasi
140-ke atas
Genius (Luar biasa)
120-139
Very Superior (Sangat cerdas)
110-119
Superior (Cerdas)
90-109
Normal (Average)
80-89
Dull (Bodoh)
70-79
Border Line (Batas Normal)
50-69
Morrons (Debiel)
30-49
Embicile (Embisiel)
Dibawah 30
Idiot

      b.    Tes Bakat
Tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat perbedaan antara murid yang satu dengan murid yang lain dalam tingkat kemampuan atau prestasi mereka dalam bidang musik, seni, mekanik, pidato, kepemimpinan, dan olah raga serta bidang-bidang lainnya. Bimbingan hendaknya dirancang tidak hanya memperhatikan kemampuan untuk belajar tetapi juga perlu mempertimbangkan kecakapan  khusus  atau  bakat  murid.  Bakat merupakan  kemampuan khusus individu yang dapat berkembang melalui belajar atau latihan. Untuk mengetahui bakat individu, telah dikembangkan beberapa macam tes, seperti:
1)   Rekonik, merupakan tes yang mengukur fungsi motorik, persepsi dan berpikir mekanis.
2)   Tes Bakat Musik, merupakan tes yang mengukur kemampuan individu dalam aspek-aspek suara, nada, ritme, warna bunyi, dan memori.
3)   Tes Bakat Artistik, merupakan tes yang mengukur kemampuan menggambar, melukis, dan merupa (mematung).
4)   Tes Bakat Klerikal (Perkantoran), merupakan tes yang mengukur kemampuan ”kecepatan dan ketelitian”.
5)   Tes Bakat yang Multifaktor.
Tes bakat yang telah lama digunakan untuk mengukur berbagai  kemampuan khusus adalah DAT (Differential Attitude Test). Tes ini mengukur delapan kemampuan khusus, yaitu: 
   1)    Berpikir verbal, yang mengungkapkan kemampuan nalar yang dinyatakan secara verbal.
   2)    Kemampuan bilangan, yang mengungkap kemampuan berpikir dengan menggunakan angka-angka.
  3)    Berpikir abstrak, yang mengungkap kemampuan nalar yang dinyatakan dengan menggunakan berbagai bentuk diagram, yang bersifat non-verbal  atau tanpa angka-angka.
  4)    Hubungan ruang, visualisasi dan persepsi, yang mengungkap kemampuan untuk membayangkan dan membentuk gambar-gambar dari objek-objek dengan hanya melihat gambar di atas kertas yang  rata.
  5)    Kecepatan dan ketelitian, yang mengungkapkan kemampuan ketelitian dan kecepatan seseorang dalam membandingkan, serta memperhatikan daftar tertulis, seperti nama-nama, atau angka-angka.
   6)    Berpikir mekanik, yang mengungkapkan kemampuan serta pemahaman mengenai hukum-hukum yang mendasari alat-alat, mesin-mesin, dan gerakan-gerakannya.
   7)    Penggunaan bahasa-pengucapan, yang mengungkap kemampuan mengeja kata- kata umum.
   8)    Penggunaan bahasa-menyusun kalimat, yang mengungkap kemampuan pemakaian kata-kata dalam kalimat, seperti tanda baca dan tata bahasa.
     c.     Tes Prestasi Belajar (Achievement Test)
Tes prestasi belajar adalah suatu perangkat kegiatan atau alat yang dimaksudkan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah  dirancang sebelumnya dalam domain kognitif, afektif, dan psikomotor.
Penggunaan teknik khususnya tes prestasi belajar bagi guru di sekolah bertujuan untuk:
1)   Menilai kemampuan belajar murid.
2)   Memberikan bimbingan belajar kepada murid.
3)   Mengecek kemajuan belajar.
4)   Memahami kesulitan-kesulitan belajar.
5)   Memperbaiki teknik mengajar.
6)   Menilai efektifitas (keberhasilan) mengajar (Shertzer & Stone,1971 : 235).
Tes prestasi belajar ini disusun untuk mengukur hasil pembelajaran atau kemajuan belajar murid. Tes ini meliputi:
1)   Tes diagnostik, yang dirancang agar guru dapat menentukan letak kesulitan murid, terutama dalam mata pelajaran berhitung, dan membaca.
2)   Tes prestasi belajar kelompok yang baku.
3)   Tes prestasi belajar yang disusun oleh para guru.

2.1.2      Tenik Non Tes
Teknik non-tes merupakan prosedur pengumpulan data yang dirancang untuk memahami pribadi murid, yang pada umumnya bersifat kualitatif. Teknik ini tidak menggunakan alat-alat yang bersifat mengukur, tetapi hanya menggunakan alat yang bersifat menghimpun atau mendeskripsikan saja. Teknik ini terdiri dari atas beberapa tahap 1 dan 2, Teknik Non-Tes 1 seperti observasi, wawancara, angket (quesioner). Sedangkan Teknik Non-Tes 2 seperti catatan anekdot, autobiografi, sosiometri, dan studi kasus.
a.    Teknik Non-Tes 1
1.         Observasi
Observasi (pengamatan), yaitu teknik atau cara untuk mengamati suatu keadaan atau suatu keadaan (tingkah laku). Karena sifatnya mengamati, maka alat yang paling pokok dalam teknik ini adalah panca indera, terutama indera penglihatan. Observasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1)        Dilakukan sesuai dengan tujuan yang dirumuskan terlebih dahulu.
2)        Direncanakan secara sisematis.
3)        Hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuan.
4)        Perlu diperiksa ketelitiannya.
Teknik observasi ini dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis, yaitu:
1)        Observasi Sehari-hari, yaitu observasi yang tidak direncanakan dengan seksama, karena pengamatan ini dikerjakan sambil  mengerjakan tugas rutin, juga tidak memiliki pedoman dan dilaksanakannya secara  insidental terhadap tingkah laku murid yang menonjol atau menyimpang. Contohnya, guru mengamati perilaku murid pada saat mengikuti pelajaran sehari-hari.
2)        Observasi Sistematis, yaitu observasi yang direncanakan dengan  seksama, serta memiliki pedoman yang berisi tujuan, tempat, waktu, dan item-item yang menggambarkan tingkah laku observan (murid yang diobservasi).
3)        Observasi Partisipatif,  yaitu observasi  dimana observer berada dalam situasi yang sedang diamati. Contohnya, pada saat guru mengamati perilaku siswa pada saat proses belajar- mengajar berlangsung.
4)        Observasi Non-partisipatif, yaitu observasi dimana observer tidak turut atau berada dalam situasi kegiatan siswa. Contohnya, guru mengamati tingkah laku seorang siswa yang sedang belajar dengan guru lain.
2.         Wawancara
Wawancara merupakan teknik untuk mengumpulkan informasi  melalui komunikasi langsung dengan responden (orang yang diminta informasi), dalam hal ini bisa murid, orang tua murid, teman-temannya atau orang lain yang diminta keterangan tentang murid.
Contoh penggunaan wawancara ini seperti guru ingin mengetahui informasi dari murid yang sering membolos dari sekolah. Disini guru  dapat mengajukan pertanyaan tentang identitas orang tua, jarak tempat  tinggal, perhatian orang tua terhadap belajar murid, keadaan ekonomi, kegiatan sehari-hari yang dilakukan murid dan alasannya mengapa sering membolos, minat bersekolah, dan lain-lain.
3.         Angket
Angket (kuesioner) merupakan alat pengumpul data (informasi)  melalui komunikasi tidak langsung, yaitu melalui tulisan. Angket ini berisi daftar pertanyaan yang bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan responden (murid). Beberapa petunjuk untuk menyusun angket, yaitu:
1)        Gunakan kata-kata yang tidak mempunyai arti rangkap.
2)        Susunan kalimat sederhana tapi jelas.
3)        Hindarkan pemakaian kata-kata yang sulit dipahami.
4)        Hindarkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak perlu.
5)        Selanjutnya pertanyaan jangan bersifat memaksa untuk dijawab.
6)        Hindarkan kata-kata yang bersifat negatif dan menyinggung perasaan responden.

b.   Teknik Non Tes 2
1.         Catatan Anekdot
Catatan anekdot merupakan catatan otentik hasil observasi, yang menggambarkan tingkah laku murid atau kejadian/peristiwa dalam situasi yang khusus. Catatan anekdot ini bisa menyangkut tingkah laku seorang murid atau kelompok.
Catatan anekdot yang baik memiliki syarat objektif, deskriptif, dan selektif. Dengan mempergunakan catatan anekdot, guru dapat memperoleh pemahaman yang lebih tepat tentang perkembangan murid dan penyebab dari gejala tingkah laku murid, serta memudahkan dalam menyesuaikan diri dengan kebutuhan murid.
2.         Autobiografi (Riwayat atau Karangan Pribadi)
Karangan pribadi ini merupakan ungkapan pribadi murid tentang pengalaman hidup, cita-cita, keadaan keluarga, dsb. Karangan pribadi ini merupakan cara untuk memahami keadaan pribadi murid yang pada umumnya bersifat rahasia.
Penggunaan autobiografi bagi guru, bertujuan untuk mengetahui tentang keadaan murid yang berhubungan dengan minat atau cita-cita dan sikapnya terhadap keluarga, guru atau sekolah serta dalam pengalaman hidupnya.
3.       Sosiometri
Teknik ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang hubungan atau interaksi sosial diantara murid. Melalui teknik ini, guru dapat mengetahui tentang murid yang populer (banyak disenangi teman), yang terisolir (tidak dipilih/tidak disenangi teman), dan klik (kelompok kecil dengan anggota 2-3 orang murid).
Proses ini didasarkan atas penelaahan terhadap perasaan anggota pribadi seorang anggota kelompok terhadap anggota lainnya, yaitu  dinyatakan dengan pilihan yang disukai dan/atau yang tidak disukai oleh masing-masing anggotanya dalam satu situasi tertentu (belajar, bermain, dan olahraga).

4.       Studi Kasus
Studi kasus merupakan teknik mempelajari perkembangan seorang murid secara menyeluruh dan mendalam, serta mengungkap seluruh aspek pribadi murid yang datanya diperoleh dari berbagai pihak, seperti dari setiap guru, orang tua, dokter atau pihak yang berwenang. Penggunaan teknik ini bertujuan untuk memahami pribadi murid dengan lebih menyeluruh, dan membantunya agar murid dapat mengembangkan dirinya secara optimal.
Dalam melaksanakan studi kasus ini dapat ditempuh langkah-langkah, sebagai berikut:
1)        Menemukan murid yang bermasalah.
2)        Memperoleh data.
3)        Menganalisis data.
4)        Memberikan layanan bantuan.

2.2    Metode Bimbingan & Konseling
Metode merupakan suatu jalur atau jalan yang harus dilalui untuk pencapaian suatu tujuan. Dalam bimbingan dan konseling bisa dikatakan metode adalah suatu cara tertentu yang digunakan dalam proses bimbingan dan konseling. Secara umum ada dua metode dalam pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu metode bimbingan individual, dan metode bimbingan kelompok. Metode bimbingan kelompok di kenal juga dengan bimbingan (group guidance) sedangkan metode bimbingan individual dikenal dengan individual konseling.         
2.2.1      Metode Bimbingan Individual
Seperti telah disebutkan dalam pembahasan di atas bahwa konseling merupakan salah satu teknik bimbingan. Melalui metode ini upaya pemberian bantuan diberiakan secara individual dan langsung bertatap muka (berkomunikasi) antara pembimbing (konselor) dengan siswa (klien). Dengan perkataan lain pemberian bantuan diberikan dilakukan melalui hubungan yang bersifat face to face relationship (hubungan empat mata), yang dilaksanakan dengan wawancara antara (pembimbing) konselor dengan siswa (klien). Masalah-masalah yang dipecahkan melalui teknik konseling, adalah masalah-masalah yang bersifat pribadi.
Dalam konseling individual, konselor dituntut untuk mampu bersikap penuh simpati dan empati. Simpati ditunjukan oleh konselor melalui sikap turut merasakan apa yang sedang dirasakan oleh klien (siswa). Sedangkan empati adalah usaha konselor menempatkan diri dalam situasi diri klien dengan segala masalah-masalah yang dihadapinya. Keberhasilan konselor bersimpati dan berempati akan memberikan kepercayaan yang sepenuhnya kepada konselor. Keberhasilan bersimpati dan berempati dari konselor juga akan sangat membantu keberhasilan proses konseling.
Apabila merajuk kepada teori-teori konseling, setidaknya ada tiga cara konseling yaitu:
a.    Konseling Direktif (Direktive Counseling)
Konseling yang menggunakan metode ini, dalam prosesnya yang aktif atau paling berperan adalah konselor. Dalam praktiknya konselor berusaha mengarahkan klien sesuai dengan masalahnya. Selain itu, konselor juga memberikan saran, anjuran, dan nasihat kepada klien. Praktik konseling yang dilakukan oleh para penganut teori behavioral counseling umumnya menerapkan cara-cara di atas dalam konselingnya. Karena praktik yang demikian, konseling ini juga dikenal dengan konseling yang berpusat pada konselor.
Praktik konseling direktif mendapat kritik terutama dari para penganut paham bahwa tujuan utama dalam konseling adalah kemandirian klien (siswa). Apabila klien masih dinasihati dan diarahkan berarti belum mandiri; sehingga tujuan utama konseling belum tercapai. Oleh sebab itu, para penganut paham ini menganjurkan konseling yang berpusat pada siswa (client centered).
b.   Konseling Non-Direktif (Non-Directive Counseling)
Seperti telah disebutkan di atas, konseling nondirektif atau konseling yang berpusat pada siswa muncul akibat kritik terhadap konseling direktif (konseling berpusat pada konselor). Konseling nondirektif dikembangkan berdasarkan teori client centered (konseling yang berpusat pada klien atau siswa). Dalam praktik konseling nondirektif, konselor hanya menampung pembicaraan, yang berperan adalah konselor. Klien atau konseli bebas berbicara sedangkan konselor menampung dan mengarahkan. Metode ini tentu sulit di terapkan kepada kepribadian tertutup (introvert), karena klien (siswa) dengan kepribadian tertutup biasanya pendiam dan sulit diajak bicara. Cara ini juga belum bisa diterapkan secara efektif untuk murid sekolah dasar dan dalam keadaan siswa SMP. Metode ini bisa diterapkan secara efektif untuk siswa SMA dan mahasiswa di perguruan tinggi.
c.    Konseling Eklektif (Eclective Counseling)
Kenyataan bahwa semua teori cocok untuk semua individu, semua masalah siswa, dan semua situasi konseling. Siswa disekolah atau di madrasah memiliki tipe-tipe kepribadian yang tidak sama. Oleh sebab itu, tidak mungkin diterapkan metode konseling direktif saja atau non-direktif saja. Agar konseling berhasil secara efektif dan efesien, tertentu harus melihat siapa siswa (klien) yang akan dibantu dan melihat masalah yang dihadapi siswa dan melihat situasi konseling. Apabila terhadap siswa tertentu tidak bisa di terapkan metode derektif, maka mungkin bisa diterapkan metode nondirektif begitu juga sebaliknya. Atau apabila mungkin adalah dengan cara menggabungkan kedua metode di atas. Penggabungan kedua metode konaseling di atas disebut metode aklaktif (eclective counseling). Penerapan metode dalam konseling adalah dalam keadaan tertentu konselor menasihati dan mengarahkan konseli (siswa) sesuai dengan masalahnya, dan dalam keadaan yang lain konselor memberikan kebebasan kepada konseli (siswa) untuk berbicara sedangkan konselor mengarahkan saja.

2.2.2      Metode Bimbingan Kelompok
Cara ini dilakukan untuk membantu siswa (klien) memecahkan masalah melalui kegiatan kelompok. Masalah yang dipecahkan bersifat kelompok, yaitu yang disarankan bersama oleh kelompok (beberapa orang siswa) atau bersifat individual atau perorangan, yaitu masalah yang disarankan oleh individu (seorang siswa) sebagai anggota kelompok.
Penyelenggaraan bimbingan kelompok antara lain dimaksudkan untuk mengatasi masalah bersama atau individu yang menghadapi masalah dengan menempatkanya dalam kehidupan kelompok. Beberapa jenis metode bimbingan kelompok adalah, sebagai berikut:
a.    Program Home Room
Program ini dilakukan di luar jam pelajaran dengan menciptakan kondisi sekolah atau kelas seperti di rumah sehingga tercipta kondisi yang bebas dan menyenangkan. Dengan kondisi tersebut siswa dapat mengutarakan perasaannya seperti di rumah sehingga timbul suasana keakraban. Tujuan utama program ini adalah agar guru dapat mengenal siswanya secara lebih dekat sehingga dapat membantunya secara efsien.
b.   Karyawisata
Karyawisata dilaksanakan dengan mengunjungi dan mengadakan peninjauan pada objek-objek yang menarik yang berkaitan dengan pelajaran tertentu. Mereka mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Hal ini akan mendorong aktivitas penyesuaian diri, kerjasama, tanggung jawab, kepercayaan diri, serta mengembangkan bakat dan cita-cita.
c.    Diskusi kelompok
Diskusi kelompok merupakan suatu cara di mana siswa memperoleh kesempatan untuk memecahkan masalah secara bersama-sama. Setiap siswa memperoleh kesempatan untuk mengemukakan pikirannya masing-masing dalam memecahkan suatu masalah. Dalam memlakukan diskusi siswa diberi peran-peran tertentuseperti pemimpin diskusi dan notulis dan siswa lain menjadi peserta atau anggota. Dengan demikian akan timbul rasa tanggung jawab dan harga diri.
d.   Kegiatan Kelompok
Kegiatan kelompok dapat menjadi suatu teknik yang baik dalam bimbingan, karena kelompok dapat memberikan kesempatan pada individu (para siswa) untuk berpartisipasi secara baik. Banyak kegiatan tertentu yang lebih berhasil apabila dilakukan secara kelompok. Melalui kegiatan kelompok dapat mengembangkan bakat dan menyalurkan dorongan-dorongan tertentu dan siswa dapat menyumbangkan pemikirannya. Dengan demikian muncul tanggung jawab dan rasa percaya diri.
e.    Organisasi Siswa
Organisasi siswa khususnya di lingkungan sekolah dan madrasah dapat menjadi salah satu teknik dalam bimbingan kelompok. melalui organisasi siswa banyak masalah-masalah siswa yang baik sifatnya individual maupun kelompok dapat dipecahkan. Melalui organisasi siswa, para siswa memperoleh kesempatan mengenal berbagai aspek kehidupan sosial. Mengaktifkan siswa dalam organisasi siswa dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan memupuk rasa tanggung jawab serta harga diri siswa.
f.     Sosiodrama
Sosiodrama dapat digunakan sebagai salah satu cara bimbingan kelompok. sosiodrama merupakan suatu cara membantu memecahkan masalah siswa melalui drama. Masalah yang didramakan adalah masalah-masalah sosial. Metode ini dilakukan melalui kegiatan bermain peran. Dalam sosiodrama, individu akan memerankan suatu peran tertentu dari situasi masalah sosial. Pemecahan masalah individu diperoleh melalui penghayatan peran tentang situasi masalah yang dihadapinya. Dari pementasan peran tersebut kemudian diadakan diskusi mengenai cara-cara pemecahan masalah.
g.    Psikodrama
Hampir sama dengan sosiodrama. Psikodrama adalah upaya pemecahan masalah melalui drama. Bedanya adalah masalah yang didramakan. Dalam sosiodrama masalah yang diangkat adalah masalah sosial, akan tetapi pada psikodrama yang didramakan adalah masalah psikis yang dialami individu.
h.   Pengajaran Remedial
Pengajaran remedial (remedial teaching) merupakan suatu bentuk pembelajaran yang diberikan kepada seorang atau beberapa orang siswa untuk membantu kesulitan belajar yang dihadapinya. Pengajaran remedial merupakan salah satu teknik pemberian bimbingan yang dapat dilakukan secara individu maupun kelompok tergantung kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa.

2.3    Jenis Layanan Bimbingan & Konseling
Layanan bimbingan (guidance services) merupakan bantuan yang diberikan kepada individu layanan bimbingan bertujuan agar individu yang bersangkutan dapat mencapai taraf perkembangan dan kebahagian secara optimal. Dengan layanan bimbingan, kita dapat menjalani proses pengenalan, pemahaman, penerimaan, pengarahan, perwujudan,serta penyesuaian diri, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap lingkungannya. Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan di Indonesia dalam upaya membantu siswa agar mencapai perkembangan yang optimal, sesuai dengan potensinya. Oleh karena itu,pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah menjadi tanggung jawab bersama antara personel sekolah, yaitu kepala sekolah, guru, konselor, dan pengawas.     
2.3.1      Jenis-Jelas Layanan BK
Jenis-jenis layanan pada dasarnya merupakan operasionalisasi dari konsep bimbingan dan konseling dalam rangka memenuhi berbagai asas, prinsip, fungsi dan tujuan bimbingan dan konseling. Para ahli bimbingan di Indonesia saat ini sudah mulai meluncurkan dua jenis layanan baru yaitu layanan konsultasi dan layanan mediasi. Namun,kedua jenis layanan ini belum dijadikan sebagai kebijakan formal dalam sistem pendidikan di sekolah. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan diuraikan tujuh jenis layanan bimbingan dan konseling serta 2 jenis layanan yang sedang diluncurkan oleh para ahli bimbingan di Indonesia namun belum dijadikan kebijakan formal dalam sistem pendidikan yang diterapkan dalam pendidikan nasional. Adapun jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling diantaranya sebagai berikut :
a.    Layanan Orientasi
Layanan orientasi merupakan layanan yang memungkinan peserta didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah dan obyek-obyek yangdipelajari, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik dilingkungan yang baru itu, sekurang-kurangnya diberikan dua kali dalam satutahun yaitu pada setiap awal semester. Tujuan layanan orientasi adalah agarpeserta didik dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan barusecara tepat dan memadai, yang berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman. Materi kegiatan layanan orientasi menyangkut:
1)   Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah.
2)   Peraturan dan hak-hak serta kewajiban siswa.
3)   Organisasi dan wadah-wadah yang dapat membantu dan meningkatkan hubungan sosial siswa.
4)   Kurikulum dengan seluruh aspek-aspeknya.
5)   Peranan kegiatan bimbingan karir.
6)   Peranan pelayanan bimbingan dan konseling dalam membantu segala jenis masalah dan kesulitan siswa.
b.   Layanan Informasi
Layanan informasi adalah layanan yang memungkinan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi (seperti informasi diri, sosial, belajar, pergaulan, karier, dan pendidikan lanjutan). Tujuan layanan informasi adalah membantu peserta didik agar dapat mengambil keputusan secara tepat tentang sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial, belajar maupun karier berdasarkan informasi yang diperolehnya yang memadai. Layanan informasi pun berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman. Materi layanan informasi menyangkut:
1)   Tugas-tugas perkembangan masa remaja akhir tentang kemampuan dan perkembangan pribadi.
2)   Usaha yang dapat dilakukan dalam mengenal bakat, minat, serta bentuk-bentuk penyuluhan dan pengembangan.
3)   Tata tertib sekolah, cara bertingkah laku, tata krama, dan sopan santun.
4)   Nilai-nilai sosial, adat istiadat, dan upaya yang berlaku dan berkembang di masyarakat.
5)   Mata pelajaran dan pembidangannya seperti program inti dan program tambahan.
6)   Sistem penjurusan, kenaikan kelas, syarat-syarat mengikuti UN, dll.
7)   Fasilitas penunjang/sumber belajar. 
c.    Layanan Pembelajaran
Layanan pembelajaran merupakan layanan yang memungkinan pesertadidik mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai materi belajar atau penguasaan kompetensi yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan dirinya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Layanan pembelajaran berfungsi untuk pengembangan.
d.   Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran merupakan layanan yang memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan ko-ekstra kurikuler sesuai dengan potensi, bakat, minat serta kondisi pribadinya, dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan segenap bakat, minat, dan segenap potensi lainnya. Layanan penempatan dan penyaluran berfungsi untuk pengembangan. Materi kegiatan layanan penempatan dan penyaluran meliputi:
1)   Penempatan kelas siswa, program studi/jurusan, dan pilihan ekstrakurikuler yang dapat menunjang pengembangan sikap, kebiasaan, kemampuan, bakat, dan minat.
2)   Membantu dalam kegiatan program khusus sesuai dengan kebutuhan siswa, baik pengajaran maupun program pengayaan dan seleksi masuk perguruan tinggi.
3)   Penempatan dan penyaluran dalam kelompok sebaya, kelompok belajar dan organisasi kesiswaan, serta kegiatan sosial sekolah.
e.    Layanan Konseling Perorangan
Layanan ini memungkinan peserta didik mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) untuk mengentaskan permasalahan yang dihadapinya dan perkembangan dirinya. Tujuan layanan konseling perorangan adalah agar peserta didik dapat mengentaskan masalah yang dihadapinya. Layanan Konseling Perorangan berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.
Pelaksanaan usaha dan pengentasan siswa dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut:
1)   Pengenalandan pemahaman permasalahan.
2)   Analisis yang tepat.
3)   Aplikasi dan pemecahan permasalahan.
4)   Evaluasi, baik evaluasi awal, proses ataupun evaluasi akhir.
5)   Tindak lanjut.
Melihat kepada teknik penyelenggaraan konseling perorangan terdapat bermacam-macam teknik konseling perorangan yang sangat ditentukan oleh permasalahan yang dialami oleh siswa.
f.     Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok merupakan layanan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu, untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, kegiatan belajar, karir/jabatan, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok. Layanan bimbingan kelompok berfungsi untuk pemahaman dan pengembangan.
g.    Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok merupakan layanan yang memungkinkan peserta didik (masing-masing anggota kelompok) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok. Masalah yang dibahas itu adalah maalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok. Layanan konseling kelompok berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.
h.   Layanan Konsultasi
Layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
i.      Layanan Mediasi
Layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan, perselisihan dan memperbaiki hubungan antar individu.

2.4    Kegiatan Bimbingan & Konseling
Agar dalam layanan bimbingan dan konseling di sekolah dapat berjalan secara efektif dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka ada beberapa kegiatan-kegiatan dalam melakukan bimbingan dan konseling, yaitu:
      a.    Kegiatan Individual
Kegiatan individual merupakan kegiatan bimbingan dan konseling yang hanya melakukan pelayanan terhadap peserta didik secara perseorangan atau individu. Dalam kegiatan ini konseler memberikan bimbingan kepada peserta didik yang sedang mengalami masalah terhadap dirinya, dengan tujuan untuk dapat mendukung pelaksanaan Bimbingan dan Konseling sesuai dengan hasil yang diharapkan.
      b.    Kegiatan Kelompok
Kegiatan kelompok merupakan kegiatan bimbingan dan konseling dengan pengelompokan kegiatan BK, melalui cara pemberian informasi kepada kelompok dengan tujuan untuk dapat membantu mereka dalam menyusun rencana dan mengambil keputusan. Adapun manfaat dari kegiatan kelompok ini, antara lain:
1)   Memenuhi kebutuhan sosial dan membentuk konsep diri.
2)   Memberi atau menerima dukungan dan bantuan.
3)   Berbagi informasi dengan orang lain serta dapat menambah wawasan dan rasa solidaritas antar kelompok.
     c.     Kegiatan Klasikal   
Kegiatan klasikal merupakan kegiatan bimbingan dan konseling dengan cara memberikan layanan atau bimbingan kepada peserta didik dalam satu kelas. Ada beberapa manfaat dari kegiatan klasikal ini, yaitu:
1)   Mengatasi kesulitan belajar peserta didik.
2)   Mengatasi terjadinya kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik saat belajar.
3)   Mengatasi kesulitan yang berhubungan dengan kelanjutan studi.
4)   Mengatasi kesulitan perencanaan setelah mereka lulus.
      d.    Kegiatan Lapangan
Kegiatan lapangan ini merupakan kegiatan bimbingan dan konseling dengan memberikan layanan atau bimbingan kepada siswa dan dilakukan di luar kelas atau lapangan. Dalam kegiatan lapangan ini, konselor memberikan sebuah bantuan dengan memberikan sebuah informasi melalui bimbingan kepada seluruh siswa.
e.    Pendekatan Khusus
Pendekatan khusus merupakan salah satu bentuk kegiatan bimbingan dan konseling, yang dilakukan secara khusus untuk melayani kepentingan siswa atau masalah yang dialami siswa kepada pihak-pihak yang memberikan kemudahan.
Selain dari beberapa kegiatan dalam bimbingan dan konseling, adapun kegiatan yang mendukung dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu sebagai berikut:
a.    Aplikasi Instrumentasi
Aplikasi instrumentasi adalah upaya mengungkapkan kondisi instrumen tertentu mengenai diri klien. Dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling dimungkinkan adanya hal-hal yang belum terungkap mengenai klien, maka pengolahan terhadap hal-hal yang masih asing tersebut harus adanya upaya dalam penyingkapannya, yaitu dengan melalui kegiatan pengukuran.
Dalam aplikasi instrumentasi berlaku azas kerahasiaan, sukarela, dan keterbukaan. Apapun informasi yang diberikan oleh responden harus dirahasiakan oleh konselor. Untuk melakukan ini tentunya harus ada kerelaan dari responden, dan juga diikuti oleh keterbukaan antara dua belah pihak baik konselor maupun responden. Aplikasi instrumen itu mempunyai dua tujuan, yaitu:
1)   Tujuan umum, adalah tujuan mengenai data hasil pengukuran terhadap kondisi tertentu pada klien. Data ini akan dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk melaksanakan kegiatan konseling dan akan menjadi isi dari layanan konseling.
2)   Tujuan khusus, adalah tujuan dengan data yang diperoleh dan dipakai untuk memahami kondisi klien, seperti potensi, bakat, dan minat yang dimiliki oleh seorang siswa tersebut. Dalam tujuan khusus ini memiliki fungsi pemahaman, pengentasan, dan fungsi pencegahan.
b.   Himpunan Data
Himpunan data merupakan gambaran atau deskripsi mengenai sesuatu masalah yang dialami siswa dengan upaya penghimpunan data dalam bentuk-bentuk tertentu. Dalam kegiatan himpunan data memiliki dua tujuan, yaitu:
1)   Tujuan umum, adalah tujuan untuk meyediakan data dalam kualitas yang baik dan lengkap agar dapat menunjang penyelenggaraan konseling sesuai dengan kebutuhan klien atau individu-individu yang lain.
2)   Tujuan khusus, adalah tujuan untuk menghimpun data yang secara lengkap dari diri pribadi klien dan individu lainnya dengan adanya data yang secara lengkap terhimpun dari diri pribadi klien dan individu lainnya serta dapat dipahami dengan baik.
c.    Konferensi Kasus
Konferensi kasus adalah kegiatan yang membahas permasalahan yang dialami oleh klien di dalam suatu forum yang dihadiri oleh pihak yang bisa memberikan bantuan atau keterangan mengenai persoalan tersebut serta mengenai peranan masing-masing pihak dalam penyelesaian kasus, maka disinilah berlaku pengentasan dan pemahaman.
d.   Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah merupakan kegiatan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh konselor dengan cara berkunjung ke rumah klien. Hal ini memerlukan kerja sama antara konselor dan keluarga klien. Maka di dalam kegiatan kunjungan rumah ini ada tiga komponen yang mesti ada, yaitu adanya kasus, keluarga klien, dan konselernya.
e.    Alih Tangan Kasus
Alih tangan kasus ini merupakan kegiatan dimana seorang konselor memindahkan penanganan kasus yang diterimanya kepada pihak lain. Hal ini agar masalah yang dialami oleh klien dapat ditangani lebih baik lagi. Seorang konselor yang mengalih tangan kasus klien tersebut, apabila kasus itu memang diluar wewenang konselor untuk menanganinya, atau setelah konselor berusaha dalam menangani kasus tersebut tetapi belum ditangani dengan tuntas.

BAB III
PENUTUP

3.1.  Simpulan
Keberhasilan proses  bimbingan di sekolah dasar, antara lain ditentukan oleh ketepatan pemahaman pembimbingan terhadap karakteristik perkembangan murid yang datanya diperoleh dengan menggunakan teknik tes dan non tes. Teknik tes merupakan upaya pembimbing untuk memahami murid dengan menggunakan alat-alat yang sifatnya mengukur (mentest), diantaranya untuk keperluan bimbingan tes dikelompokkan ke dalam tes kecerdasan, tes bakat, dan tes prestasi belajar. Teknik non tes  merupakan prosedur pengumpulan data yang dirancang untuk memahami pribadi murid, bersifat kualitatif, tidak menggunakan  alat-alat yang bersifat mengukur, tetapi hanya menggunakan alat yang bersifat menghimpun atau mendeskripsikan saja. Teknik ini terdiri atas beberapa macam jenis, seperti observasi, angket (quesioner), wawancara, catatan anekdot, autobiografi, sosiometri, dan studi kasus.
Metode adalah suatu cara tertentu yang digunakan dalam proses bimbingan dan konseling. Secara umum ada dua metode dalam pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu metode bimbingan individual dan metode bimbingan kelompok.
Jenis-jenis layanan pada dasarnya merupakan operasionalisasi dari konsep bimbingan dan konseling dalam rangka memenuhi berbagai asas, prinsip, fungsi, serta tujuan bimbingan dan konseling. Jenis-jenis layanan BK diantaranya layanan orientasi, layanan informasi, layanan pembelajaran, layanan penempatan dan penyaluran, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok, layanan konsultasi, dan layanan mediasi.
Agar dalam layanan bimbingan dan konseling di sekolah dapat berjalan secara efektif dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka ada beberapa kegiatan-kegiatan dalam melakukan bimbingan dan konseling, yaitu kegiatan individual, kegiatan kelompok, kegiatan klasikal, pendekatan khusus dan kegiatan lapangan. Selain itu ada kegiatan yang mendukung dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah dan alih tangan kasus.
3.2.  Saran
Perlunya peningkatan kualitas seorang konselor, dengan adanya peningkatan kualitas konselor maka akan memberikan dampak yang positif bagi perkembangan dunia pendidikan, dan kepada para konselor, ataupun seorang guru pembimbing agar dapat menguasai teknik-teknik di dalam proses bimbingan dan konseling karena hal tersebut akan lebih mempermudah di dalam memperoleh informasi dari klien serta di dalam mengajak klien untuk mempercayai apa-apa yang dikatakan oleh konselor. Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat menambah pengetahuan tentang jenis, teknik-teknik dan strategi bimbingan konseling  serta menjadi sumber refrensi bagi pembacanya,

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Fitriari. (2010). Layanan-layanan Bimbingan Konseling. [Online]. Tersedia: https://fitriariastuti.weebly.com/layanan-layanan-bimbingan-konseling.html. (Diakses pada 17 April 2018)
Hidayat, Taufik. (2000). Pengelompokkan Kegiatan BK dan Program Pelayanan. [Online]. Tersedia: https://www.slideshare.net/mobile/taufik000/pengelompokkan-kegiatan-bk-dan-program-pelayanan. (Diakses pada 17 April 2018)
Mousir. (2016). 5 Kegiatan Pendukung Pelayanan Bimbingan dan Konseling. [Online]. Tersedia: http://www.asikbelajar.com/2016/06/5-kegiatan-pendukung-pelayanan.html?m=1. (Diakses pada 17 April 2018)
Setiawati. (2007). Bahan Belajar Mandiri 2 Teknik-Teknik Memahami Perkembangan Anak. [Online]. Tersedia:         http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMBINGAN/196211121986102-SETIAWATI/BBM_1-3_BK_DI_SD.pdf. (Diakses pada 17 April 2018)
Toky, Belardo Farjan. (2013). Metode Bimbingan Dan Konseling. [Online] Tersedia: http://belardobk.blogspot.co.id/2013/07/metode-bimbingan-dan konseling.html%3Fm%3D1&rct=j&sa=U&ved=2ahUKEwjKl5uW8r7aAhVJvo8KHdAIDNoQFjAAegQICBAB&q=metode+Layanan+BK&usg=AOvVaw3QKW0BO8iYAxqegazDgXjt. (Diakses pada 17 April 2018)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN KONSELING

KONSEP, KARAKTERISTIK DAN JENIS ALAT PENDIDIKAN