PENILAIAN DALAM KURIKULUM 2013

  BAB I  PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai oleh pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi. Evaluasi merupakan sub sistem yang sangat penting dan sangat dibutuhkan dalam setiap sistem pendidikan, karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh perkembangan atau kemajuan hasil pendidikan. Dalam setiap pembelajaran, pendidik harus berusaha mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang dilakukan. Pentingnya diketahui hasil ini karena dapat menjadi salah satu patokan bagi pendidik untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran yang dilakukan dapat mengembangkan potensi peserta didik. Dengan evaluasi, maka maju dan mundurnya kualitas pendidikan dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula, kita dapat mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih baik ke depan. Suatu sistem adalah jalinan antar beberapa komponen yang saling terkait dan saling mempengaru

HAKIKAT MENULIS LANJUT, TUJUAN MENULIS LANJUT DAN JENIS MENULIS LANJUT

 A. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Manusia sebagai mahluk sosial cenderung hidup berkelompok, sehingga dalam hidup berkelompok itu manusia satu dengan yang lain saling berkomunikasi. Alat komunikasi yang paling efektif adalah bahasa. Mulai dari lingkup sosial yang paling kecil, yaitu keluarga sampai organisasi kemasyarakatan yang paling besar menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Di dalam dunia pendidikan, bahasa juga memegang peranan sangat penting. Hampir pada setiap lembaga pendidikan di negara mana saja bahasa menjadi salah satu inti kurikulum. Demikian halnya kurikulum pendidikan di Indonesia juga menempatkan bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran utama. Pembelajaran bahasa Indonesia di SD meliputi empat aspek yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis.

Peranan seorang guru dalam proses belajar-mengajar harus mampu mengembangkan perubahan tingkah laku pada siswa. Perubahan tingkah laku tersebut merupakan tujuan dari pembelajaran. Menurut Bloom dan Krathwohl dalam Pribadi, (2009: 15) mengemukakan bahwa tiga domain atau ranah yang dapat digunakan sebagai dasar untuk merumuskan tujuan pembelajaran yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Oleh karena itu, dalam mengajar pada bidang studi apapun guru harus berupaya mengembangkan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap anak didik sebab ketiga aspek tersebut merupakan pembentuk kepribadian individu.

Keterampilan menulis sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa merupakan tahapan akhir yang dikuasai siswa, karena siswa dapat menulis dengan baik apabila serangkaian tahapan aspek keterampilan berbahasa telah dikuasai siswa. Sehingga diharapkan pada akhirnya siswa dapat memenuhi standar kompetensi kemampuan berbahasa dalam aspek menulis yaitu menulis secara efektif dan efisien berbagai jenis karangan dalam berbagai konteks. Untuk dapat menulis secara efektif dan efisien bukanlah hal yang mudah, sebab diperlukan serangkaian proses yang panjang. Proses tersebut akan dijalani oleh siswa melalui tahapan-tahapan dalam pembelajaran bahasa. 

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia anak akan dapat menulis dengan baik jika ia telah memiliki keterampilan membaca (Hayon, 2003). Jika siswa belum memiliki keterampilan membaca, siswa belum mampu mengungkapkan isi pikiran secara tertulis. Sejak masa balita anak sudah mulai pandai bercerita atau berbicara, seperti berbicara tentang peristiwa yang dialami sehari-hari. Hal itu mengindikasikan bahwa anak telah mempunyai kemampuan mengungkapkan isi pikirannya dengan bahasa secara lisan. Jika siswa telah mampu bercerita secara lisan maka untuk mengarang tidak sulit, karena tinggal menuangkan ke dalam bahasa tulisan. Karena pada hakikatnya bahasa tulis merupakan suatu jenis perekaman bahasa lisan (Hayon, 2003:93). Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar (SD) bertujuan meningkatkan kemampuan siswa SD dalam berkomunikasi dengan baik secara lisan maupun tertulis (Depdiknas, 2006). Komunikasi lisan mencakup keterampilan menyimak dan berbicara, sedangkan komunikasi tertulis mencakup keterampilan membaca dan menulis. Keterampilan menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa merupakan suatu keterampilan yang harus dimiliki siswa SD agar mampu berkomunikasi secara tertulis.

Bentuk-bentuk tulisan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, mencakup argumentasi, eksposisi, deskripsi, dan narasi. Dari keempat bentuk tulisan tersebut, tulisan narasi merupakan bentuk tulisan yang mampu membantu siswa mengatasi kesulitan yang berkaitan dengan pengalamannya. Menulis narasi merupakan kegiatan menulis bahasa bagaimana cara merangkai bahasa sebagai suatu karangan. Karangan berisi ide atau gagasan selengkap-lengkapnya. Menurut MacMahan, Day, Funk, & Coleman (2010) mengarang adalah menyusun buah pikiran yang melibatkan proses berbahasa. Pada pembelajaran menulis pengetahuan tetang proses mengarang harus dikuasai siswa agar dapat menulis dengan baik. Guru perlu melatih atau memberikan pengetahuan tentang mengarang narasi pada siswa sekolah dasar, agar siswa dapat mengembangkan isi hatinya ke dalam bentuk tulisan.

Dewasa ini pendidikan di Indonesia, khususnya pendidikan dasar dan menengah menghadapi sejmlah masalah, seperti pencapaian nilai rata-rata hasil ujian akhir nasional sekolah dasar (SD), sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP), dan sekolah menengah umum (SMU) yang rendah untuk semua mata pelajaran, termasuk hasil pembelajaran bahasa Indonesia yang secara implisit mengajarkan pembelajaran menulis pada salah satu aspek keterampilan berbahasa di SD masih rendah. Rendahnya keterampilan menulis siswa SD menurut Tompkins dan Hoskisson (2010) tidak disebabkan oleh keterbatasan siswa tetapi disebabkan oleh pendekatan yang dipergunakan oleh guru yang tidak mengarahkan siswa agar dapat menulis dengan baik. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia pendekatan rangkaian gambar dapat digunakan sebagai strategi untuk diimplementasikan ke dalam pembelajaran menulis narasi di SD.


b. Fokus Kajian Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, fokus kajian masalah dalam makalah ini yaitu:

1. Hakikat menulis lanjut

2. Tujuan menulis lanjut

3. Jenis menulis lanjut


B. KAJIAN TEORI

a. Hakikat Menulis Lanjut

Menulis adalah melahirkan pikiran atau gagasan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1993, hlm. 968). Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam kehidupan, baik dalam kehidupan pendidikan maupun masyarakat. Keterampilan menulis perlu diperhatikan karena merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa. Melalui menulis, siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Selain itu, menulis juga dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam kehidupan, baik dalam kehidupan pendidikan maupun masyarakat. Keterampilan menulis perlu diperhatikan karena merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa. Melalui menulis, siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Selain itu, menulis juga dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa (Widiastuti, M. A. C., 2021, hlm. 192).

Menurut pengertian ini menulis merupakan hasil, yaitu melahirkan pikiran dalam perasaan ke dalam tulisan. Menulis atau mengarang adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan. penulis dapat dipahami pembaca (Tarigan, 1986, hlm. 21). Dari pengertian menulis tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah proses mengungkapkan gagasan, pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan. Sebelum sampai pada tingkat mampu menulis, siswa harus mulai dari tingkat awal, tingkat permulaan, mulai dari pengenalan lambang–lambang bunyi. Pengetahuan dan kemampuan yang diperoleh pada tingkat permulaan pada pembelajaran menulis permulaan tersebut, akan menjadi dasar peningkatan dan pengembangan kurikulum siswa selanjutnya (Ali, M., 2021, hlm. 46).


b. Tujuan Menulis Lanjut

Beberapa tujuan menulis adalah sebagai berikut.

1. Untuk memberikan suatu informasi

2. Untuk meyakinkan atau mendesak

3. Untuk menghibur atau menyenangkan

4. Untuk mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat

Hugo Hartig dalam tarigan (1986: 24-25) merumuskan tujuan menulis :

a. Tujuan penugasan, sebenarnya tidak memilki tujuan karena orang yang menulis melakukan nya karena tugas yang diberikan kepadanya.

b. Tujuan altruistik, penulis bertujuan untuk menyenangkan pembaca,menghindarkan kedudukan pembaca,ingin menolong pembaca memahami,menghargai perasaan dan penalaranya,ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu.

c. Tujuan persuasif bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.

d. Tujuan informasional penulis bertujuan memberi informasi atau keterangan kepada para pembaca.

e. Tujuan pernyataan diri penulis bertujuan memperkenalkan atau menyatakan dirinya kepada pembaca.

f. Tujuan kreatif penulis bertujuan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik,nilai-nilai kesenian.

g. Tujuan pemecahan masalah penulis bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

c. Jenis Menulis Lanjut

Ragam tulisan dapat didasarkan pada isi tulisan, isi tulisan mempengaruhi jenis informasi, pengorganisasian dan tata sajian tulisan. Berdasarkan ragam tersebut tata tulisan dibedakan menjadi empat: deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi (Syafi’ie, 1993). Nurudin ( 2010) menyebutkan lima bentuk atau jenis tulisan yaitu: 1) deskripsi; 2) eksposisi; 3) narasi; 4) persuasi; dan 5) argumentasi. Menurut Keraf (2007) ragam tulisan didasarkan pada tujuan umum, berdasarkan hal tersebut menulis dapat dibedakan menjadi lima : Deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi, persuasi.

1. Deskripsi (perian)

Kata deskripsi berasal dari bahasa latin describere yang berarti menggambarkan atau memerikan sesuatuhal. Dari segi istilah,deskrpsi adalah suatu bentuk karangan yanng melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat,mendengar,mencim dan merasakan)apa yang dilikiskan itu sesuai dengan citra penulisannya.

2. Eksposisi (paparan)

Eksposisi berasal dari kata exposition yang berarti membuka.dapat pula diartikan sebagai tulisan yang bertujuan untuk memberitahu ,mengupas,menguraikan, atau menerangkan sesuatu.

3. Argumentasi (bahasan)

Yang dimaksud dengan tulisan argumentasi adalah karangan yang terdiri atas paparan alasan dan penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan.Karangan ini ditulis dengan maksud untuk memberikan alasan, memperkuat atau menolak sesuatu pendapat, pendirian , gagasan.

4. Narasi (kisahan)

Narasi atau naratif adalah tulisan berbentuk karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa atau kejadian menurut urutan terjadinya (kronologis) dengan maksud memberi makna kepada sebuah atau rentetan kejadian sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu.

5. Persuasi

Tulisan yang bermaksud mempengaruhi orang lain dalam persuasi selain logika perasaan juga memegang peranan penting.


C. SIMPULAN

Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang di pahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca langsung lambang- lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Tujuan menulis adalah untuk memeberikan suatu informasi, untuk meyakinkan atau mendesak,untuk menghibur atau menyenangkan,untuk mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat. Jenis tulisan: Deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi, persuasif.

D. DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (2021). Peningkatkan Kemampuan Membaca Dan Menulis Permulaan Dengan Media Gambar Untuk Kelas 2 Pada SDN 93 Palembang. Pernik. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(1), 43-51. http://dx.doi.org/10.31851/pernik.v4i1.6796

Hayon, Yosep. (2003). Membaca dan Menulis Wacana. Jakarta: Storia Grafika.

Keraf, G. (2007). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

MacMahan, E., Day, S.E., Funk, R., & Coleman, L. (2010). Literature and Writing Process. New York: Pratice Hall PTR

Nurudin. (2010). Dasar - Dasar Penulisan. Malang: UMM Press.

Pribadi, B. A. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.

Syafi’ie. (1993). Terampilan Berbahasa Indonesia I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Tarigan. (1986). Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa.

Tompkins, G.E., & Hoskisson, K. (2010). Languange Art Ciontent and Teaching Strategies. New York : Macmillan.

Widiastuti, M. A. C. (2021). Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Keterampilan Menulis Permulaan Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Pada Siswa Kelas II SD Negeri 5 Karangasem. Cetta: Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(2), 191-205. http://dx.doi.org/10.31851/pernik.v4i1.6796


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN KONSELING

KONSEP, KARAKTERISTIK DAN JENIS ALAT PENDIDIKAN