PENILAIAN DALAM KURIKULUM 2013

  BAB I  PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai oleh pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi. Evaluasi merupakan sub sistem yang sangat penting dan sangat dibutuhkan dalam setiap sistem pendidikan, karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh perkembangan atau kemajuan hasil pendidikan. Dalam setiap pembelajaran, pendidik harus berusaha mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang dilakukan. Pentingnya diketahui hasil ini karena dapat menjadi salah satu patokan bagi pendidik untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran yang dilakukan dapat mengembangkan potensi peserta didik. Dengan evaluasi, maka maju dan mundurnya kualitas pendidikan dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula, kita dapat mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih baik ke depan. Suatu sistem adalah jalinan antar beberapa komponen yang saling terkait dan saling mempengaru

HAKIKAT MENULIS PERMULAAN DAN TUJUAN MENULIS PERMULAAN

 A.    PENDAHULUAN

a.     Latar Belakang

Dewasa ini, “kegiatan menulis merupakan suatu media yang memiliki potensi massif untuk mengejawantahkan ide dan pikiran dalam lingkup lebih luas” (Yarmi, 2017, hlm. 1). Mobilitas informasi melalui jaringan internet ataupun melalui media cetak membutuhkan keterampilan menulis supaya bentuk ide atau gagasan dapat ditransmisikan kepada pembaca dengan tepat. Kecakapan menulis ini dapat diperoleh setiap individu di sekolah melalui latihan sehari-hari, perbaikan bentuk tulisan, dan pengembangan potensi menulis. Sekolah dan guru turut andil dalam mengakomodasi siswa dalam meraih kemampuan menulis. Sejalan dengan itu, selama mempelajari pembelajaran bahasa terdapat kecakapan sebagai bekal dan pengiring supaya pembelajaran bahasa dapat dilaksanakan secara maksimal. Adapun empat kecakapan tersebut antara lain berbicara, menyimak, membaca, dan menulis. Keempatnya memiliki koherensi dan berkesinambungan satu sama lain. Mengingat bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi, pembelajaran bahasa diharapkan diajarkan secara konkret dan kontekstual. Lebih dari itu, pembelajaran menulis diterapkan tidak mengacu pada teori, melainkan praktik yang bertahap.

Istilah menulis permulaan dikenal sebagai MMP atau membaca menulis permulaan yang merupakan program pembelajaran menitikberatkan pada kecakapan membaca dan menulis permulaan di kelas awal tingkat sekolah dasar. Mulyati (2011, hlm. 6) mengemukakan bahwa “MMP merupakan program pembelajaran utama yang diberikan pada tahap awal siswa di sekolah dasar atau ketika berada di kelas 1.” Pada makalah ini akan menitikberatkan pembahasan tentang menulis permulaan. Sebagaimana menurut Sari dkk. (2020) menulis permulaan merupakan manifestasi materi pengajaran menulis di kelas I dan kelas II karena hal ini menitiberatkan pada pengenal penulisan huruf dan kedudukan atau fungsinya dalam suatu kata dan kalimat. Lebih lanjut, “secara bertahap siswa diajarkan menulis yang bersifat mekanik, selanjutnya siswa diarahkan menyuratkan ide atau pikiran atau perasaan ke dalam tulisan melalui lambang tulisan yang telah dikuasai” (Sari dkk, 2020, hlm. 1126). Sejalan dengan itu, Mustikowati, Wijayanti, & Darmanto (2016) berpandangan bahwa dalam pembelajaran bahasa Indonesia di tingkat sekolah dasar yang paling fundamental ialah kecakapan membaca dan menulis karena hal ini merupakan nilai dasar untuk berdaya saing di tingkat selanjutnya. Selama berlangsungnya kegiatan menulis permulaan, “siswa dilatih untuk menuliskan kembali lambang-lambang tulis yang terstruktur dan bermakna, selanjutnya digiring untuk menumpahkan ide sampai ke dalam tahap kecakapan menulis yang sesungguhnya” (Halimah, 2014, hlm. 191). Namun, dari pelbagai pandangan yang positif tersebut masih terdapat tantangan dan kesulitan untuk mencapai titik temu keberhasilan menulis permulaan. Fauziah (2018) mengungkapkan bahwa beragam macam faktor, utamanya ialah rendahnya afeksi dari orang tua kepada siswa selama bimbingan belajar di rumah. Lebih rincinya, pembelajaran yang maksimal dapat dicapai jika ada keberlanjutan antara pembelajaran di rumah dan di sekolah. Latae (2014) menyatakan bahwa menulis permulaan merupakan bekal bagi peserta didik untuk mempelajari kompetensi dasar yang lain dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dan mata pelajaran lain.

Berdasarkan pemaparan tersebut, pada kesempatan ini dapat disimpulkan bahwa menulis permulaan merupakan subjek krusial dalam menghantarkan siswa ke dalam kesuksesan belajar. Sebagai langkah untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan substansi menulis permulaan yang dapat dijadikan titik tolak di lapangan. Oleh karena itu, penulis menitikberatkan makalah ini terhadap Hakikat Menulis Permulaan dan Tujuan Menulis Permulaan. 

b.     Fokus Kajian Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, fokus kajian masalah dalam makalah ini yaitu :

1.     Hakikat menulis permulaan

2.     Tujuan menulis permulaan 

B.    KAJIAN TEORI

a.     Hakikat Menulis Permulaan

Menulis adalah melahirkan pikiran atau gagasan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1993, hlm. 968). Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam kehidupan, baik dalam kehidupan pendidikan maupun masyarakat. Keterampilan menulis perlu diperhatikan karena merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa. Melalui menulis, siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Selain itu, menulis juga dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam kehidupan, baik dalam kehidupan pendidikan maupun masyarakat. Keterampilan menulis perlu diperhatikan karena merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa. Melalui menulis, siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Selain itu, menulis juga dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa (Widiastuti, M. A. C., 2021, hlm. 192).

Menurut pengertian ini menulis merupakan hasil, yaitu melahirkan pikiran dalam perasaan ke dalam tulisan. Menulis atau mengarang adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan. penulis dapat dipahami pembaca (Tarigan, 1986, hlm. 21). Dari pengertian menulis tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah proses mengungkapkan gagasan, pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan. Sebelum sampai pada tingkat mampu menulis, siswa harus mulai dari tingkat awal, tingkat permulaan, mulai dari pengenalan lambang–lambang bunyi. Pengetahuan dan kemampuan yang diperoleh pada tingkat permulaan pada pembelajaran menulis permulaan tersebut, akan menjadi dasar peningkatan dan pengembangan kurikulum siswa selanjutnya (Ali, M., 2021, hlm. 46). Apabila dasar tersebut baik dan kuat maka dapat diharapkan hasil pengembangannya pun akan baik pula, dan apabila dasar itu kurang baik atau lemah, maka dapat diperkirakan hasil pengembangannya kurang baik juga. Menurut lerner (1985 :402) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan anak untuk menulis, antara lain: (1) Motorik, (2) Perilaku, (3) Persepsi, (4) Memori, (5) Kemampuan melaksanakan cross modal, (6) Penggunaan tangan yang dominan, (7) Kemampuan memahami insting.

Menurut Lestari (2017) menulis merupakan suatu kegiatan kompleks, yang melibatkan gerakan jari, tangan, lengan, dan mata secara integrasi. Dalam pembelajaran menulis permulaan, siswa juga dilatih untuk menguasai motorik menulis halus. Siswa yang baru belajar menulis akan kasar motorik menulisnya, dibuktikan dengan buruknya bentuk huruf atau tulisan siswa. Kompetensi menulis pada kelas awal dalam kurikulum 2013 dimuat dalam beberapa kompetensi dasar, diantaranya sikap menulis yang benar (memegang dan menggunakan alat tulis), menjiplak atau meniru dan menebalkan, menyalin, menulis permulaan, menulis beberapa kalimat dengan huruf sambung, menulis kalimat yang didiktekan oleh guru (Halimah, 2014). Ketujuh kompetensi ini tidak bisa dikuasai dalam satu atau dua hari saja. Orang tua di rumah dapat membimbing anaknya untuk mulai belajar sebelum masuk ke jenjang sekolah dasar. Guru dan orang tua pun bisa memberikan tontonan terkait pengenalan pembelajaran menulis permulaan. 

b.     Tujuan Menulis Permulaan

Tujuan dimanifestasikannya keterampilan berbahasa pada siswa secara sederhana, diungkapkan oleh Kostelnik, Sodarman, dan Whiren (2007) bahwa supaya siswa mampu mengkomunikasikan ide dan menginterpretasikan pesan yang diterima. Sari dkk. (2020) mengungkapkan kegunaan kemampuan menulis permulaan bagi siswa yakni untuk menjiplak, menebalkan, mencontoh, melengkapi, dan menyalin. Sebagaimana diketahui pembelajaran di sekolah erat kaitannya dengan menulis. Akhir dari kegiatan pembelajaran ialah mencapai tujuan dan mencetak hasil belajar yang maksimal. Adapun tanpa kecakapan menulis permulaan, siswa dapat menghadapi beragam tantangan lebih berat dalam merampungkan tugas belajar.

Istilah menulis permulaan sampai saat ini dikenal sebagai MMP (membaca menulis permulaan), kedua elemen bahasa tersebut saling menyatu dan berkaitan. Sebagaimana tujuan menulis permulaan yang hendak dibahas berikut ini berkaitan erat dengan tujuan membaca permulaan. Sebagaimana, Slamet (2008) merincikan beberapa poin terkait urgensi membaca dan menulis permulaan yang memiliki beberapa tujuan, antara lain:

(1)  Memupuk dan mengembangkan kecakapan siswa untuk memahami dan mengenalkan tata cara membaca dan menulis yang benar;

(2)  Melatih dan mengembangkan kecakapan siswa untuk menuliskan dan mengenal huruf;

(3)  Melatih dan mengembangkan kecakapan siswa untuk mengubah tulisan menjadi bunyi bahasa;

(4)  Melatih dan mengembangkan kecakapan siswa untuk menuliskan bunyi-bunyi yang didengarnya;

(5)  Melatih keterampilan siswa untuk memahami kata-kata yang dibaca, didengar, dan mengingatnya dengan baik;

(6)  Melatih keterampilan siswa untuk menetapkan makna tertentu dari sebuah kata dalam suatu konteks. (hlm. 77) 

Sementara itu, tujuan penyelenggaraan menulis permulaan di kelas rendah dalam pandangan Mustikowati, Wijayanti, & Darmanto (2016) bahwa supaya siswa mengerti tata cara menulis permulaan secara bertahap. Lebih rincinya sebagaimana berikut ini.

Siswa diharapkan menggunakan ejaan yang tepat, misalnya e, d, f, k, j. Selanjutnya, siswa mengkomunikasikan ide atau pesan yang tertulis. Pemberian materi menulis permulaan diberikan secara bertingkat dari mulai pendekatan huruf, suku kata (misalnya su-ka, ma-ta, ha-rus, lu-ka), kata-kata atau kalimat sederhana. Dimulai dengan aktivitas menjiplak, menirukan tulisan dari buku, menirukan tulisan guru, dan menulis dari kegiatan dikte. (hlm. 40-41) 

Menulis permulaan kerap dikolaborasikan dengan membaca permulaan antara keduanya tidak dapat terpisah, melainkan saling melengkapi satu sama lain. Hal ini karena “siswa yang biasa membaca akan menulis sesuai pengetahuan kosakata pribadi lebih bersemangat dan merasa tertantang” (Mustikowati, Wijayanti, & Darmanto, 2016, hlm. 39). 

C.    SIMPULAN

Menulis adalah cara untuk mengungkapkan sebuah gagasan, pikiran, dan perasaan dalam bentuk tulisan. Sedangkan menulis permulaan merupakan bekal bagi siswa untuk mempelajri kompetensi dasar yang lain daalam mata pelajaran bahasa Indonesia dan mata pelajaran lain.  Kegiatan menulis permulaan yaitu bisa dilaksanakan dengan siswa dilatih untuk menuliskan kembali lambang-lambang tulis yang terstruktur dan bermakna, selanjutnya digiring untuk menumpahkan ide sampai ke dalam tahap kecakapan menulis yang sesungguhnya. Adapun tujuan untuk dilaksanakan menulis permulaan yaitu agar siswa mampu mengungkapkan gagasan kemudian juga siswa mampu mengkomunikasikan ide dan mengimplementasikan pesan yang diterima. 

D.    DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (2021). Peningkatkan Kemampuan Membaca Dan Menulis Permulaan Dengan Media Gambar Untuk Kelas 2 Pada SDN 93 Palembang. Pernik. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini4(1), 43-51. http://dx.doi.org/10.31851/pernik.v4i1.6796

Fauziah, H. (2018). Upaya Guru dalam Mengembangkan Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas I MI. Elementary, 4(2), 173-184. https://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/elementary/article/view/1241

Halimah, A. (2014). Metode Pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan di SD/MI. Auladuna, 1(2), 190-200. https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/auladuna/article/view/550

Halimah, A. (2014). Metode Pembelajaran Membaca Dan Menulis Permulaan Di Sd/Mi. Auladuna: Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 1(2), 190–200. Http://Journal.UinAlauddin.Ac.Id/Index.Php/Auladuna/Article/View/550/551

Kostelnik, M.J., Sodarman, A.K., & Whiren, A.P. (2007). Developmentally Appropriate Curriculum: Best Practice in Early Childhood Education. Pearson Education.

Latae, A, dkk. (2014). Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Melalui Metode SAS Siswa Kelas 1 SDN Tondo Kecamatan Bungku Barat Kabupaten Morowali. Jurnal Kreatif Tadulako. Online Vol. 2 No. 4 Hal. 199—213. http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/JKTO/article/view/3987

Lestari, S. (2017). Pembelajaran Membaca Dan Menulis Permulaan Siswa Kelas Rendah Sd 01 Ngemplak Tahun Pelajaran 2014/2015 Ditinjau Dari Aspek Fonologis. Stilistika, 3(2), 105–114.

Mulyati, Y. (2011). Pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan. [Online]. Diakses dari https://scholar.google.co.id/scholar?q=Mulyati,+Yeti.+%E2%80%9CPembelajaran+Membaca+dan+Menulis+Permulaan%E2%80%9D.+B&hl=en&as_sdt=0&as_vis=1&oi=scholart

Mustikowati, D., Wijayanti, E., & Darmanto, J. (2016). Meningkatkan Semangat Membaca dan Menulis Siswa Sekolah Dasar dengan Permainan Kata Bersambut. Jurnal Riset dan Konseptual, 1(1), 39-42. http://dx.doi.org/10.28926/briliant.vli1.5

Sari, Y. dkk. (2016). Pengaruh Metode Pembelajaran Struktural Analitik Sintetik terhadap Kemampuan Menulis Permulaan di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 4(4), 1124-1133. https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i4.515

Slamet, St. Y. (2008). Dasar-Dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar. UNS Press.

Widiastuti, M. A. C. (2021). Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Keterampilan Menulis Permulaan Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Pada Siswa Kelas II SD Negeri 5 Karangasem. Cetta: Jurnal Ilmu Pendidikan4(2), 191-205. http://dx.doi.org/10.31851/pernik.v4i1.6796

Yarmi, G. (2017). Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar. Perspektif Ilmu Pendidikan, 31(1), 1-6. https://doi.org/10.21009/PIP.311.1

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN KONSELING

KONSEP, KARAKTERISTIK DAN JENIS ALAT PENDIDIKAN