HAKIKAT MENULIS PERMULAAN DAN TUJUAN MENULIS PERMULAAN
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
A. PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang
Dewasa ini, “kegiatan menulis merupakan suatu
media yang memiliki potensi massif untuk mengejawantahkan ide dan pikiran dalam
lingkup lebih luas” (Yarmi, 2017, hlm. 1). Mobilitas informasi melalui jaringan
internet ataupun melalui media cetak membutuhkan keterampilan menulis supaya
bentuk ide atau gagasan dapat ditransmisikan kepada pembaca dengan tepat.
Kecakapan menulis ini dapat diperoleh setiap individu di sekolah melalui
latihan sehari-hari, perbaikan bentuk tulisan, dan pengembangan potensi
menulis. Sekolah dan guru turut andil dalam mengakomodasi siswa dalam meraih
kemampuan menulis. Sejalan dengan itu, selama mempelajari pembelajaran bahasa
terdapat kecakapan sebagai bekal dan pengiring supaya pembelajaran bahasa dapat
dilaksanakan secara maksimal. Adapun empat kecakapan tersebut antara lain
berbicara, menyimak, membaca, dan menulis. Keempatnya memiliki koherensi dan
berkesinambungan satu sama lain. Mengingat bahasa merupakan alat untuk
berkomunikasi, pembelajaran bahasa diharapkan diajarkan secara konkret dan
kontekstual. Lebih dari itu, pembelajaran menulis diterapkan tidak mengacu pada
teori, melainkan praktik yang bertahap.
Istilah menulis permulaan dikenal sebagai MMP
atau membaca menulis permulaan yang merupakan program pembelajaran
menitikberatkan pada kecakapan membaca dan menulis permulaan di kelas awal
tingkat sekolah dasar. Mulyati (2011, hlm. 6) mengemukakan bahwa “MMP merupakan
program pembelajaran utama yang diberikan pada tahap awal siswa di sekolah
dasar atau ketika berada di kelas 1.” Pada makalah ini akan menitikberatkan pembahasan
tentang menulis permulaan. Sebagaimana menurut Sari dkk. (2020) menulis
permulaan merupakan manifestasi materi pengajaran menulis di kelas I dan kelas
II karena hal ini menitiberatkan pada pengenal penulisan huruf dan kedudukan
atau fungsinya dalam suatu kata dan kalimat. Lebih lanjut, “secara bertahap
siswa diajarkan menulis yang bersifat mekanik, selanjutnya siswa diarahkan
menyuratkan ide atau pikiran atau perasaan ke dalam tulisan melalui lambang
tulisan yang telah dikuasai” (Sari dkk, 2020, hlm. 1126). Sejalan dengan itu,
Mustikowati, Wijayanti, & Darmanto (2016) berpandangan bahwa dalam
pembelajaran bahasa Indonesia di tingkat sekolah dasar yang paling fundamental
ialah kecakapan membaca dan menulis karena hal ini merupakan nilai dasar untuk berdaya
saing di tingkat selanjutnya. Selama berlangsungnya kegiatan menulis permulaan,
“siswa dilatih untuk menuliskan kembali lambang-lambang
tulis yang terstruktur dan bermakna, selanjutnya digiring untuk menumpahkan ide
sampai ke dalam tahap kecakapan menulis yang sesungguhnya” (Halimah, 2014,
hlm. 191). Namun, dari pelbagai pandangan yang positif tersebut masih terdapat
tantangan dan kesulitan untuk mencapai titik temu keberhasilan menulis
permulaan. Fauziah (2018) mengungkapkan bahwa beragam macam faktor, utamanya
ialah rendahnya afeksi dari orang tua kepada siswa selama bimbingan belajar di
rumah. Lebih rincinya, pembelajaran yang maksimal dapat dicapai jika ada
keberlanjutan antara pembelajaran di rumah dan di sekolah. Latae (2014)
menyatakan bahwa menulis permulaan merupakan bekal bagi peserta didik untuk
mempelajari kompetensi dasar yang lain dalam mata pelajaran bahasa Indonesia
dan mata pelajaran lain.
Berdasarkan pemaparan tersebut, pada kesempatan ini dapat disimpulkan bahwa menulis permulaan merupakan subjek krusial dalam menghantarkan siswa ke dalam kesuksesan belajar. Sebagai langkah untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan substansi menulis permulaan yang dapat dijadikan titik tolak di lapangan. Oleh karena itu, penulis menitikberatkan makalah ini terhadap Hakikat Menulis Permulaan dan Tujuan Menulis Permulaan.
b.
Fokus Kajian Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, fokus
kajian masalah dalam makalah ini yaitu :
1.
Hakikat menulis permulaan
2. Tujuan menulis permulaan
B.
KAJIAN TEORI
a.
Hakikat Menulis Permulaan
Menulis
adalah melahirkan pikiran atau gagasan (seperti mengarang, membuat surat)
dengan tulisan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1993, hlm. 968). Keterampilan
menulis merupakan keterampilan yang penting dalam kehidupan, baik dalam
kehidupan pendidikan maupun masyarakat. Keterampilan menulis perlu diperhatikan
karena merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh
siswa. Melalui menulis, siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan
atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Selain itu, menulis juga
dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa. Keterampilan menulis
merupakan keterampilan yang penting dalam kehidupan, baik dalam kehidupan
pendidikan maupun masyarakat. Keterampilan menulis perlu diperhatikan karena
merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa.
Melalui menulis, siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau
pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Selain itu, menulis juga dapat
mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa (Widiastuti, M. A. C., 2021, hlm. 192).
Menurut
pengertian ini menulis merupakan hasil, yaitu melahirkan pikiran dalam perasaan
ke dalam tulisan. Menulis atau mengarang adalah proses menggambarkan suatu
bahasa sehingga pesan yang disampaikan. penulis dapat dipahami pembaca (Tarigan,
1986, hlm. 21). Dari pengertian menulis tersebut di atas dapat disimpulkan
bahwa menulis adalah proses mengungkapkan gagasan, pikiran dan perasaan dalam
bentuk tulisan. Sebelum sampai pada tingkat mampu menulis, siswa harus mulai
dari tingkat awal, tingkat permulaan, mulai dari pengenalan lambang–lambang
bunyi. Pengetahuan dan kemampuan yang diperoleh pada tingkat permulaan pada
pembelajaran menulis permulaan tersebut, akan menjadi dasar peningkatan dan
pengembangan kurikulum siswa selanjutnya (Ali, M., 2021, hlm. 46). Apabila dasar tersebut
baik dan kuat maka dapat diharapkan hasil pengembangannya pun akan baik pula,
dan apabila dasar itu kurang baik atau lemah, maka dapat diperkirakan hasil
pengembangannya kurang baik juga. Menurut lerner (1985 :402) ada beberapa
faktor yang mempengaruhi kemampuan anak untuk menulis, antara lain: (1)
Motorik, (2) Perilaku, (3) Persepsi, (4) Memori, (5) Kemampuan melaksanakan cross
modal, (6) Penggunaan tangan yang dominan, (7) Kemampuan memahami insting.
Menurut Lestari (2017) menulis merupakan suatu kegiatan kompleks, yang melibatkan gerakan jari, tangan, lengan, dan mata secara integrasi. Dalam pembelajaran menulis permulaan, siswa juga dilatih untuk menguasai motorik menulis halus. Siswa yang baru belajar menulis akan kasar motorik menulisnya, dibuktikan dengan buruknya bentuk huruf atau tulisan siswa. Kompetensi menulis pada kelas awal dalam kurikulum 2013 dimuat dalam beberapa kompetensi dasar, diantaranya sikap menulis yang benar (memegang dan menggunakan alat tulis), menjiplak atau meniru dan menebalkan, menyalin, menulis permulaan, menulis beberapa kalimat dengan huruf sambung, menulis kalimat yang didiktekan oleh guru (Halimah, 2014). Ketujuh kompetensi ini tidak bisa dikuasai dalam satu atau dua hari saja. Orang tua di rumah dapat membimbing anaknya untuk mulai belajar sebelum masuk ke jenjang sekolah dasar. Guru dan orang tua pun bisa memberikan tontonan terkait pengenalan pembelajaran menulis permulaan.
b.
Tujuan Menulis Permulaan
Tujuan dimanifestasikannya keterampilan
berbahasa pada siswa secara sederhana, diungkapkan oleh Kostelnik, Sodarman,
dan Whiren (2007) bahwa supaya siswa mampu mengkomunikasikan ide dan menginterpretasikan
pesan yang diterima. Sari dkk. (2020) mengungkapkan kegunaan kemampuan menulis
permulaan bagi siswa yakni untuk menjiplak, menebalkan, mencontoh, melengkapi,
dan menyalin. Sebagaimana diketahui pembelajaran di sekolah erat kaitannya dengan
menulis. Akhir dari kegiatan pembelajaran ialah mencapai tujuan dan mencetak
hasil belajar yang maksimal. Adapun tanpa kecakapan menulis permulaan, siswa
dapat menghadapi beragam tantangan lebih berat dalam merampungkan tugas
belajar.
Istilah menulis permulaan sampai saat ini
dikenal sebagai MMP (membaca menulis permulaan), kedua elemen bahasa tersebut
saling menyatu dan berkaitan. Sebagaimana tujuan menulis permulaan yang hendak
dibahas berikut ini berkaitan erat dengan tujuan membaca permulaan. Sebagaimana,
Slamet (2008) merincikan beberapa poin terkait urgensi membaca dan menulis
permulaan yang memiliki beberapa tujuan, antara lain:
(1) Memupuk dan mengembangkan kecakapan siswa
untuk memahami dan mengenalkan tata cara membaca dan menulis yang benar;
(2) Melatih dan mengembangkan kecakapan siswa
untuk menuliskan dan mengenal huruf;
(3) Melatih dan mengembangkan kecakapan siswa
untuk mengubah tulisan menjadi bunyi bahasa;
(4) Melatih dan mengembangkan kecakapan siswa
untuk menuliskan bunyi-bunyi yang didengarnya;
(5) Melatih keterampilan siswa untuk memahami
kata-kata yang dibaca, didengar, dan mengingatnya dengan baik;
(6) Melatih keterampilan siswa untuk menetapkan makna tertentu dari sebuah kata dalam suatu konteks. (hlm. 77)
Sementara itu, tujuan penyelenggaraan menulis
permulaan di kelas rendah dalam pandangan Mustikowati, Wijayanti, &
Darmanto (2016) bahwa supaya siswa mengerti tata cara menulis permulaan secara
bertahap. Lebih rincinya sebagaimana berikut ini.
Siswa diharapkan menggunakan ejaan yang tepat, misalnya e, d, f, k, j. Selanjutnya, siswa mengkomunikasikan ide atau pesan yang tertulis. Pemberian materi menulis permulaan diberikan secara bertingkat dari mulai pendekatan huruf, suku kata (misalnya su-ka, ma-ta, ha-rus, lu-ka), kata-kata atau kalimat sederhana. Dimulai dengan aktivitas menjiplak, menirukan tulisan dari buku, menirukan tulisan guru, dan menulis dari kegiatan dikte. (hlm. 40-41)
Menulis permulaan kerap dikolaborasikan dengan membaca permulaan antara keduanya tidak dapat terpisah, melainkan saling melengkapi satu sama lain. Hal ini karena “siswa yang biasa membaca akan menulis sesuai pengetahuan kosakata pribadi lebih bersemangat dan merasa tertantang” (Mustikowati, Wijayanti, & Darmanto, 2016, hlm. 39).
C.
SIMPULAN
Menulis adalah cara untuk mengungkapkan sebuah gagasan, pikiran, dan perasaan dalam bentuk tulisan. Sedangkan menulis permulaan merupakan bekal bagi siswa untuk mempelajri kompetensi dasar yang lain daalam mata pelajaran bahasa Indonesia dan mata pelajaran lain. Kegiatan menulis permulaan yaitu bisa dilaksanakan dengan siswa dilatih untuk menuliskan kembali lambang-lambang tulis yang terstruktur dan bermakna, selanjutnya digiring untuk menumpahkan ide sampai ke dalam tahap kecakapan menulis yang sesungguhnya. Adapun tujuan untuk dilaksanakan menulis permulaan yaitu agar siswa mampu mengungkapkan gagasan kemudian juga siswa mampu mengkomunikasikan ide dan mengimplementasikan pesan yang diterima.
D.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. (2021). Peningkatkan
Kemampuan Membaca Dan Menulis Permulaan Dengan Media Gambar Untuk Kelas 2 Pada
SDN 93 Palembang. Pernik. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(1),
43-51. http://dx.doi.org/10.31851/pernik.v4i1.6796
Fauziah, H. (2018). Upaya Guru dalam
Mengembangkan Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas I MI. Elementary,
4(2), 173-184.
https://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/elementary/article/view/1241
Halimah, A. (2014). Metode Pembelajaran
Membaca dan Menulis Permulaan di SD/MI. Auladuna, 1(2), 190-200. https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/auladuna/article/view/550
Halimah, A. (2014). Metode
Pembelajaran Membaca Dan Menulis Permulaan Di Sd/Mi. Auladuna: Jurnal
Pendidikan Dasar Islam, 1(2), 190–200.
Http://Journal.UinAlauddin.Ac.Id/Index.Php/Auladuna/Article/View/550/551
Kostelnik, M.J., Sodarman,
A.K., & Whiren, A.P. (2007). Developmentally Appropriate Curriculum:
Best Practice in Early Childhood Education. Pearson Education.
Latae, A, dkk. (2014). Upaya
Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Melalui Metode SAS Siswa Kelas 1
SDN Tondo Kecamatan Bungku Barat Kabupaten Morowali. Jurnal Kreatif Tadulako.
Online Vol. 2 No. 4 Hal. 199—213.
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/JKTO/article/view/3987
Lestari, S. (2017).
Pembelajaran Membaca Dan Menulis Permulaan Siswa Kelas Rendah Sd 01 Ngemplak
Tahun Pelajaran 2014/2015 Ditinjau Dari Aspek Fonologis. Stilistika, 3(2), 105–114.
Mulyati, Y. (2011). Pembelajaran Membaca
dan Menulis Permulaan. [Online]. Diakses dari https://scholar.google.co.id/scholar?q=Mulyati,+Yeti.+%E2%80%9CPembelajaran+Membaca+dan+Menulis+Permulaan%E2%80%9D.+B&hl=en&as_sdt=0&as_vis=1&oi=scholart
Mustikowati, D., Wijayanti,
E., & Darmanto, J. (2016). Meningkatkan Semangat Membaca dan Menulis Siswa
Sekolah Dasar dengan Permainan Kata Bersambut. Jurnal Riset dan Konseptual,
1(1), 39-42. http://dx.doi.org/10.28926/briliant.vli1.5
Sari, Y. dkk. (2016).
Pengaruh Metode Pembelajaran Struktural Analitik Sintetik terhadap Kemampuan
Menulis Permulaan di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 4(4),
1124-1133. https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i4.515
Slamet, St. Y. (2008). Dasar-Dasar
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar. UNS Press.
Widiastuti, M. A. C. (2021). Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Keterampilan Menulis Permulaan Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Pada Siswa Kelas II SD Negeri 5 Karangasem. Cetta: Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(2), 191-205. http://dx.doi.org/10.31851/pernik.v4i1.6796
Yarmi, G. (2017). Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar. Perspektif Ilmu Pendidikan, 31(1), 1-6. https://doi.org/10.21009/PIP.311.1
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar