MODEL PEMBELAJARAN MENULIS LANJUT
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
A. PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang
Interaksi merupakan jembatan krusial untuk
kelangsungan hidup setiap individu dalam kehidupan sosial, dalam menjalankan
proses interaksi memerlukan alat yang dapat menjembatani pengiriman pikiran
atau informasi antar individu. Alat ini merupakan bahasa yang memudahkan
manusia untuk berkomunikasi dengan individu lain. Bahasa menjelma menjadi bagian
penting bahkan pondasi sosial bagi seluruh individu. Hal ini tidak hanya
membantu dalam menjalani kehidupan sehari-hari, tetapi juga membantu manusia
dalam berkontribusi di lingkungan masyarakat. Adanya pemanfaatan dan penggunaan
bahasa, seseorang dapat mengemukakan pikiran, pendapat, ataupun temuan di mana
pun dan kapan pun.
Upaya pengarustamaan bahasa sebagai bagian
krusial dalam kehidupan sehari-hari dilakukan dalam berbagai cara, utamanya
melalui proses pembelajaran di setiap jenjang pendidikan. Secara fundamen,
sekolah dasar berkontribusi dengan masif dalam membelajarkan bahasa kepada
siswa yakni melalui pembelajaran bahasa Indonesia. Siswa sekolah dasar perlu
mengembangkan beragam potensi pribadi untuk bekal pada jenjang lebih tinggi.
Hal ini membuktikan bahwa bahasa tidak hanya berdampak secara mikro dalam
lingkup pendidikan, tetapi juga secara makro berkelanjutan dalam kehidupan
bermasyarakat.
Pelbagai keterampilan berbahasa dibelajarkan
di sekolah dasar, secara umum terdiri dari keterampilan menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan erat dan
tidak dapat terpisah satu sama lainnya. Perolehan keterampilan berbahasa
tersebut melalui tingkatan paling sederhana atau paling mudah sampai dengan
paling kompleks, misalnya siswa belajar menulis per simbol, per huruf, per
kata, per kalimat, sampai dengan per paragraf. Hal tersebut perlu melalui
praktik yang persisten dilakukan karena “keterampilan hanya dapat diperoleh dan
dikuasai dengan cara praktik dan pelatihan” (Tarigan, 2013, hlm. 1). Melalui
pembelajaran di kelas, khususnya terjadi aktivitas bimbingan dan pelatihan
antara guru dan siswa terkait keterampilan menulis. Dewi, Kristiantari, dan
Ganing (2019) mengungkapkan bahwa menulis merupakan kecakapan individu dalam
mengomunikasikan pesan dalam bentuk tulisan. Lebih lanjut, secara spesifik di
sekolah dasar keterampilan menulis dibedakan menjadi dua jenis yakni menulis
permulaan dan keterampilan menulis lanjut. Menulis permulaan ditandai dengan
kegiatan menjiplak, menebalkan, mencontoh, melengkapi, menyalin, dan melengkapi
cerita. Sementara itu, keterampilan menulis lanjut berupa aktivitas
mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk percakapan,
petunjuk, dan cerita.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa minat
siswa terhadap menulis masih rendah. Terlebih pada kemampuan menulis lanjut,
siswa kerap masih merasa bingung untuk menuangkan pemikiran atau pandangan
dalam sebuah tulisan. Beragam faktor menjadi alasan tersebut, seperti pembelajaran
bahasa Indonesia masih dianggap tidak terlalu krusial dibandingkan dengan mata
pelajaran lain dan pembelajaran lebih banyak diarahkan pada teori, tidak pada
pengembangan menulis untuk komunikasi. Sementara itu, pembelajaran setidaknya
menghasilkan luaran berupa siswa yang mampu mencapai tujuan pembelajaran.
Bertolak dari hal tersebut, untuk mencapai luaran tersebut diperlukan
pembelajaran yang mampu membuat siswa lebih aktif, efektif, dan kreatif
sekaligus pembelajaran yang menyenangkan.
Pembelajaran akan menyenangkan dan bermakna
bagi siswa jika dilaksanakan dengan melibatkan seluruh indra dan bagian siswa
untuk berpartisipasi di kelas melalui bimbingan guru. Persiapan komponen
pembelajaran, rancangan atau alur pembelajaran, bahkan alat dan bahan yang
diperlukan oleh guru. Persiapan yang matang selaras dengan alur pembelajaran
yang lancar sehingga siswa dapat memahami dan mencapai tujuan pembelajaran
Bahasa Indonesia, khususnya pada keterampilan menulis lanjut. Adapun
harapan-harapan tersebut dapat dicapai, salah satunya dengan cara
mengimplementasikan model pembelajaran bahasa Indonesia menulis lanjut untuk
menjembatani pemahaman guru dan siswa.
b.
Fokus Kajian Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, fokus
kajian masalah dalam makalah ini yaitu model-model pembelajaran menulis lanjut.
B.
KAJIAN TEORI
a.
Model Pembelajaran Menulis Lanjut
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang
pendidik harus bisa memilih dan menerapkan strategi, model maupun metode
pembelajaran yang tepat guna. Adapun macam-macam model pembelajaran yang bisa
digunakan dalam pembelajaran menulis lanjut:
1.
Teknik Metode RCG (Reka Cerita Gambar)
Pada umumnya metode dan teknik dipakai dalam
pengertian yang sama yaitu cara menyampaikan pelajaran. Sebenarnya pengertian
metode dan teknik pembelajaran tidak sama. Menurut Solchan T.W. metode mengacu
kepada suatu prosedur untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan, yang
meliputi a) pemilihan bahan, b) urutan bahan, c) penyajian bahan, dan d)
pengulangan bahan. Sedangkan teknik mengandung makna upaya guru, usaha guru
atau cara-cara yang digunakan guru untuk mencapai tujuan langsung dalam
pelaksanaan pembelajaran didalam kelas pada saat itu. lebih lanjut dijelaskan;
oleh karena dalam metode mengandung makana penyajian bahan dan teknik
mengandung makan cara-cara yang digunakan guru maka penggunaan kata metode dan
teknik disamakan. Jadi berdasarkan pengertian tersebut diatas metode bersifat
prosedur dalam penyajian bahan pelajaran sedangkan teknik merupakan cara operasional,
langkah-langkah praktis yang ditepuh guru dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran yang telah di tetapkan.
Menurut Henry Guntur Tarigan (1986); ada
beberapa teknik dalam pembelajaran menulis, 1) Menyusun Kalimat, 2)
Memperkenalkan Karangan, 3) Meniru Model,4) Karangan besama, 5) Mengisi, 6)
menyusun kembali, 7) Menyelesaikan cerita, 8) menjawab pertanyaan , 9) meringkas
bacaan, 10) Parafrase, 11) Memerikan, 12) Mengembangkan kata kunci, 13
mengembangkan kalimat topik, 14) Mengembangkan judul, 15) Mengembangkan
pribahasa, 16) Menulis surat, 17) Menyusun dialog, 18) Menyusun Wacana, 19)
Reka Cerita Gambar Yang dimaksud dengan Reka cerita gambar adalah pengembanagan
karangan dengan melihat gambar tunggal atau gambar berseri, ( Solchan T, W,
9.29). dengan teknik ini peserta didik dilatih untuk mengembangkan imajinasi ,
daya khayalnya untuk menuliskan sebuah cerita yang ada hubungannya dengan
gambar yang diamati. Dalam pembelajaran menulis dengan teknik reka cerita
gambar khususnya gambar seri hendaknya guru menyusun gambar satu dengan gambar
lainya ada hubungan logis, sehingga karangan peserta didikpun akantertuntun dengan
gambar tersebut. Sehingga terbentuklah karangan yang runtun dan terpadu
(Mahmud, 2019).
2.
Model Pembelajaran Round Table
Terdapat banyak model pembelajaran inovatif
yang dikembangkan dalam membantu siswa berpikir kreatif dan produktif. Salah
santunya adalah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table. Menurut
Mccafferty (dalam Mukrimah, 2014:108) model pembelajaran kooperatif tipe Round
Table merupakan model pembelajaran yang memiliki suatu pembelajaran dengan
membentuk meja bundar atau duduk yang melingkar. Dalam pelaksanaanya, model
pembelajaran ini mengharuskan masing-masing siswa dalam kelompok untuk ikut
serta menyumbangkan idenya dengan cara bergiliran. Dengan banyaknya ide yang
didapatkan maka masing-masing anggota kelompok dapat membantu mempercepat
penyelesaian tugas. Model pembelajaran kooperatif tipe Round Table ini dapat
diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas serta dapat digunakan
dalam pelatihan menulis siswa sekolah dasar, salah satunya untuk menulis
deskripsi. Model pembelajaran kooperatif tipe Round Table diharapkan menjadi
salah satu cara untuk mengaktifkan peran setiap anggota kelompok di dalam
pembelajaran serta diharapka membantu melatih keterampilan menulis siswa secara
individu sekaligus menghasilkan sebuah karya karangan deskripsi yang utuh bagi
kelompok.
Menurut Nurulhayati (dalam Rusman, 2012:203),
pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang mengedepankan partisipasi tiap
masing-masing siswa dengan cara membentuk suatu kelompok yang di dalamnya
terjadi adanya suatu interaksi yang terjalin antara siswa satu dengan siswa
lainnya atau antara kelompok satu dengan kelompok lainnya sehingga . Salah satu
model pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran
kooperatif tipe Round Table. Menurut Mcccafferty (2006:196) Round Table merupakan
model pembelajaran yang menerapkan pembelajaran dengan menunjuk tiap-tiap siswa
dalam satu kelompok untuk menyumbangkan idenya secara bergiliran dengan
berkelompok membentuk meja bundar atau duduk yang melingkar. Menurut Barkley
(2012:357) model pembelajaran Round Table memiliki beberapa kelebihan antara
lain yaitu membantu siswa memfokuskan gagasan yang disampaikan oleh teman
lainnya, mendapatkan berbagai informasi baru dari gagasan yang diutarakan oleh
teman lainnya, dan meningkatkan kesetaraan partisipasi di dalam kelompok.
C.
SIMPULAN
Pembelajaran
menulis merupakan salah satu keterampilan bahasa yang harus dikuasai oleh
siswa. Pembelajaran menulis terbagi menjadi dua yaitu pembelajaran menulis
permulaan dan pembelajaran menulis lanjut. Menulis permulaan berlangsung pada
kelas rendah yaitu kelas 1 sampai kelas 3, sedangkan pembelajaran menulis
lanjut dilaksanakan pada siswa kelas tinggi yaitu pada kelas 4 dan kelas 6.
Proses pembelajaran di ruang kelas memerlukan sebuah model atau strategi yang
tepat guna mempermudah anak dalam memahami sebuah materi. Pentingnya model
pembelajaran dalam proses pendidikan menjadikan keharusan bagi guru untuk
menguasai berbagai model untuk memberikan kemudahan pada siswa memahami materi.
Dalam pembelajaran menulis lanjut ada berbagai model pembelajaran yang bisa
digunakan diantaranya teknik metode RCG (Reka Cerita Gambar) dan model
pembelajaran round table. Kedua model tersebut bisa digunakan dalam
menulis lanjut.
D.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, L. F., &
Damayanti, M. I. (2018). Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Round Table
Dalam Pembelajaran Menulis Deskripsi Di Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal
Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 6(7). https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-penelitian-pgsd/article/view/23987
Barkley, Elizabeth
E,dkk. (2012). Collaborative Learning Techniques: Teknik-Teknik Pembelajaran
Kooperatif. Bandung: Nusa Media.
Dewi, N.N.K., Kristiantari,
M.G., & Ganing, N.N. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran Picture and
Picture Berbantuan Media Visual terhadap Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia.
Journal of Education Technology, 3(4), 278-285. https://doi.org/10.23887/jet.v3i4.22364
Mahmud, H. (2019). Upaya
Meningkatakan Keterampilan Menulis Dengan Teknik RCG (Reka Cerita Gambar) Pada
Siswa Kelas VI SDN Rengkak Kecamatan Kopang, Kabupaten. Lombok Tengah Tahun
Pelajaran 2017/2018. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan), 1(2).
DOI: http://dx.doi.org/10.36312/jisip.v1i2.178
McCafferty, Steven. (2006).
Cooperative Learning and Second Languange Teaching. New York: Cambrige
University.
Mukrimah, Siti Sifa. (2014).
Lima puluh tiga Metode Belajar dan Pembelajaran Plus Aplikasinya.
Bandung: Indonesian University of Education.
Rusman. (2015). Pembelajaran
Tematik Terpadu: Teori, Praktik dan Penilaian. Jakarta: Raja Grafinde
Persada
Solchan T.W, dkk. (2014). Pendidikan
Bahasa Indonesia di SD. Banten – Indonesia, Universitas Terbuka
Tarigan, dkk. (1986). Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Tarigan, H.G. (2013). Ketrampilan Menulis. CV Angkasa.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar